Hari-hari berlalu dan kebersamaan antara Aqzir dan Fitri semakin erat. Mereka tidak hanya menghabiskan waktu bersama di sekolah, tetapi juga sering keluar bersama di akhir pekan. Setiap momen bersama mereka menjadi pengalaman yang berharga bagi keduanya.
Namun, meskipun perasaan Aqzir terhadap Fitri semakin tumbuh, namun bayangan Alsya masih sering menghantuinya. Terkadang, dia merasa bersalah karena tidak bisa sepenuhnya melupakan masa lalunya dengan Alsya.
Suatu hari, saat sedang bersantai di taman kota, Aqzir dan Fitri bertemu dengan seorang anak kecil yang tampak bingung dan kebingungan di tengah keramaian. Tanpa ragu, mereka berdua mendekatinya dan menawarkan bantuan.
"Apa yang terjadi, Nak?" tanya Fitri dengan lembut.
Anak kecil itu, yang bernama Dani, menjelaskan bahwa dia tersesat dan tidak tahu harus pulang ke mana. Mendengar hal itu, Aqzir dan Fitri langsung menawarkan untuk mengantarnya pulang ke rumahnya.
Selama perjalanan pulang, Dani bercerita tentang kehidupannya dan bagaimana dia sering kesulitan beradaptasi di sekolah barunya. Aqzir dan Fitri mendengarkan dengan penuh perhatian, dan mencoba memberikan semangat dan dukungan padanya.
Ketika tiba di rumah Dani, orangtuanya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Aqzir dan Fitri. Mereka mengundang kedua remaja itu untuk masuk dan menikmati makan malam bersama.
Saat duduk di meja makan, Aqzir dan Fitri merasa hangat dengan kebersamaan keluarga Dani. Mereka berbagi cerita dan tawa, dan merasa senang bisa membantu orang lain.
Setelah makan malam selesai, Aqzir dan Fitri mengucapkan terima kasih kepada keluarga Dani dan pamit untuk pulang. Namun, sebelum mereka pergi, Dani berlari mendekati mereka dan memberikan sebuah lukisan kecil sebagai tanda terima kasih.
"Dani, ini sangat indah! Terima kasih banyak," kata Fitri sambil tersenyum.
Aqzir dan Fitri tersenyum bahagia melihat senyum cerah Dani. Mereka merasa senang telah bisa membuat perbedaan dalam hidup seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hiperbolic Boy
Teen FictionCerita kehidupan seorang lelaki biasa yang dianggap memiliki jati diri yang berlebihan jika dilihat dari sudut pandang lelaki lainnya.