Sarada meringis sakit tatkala tubuhnya menabrak dinding. Boruto dengan cekatan langsung mengunci pergerakan gadis itu.
Jarak wajah mereka sangat dekat, Sarada bahkan bisa merasakan deru nafas hangat lelaki dihadapannya ini. Bulu kuduknya meremang disertai rona tipis di pipi.
"Masih mau melawan lagi?" bisik Boruto, tatapan lelaki itu menajam.
"Aku tak melawan, aku hanya membela diri" ujar Sarada, nada suaranya pelan tapi terdengar kesal, kedua matanya menatap biru shafir Boruto.
"Aku sudah mengatakan padamu, duduk diam di rumah untuk sementara waktu, tapi, kenapa kau keras kepala sekali?" Boruto semakin mempersempit jarak di antara mereka hingga hidung keduanya bersentuhan.
"Aku bosan dirumah," ucap Sarada sambil memalingkan wajahnya kesamping, dia tak sanggup menatap wajah tampan Boruto sedekat ini.
"Memangnya kau ingin diculik lagi?"
"Tentu saja tidak! Aku bisa menjaga diriku sendiri, tak perlu khawatir!"
Tangan kanan Boruto memegang dagu Sarada, menyuruh gadis itu untuk menatapnya.
"Sebagai suami, aku bertanggung jawab penuh atasmu dan kau tidak boleh membantah perkataanku!" Tuntut Boruto, Sarada jadi sedikit tertegun mendengarnya, tapi sedetik kemudian dia terkekeh kecil.
"Suami? Itu hanya status Boruto! Kita ini tak lebih dari sekedar seorang teman yang tinggal satu rumah dan bertetanggaan kamar," peringat Sarada tersenyum hambar.
"Lagipun selama ini kita tak terlihat seperti hubungan suami istri."
"Baiklah, aku akan memperlihatkanmu tentang bagaimana hubungan suami istri itu" ucap Boruto tepat di depan bibir Sarada. Dia menyeringai.
Wajah Sarada memerah, dia kemudian mendorong Boruto kuat.
"Jangan macam-macam!"
"Macam-macam bagaimana?"
"Ya ... seperti itu" jawabnya kikuk. Lelaki itu bersedekap dada.
"Memangnya apa yang akan aku lakukan 𝑑𝑎𝑟𝑙𝑖𝑛𝑔?" Boruto tersenyum menyebalkan.
Sarada terdiam dongkol, Boruto benar-benar menjebaknya dengan pertanyaan konyol.
"Pikirkan saja sendiri" Sarada kemudian melenggang pergi menuju kamarnya.
***
Setelah membersihkan badan, Sarada memutuskan untuk melanjutkan bacaan novelnya sambil menyesap teh hangat favoritnya. Malam ini hujan turun deras.
Suara ketukan pintu memecah keheningan kamar Sarada. Gadis itu berdecak sebal.
"Aku tak menerima tamu" Sarada sedikit berteriak.
"Aku bukan tamu. Aku adalah tuan rumah, cepat buka!" Titah Boruto lugas.
Sarada memutar kedua bola matanya malas. Beranjak membuka pintu.
"Ada apa?" tanyanya setelah membuka pintu. Boruto tak menjawab, dia lebih memilih menerobos masuk ke dalam kamar Sarada.
"Kenapa kau masuk? Aku belum mengizinkanmu."
"Untuk apa minta izin? Ini rumahku." Lelaki itu menubrukkan tubuhnya di atas ranjang Sarada.
"Tapi ini kamarku" selanya merengut.
"Tapi, kau istriku. Aku bebas masuk."
Sarada terdiam sejenak.
"Hahahaha terserah. Lagipula kenapa kau tidak dikamarmu saja?" Sarada duduk di atas sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BoruSara Week 2024
FanfictionMenyajikan beberapa One shot Boruto dan Sarada. Disclaimer Masashi Kishimoto Sensei.