"A... arigatou Boruto-kun" ucap Sumire sedikit gugup, gadis itu menatap tangannya yang dibalut perban."Hn. Kau harus lebih berhati-hati lagi Inchou," Boruto menutup kotak p3k yang baru saja dia pakai. Gadis bersurai ungu itu hanya mengangguk sebagai jawaban.
Sumire tadi sedikit mengalami cedera saat meneliti sebuah alat sains ninja yang tak terkendali, jadi dia mengobatinya. Secara, dia juga memang ikut bertugas melindungi alat-alat sains ninja hebat yang baru dikembangkan. Akhir-akhir ini memang banyak sekali penyusup maupun pencuri yang ingin mengambil barang-barang itu.
'Sudah larut malam, Sarada pasti menungguku dari tadi'
"Aku pulang duluan Inchou," pamit Boruto.
"Tolong sampaikan salamku juga untuk Istrimu." ujar Sumire, bibirnya melengkung tipis.
Laki-laki bermata shappire itu menoleh, "Ya."
Sepeninggal Boruto, Sumire menyentuh dadanya yang berdebar tak karuan. Sebenarnya dia masih menyimpan rasa cintanya pada Boruto.
"Maafkan aku Sarada-chan."
×××
"Tada---"
Boruto baru saja membuka pintu rumah, dan dia langsung dihadiahi Sarada yang menatapnya sangat datar.
"Katanya pulang jam 21:30 tapi kenapa baru pulang larut begini?" tuntut Sarada meminta penjelasan, wajahnya masih tanpa ekspresi.
"Maaf, tadi itu tiba-tiba ada tugas tambahan."
"Seperti berduaan dengan Sumire begitu?" Sontak Boruto mengernyitkan alisnya.
Lalu 3 detik kemudian Boruto mengerti.
"Kau datang ke lab?" Boruto bertanya.
"Pikir saja sendiri." Surai raven itu kemudian berjalan menuju sofa ruang tamu.
Sejujurnya dia sangat kesal sekarang, tapi dia berusaha menahannya untuk sementara waktu. Dia masih peduli, suaminya itu baru saja pulang dari misi. Tentu saja pasti merasa lelah.
Yah, tadi memang dia datang ke lab untuk memastikan keadaan Boruto. Tapi, apa yang dilihatnya? Laki-laki itu malah berduaan dan memegang tangan Sumire. Bahkan membuat pipi gadis violet itu juga merona.
Mata onyx Sarada berkaca-kaca.
"Hei Sarada," panggil Boruto.
"Kenapa? Kalau kau lapar pergi saja ke meja makan, aku sudah menyiapkannya."
"Bukan itu. Aku ingin berbicara denganmu dulu." ucap Boruto yang sudah berada dibelakang Sarada.
"Bicara saja."
"Tidak dengan seperti ini, tatap mataku." Boruto memegang pundak Sarada. Menyuruh Istrinya itu untuk berbalik.
Sarada langsung menurut, dia menatap tepat di kedua mata biru cerah Boruto.
Boruto melakukan hal yang sama, dia menatap tepat di kedua mata hitam sekelam malam Sarada.
"Kau salah paham sayang. Yang kau lihat memang benar, tapi bukan berarti aku berduaan dengan Sumire." Boruto mengelus pelan pipi mulus Istrinya sambil menatapnya lembut.
"Aku memegang tangannya juga, itu karena aku sedang mengobatinya. Tangannya terluka sewaktu bertugas, sebagai teman aku tidak akan membiarkannya begitu saja kan?" jelas Boruto panjang lebar.
Sarada terdiam, rupanya dia memang salah paham.
Tapi, otaknya kembali berputar dimana saat Sumire menatap cinta kearah suaminya dan melakukan kontak fisik. Seperti tadi.
Sarada menepis pikirannya jauh-jauh, dia tidak boleh berpikir negatif tentang sahabatnya sendiri. Gara-gara sikap cemburunya, dia jadi berpikir yang tidak-tidak pada Sumire.
'Huh, Sumire maafkan aku.'
"Sarada, apa yang sedang kau pikirkan?"
"Tidak, maksudku.. kau tidak berbohong kan?" Sarada menatapnya curiga. Boruto yang menatapnya jadi gemas sendiri.
"Aku bohong buat apa?" tanya Boruto menatap intens Sarada.
"Ya, bisa juga kan alasan." jawab Sarada yang terlihat ogah ogahan. Boruto tersenyum kecil lalu menangkup kedua pipinya.
"Ya ampun, aku ini sudah punya Istri. Untuk apa dekat sama perempuan lain coba?" ujar Boruto sambil mencubit gemas pipi tembem Sarada, Istrinya.
Si empu memicingkan matanya, berusaha mencari kebohongan di mata Boruto. Sontak membuat tawa Boruto lepas.
"Tuh kan! Kau bohong, buktinya kau ketawa!" ujar Sarada yang semakin kesal.
"Memangnya orang kala tertawa itu pertanda bohong apa? Tau dari mana?"
Tawa masih terpatri di wajah tampan nan rupawan Boruto.
"Ya dari.. dari.. terserah. Intinya kau bohong! Lagipula ada banyak gadis-gadis cantik diluar sana yang menyukaimu." lirih Sarada, raut wajahnya menyendu. Iya, dia cemburu, sangat.
"Kau percaya padaku kan?," tanyanya lembut. Dia memahami Sarada, karena kalau dia sudah cemburu, rungsing urusannya.
Kepala wanita bersurai raven itu mengangguk, "Iya."
"Nah, itu berarti kau tidak ragu juga pada perasaanku. Aku ini suamimu dan aku sudah memilihmu sebagai Istriku, Uzumaki Sarada yang akan selamanya menjadi pendamping Boruto Uzumaki." ucap Boruto manis sambil memegang puncuk kepala Sarada, kemudian mengusapnya pelan.
Wajah Sarada merona hebat, ya Ampun dari mana dia belajar kata-kata manis? Biasanya juga selalu mengajaknya ribut.
Senyum Sarada mengembang, sedetik kemudian dia menghambur kedalam pelukan Boruto.
"Aku minta maaf untuk yang tadi," gumam Sarada.
"Tanpa kau minta maaf, aku sudah memaafkanmu dari tadi." balas Boruto tersenyum tulus.
Sarada mendongak untuk menatap wajah tampan suaminya, masih dengan memeluk Boruto. "Terima kasih"
Sarada tersenyum lebar hingga membuat kedua matanya menyipit berbentuk bulan sabit.
"Sama-sama"
Boruto tahu dan paham, maksud kecemburuan Sarada itu karena cintanya pada dirinya.
Seperti kata pepatah, 'Cemburu itu tanda cinta.'
×××
𝒀𝒂𝒑!
𝑯𝒊 𝒈𝒖𝒚𝒔!
𝑴𝒂𝒂𝒇 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒚𝒑𝒐.𝑨𝒏𝒅 𝑻𝒉𝒂𝒏𝒌 𝒖 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒊𝒓. 𝑺𝒆𝒌𝒊𝒂𝒏,
𝑺𝒆𝒏𝒚𝒖𝒎 𝒀𝒖𝒎𝒏𝒂𝒂 ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
BoruSara Week 2024
FanfictionMenyajikan beberapa One shot Boruto dan Sarada. Disclaimer Masashi Kishimoto Sensei.