Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Boruto, boleh temani aku sebentar ke supermarket?" Sarada tersenyum, dia ikut duduk di samping Boruto, suaminya.
Pria bersurai kuning itu menaruh gulungan-gulungan ninja yang dia pegang ke atas meja.
"Biar aku saja yang pergi, kau mau pesan apa?"
Sekarang sudah malam dan hujan juga sedang turun. Boruto tak mau Saradanya sakit lagi.
"Emm, aku ingin makan es krim lima," ujar Sarada dengan cengiran lebarnya.
"Tapi itu tidak baik dengan cuaca dingin seperti ini, Sayang." Boruto menatap Sarada khawatir.
"Ayolah! Tiga es krim saja kalau begitu," rengek Sarada, dia mengalungkan tangannya di lengan Boruto.
"Tidak."
"Dua es krim?"
Boruto menangkup kedua pipi mulus Sarada sambil membelainya pelan. "Tidak juga untuk saat ini. Sayang, kau sedang mengandung dan empat hari yang lalu kau baru saja keluar dari rumah sakit."
Sarada menatap tepat di kedua mata Boruto, jelas raut khawatir terpampang di sana.
"Baiklah, aku minta maaf," ucap Sarada lirih. Dia mungkin sedikit egois hingga hampir membuat suaminya itu khawatir 24 jam.
"Tak apa, sebagai gantinya aku akan memasakkan yang spesial untukmu," ujarnya. Sarada bersorak senang membuat senyuman tipis Boruto terbit.
♡♡♡
Boruto masih sibuk berkutat dengan bahan-bahan dapur, ditemani bumil kesayangannya yang sedang duduk manis di kursi meja makan bersama satu bunshinnya yang duduk tepat di hadapan Sarada.
Bunshin Boruto menopang kedua pipinya, menatap sang nona Uzumaki dalam sambil tersenyum manis. Lama dia menatap Sarada, sampai wanita bermata onyx itu jadi salah tingkah dibuatnya.
"Hei! Kenapa menatapku terus?!" tegur Sarada bertanya kesal, rona merah di pipi menghiasi wajah cantiknya.