Sungguh, Alea sangat menyesal mengikuti permintaan Jiya yang kini tengah berdiri dengan senyuman bodoh yang sangat memalukan. Bagaimana tidak? Di depannya kini sudah terdapat 4 orang manusia jantan yang sudah menatap aneh kepada mereka berdua.
"Kenapa dek?" Pria berwajah kebule-bulean itu kini tersenyum ramah sembari menatap bergantian kedua wanita yang menurutnya sedikit tidak jelas ini.
"Itu kak, hehe. Numpang disini boleh gak? Gaada kursi kosong soalnya, saya takut mati kak. Apalagi mati kelaparan, masa saya matinya kurus kerempeng? Kan gak keren kak."
"Anak setan, anak setan, anak setan. Bukan temen gue sumpah!" Alea kini ikut tersenyum kikuk dengan wajah yang sudah memerah menahan malu sekaligus menahan sumpah serapah yang sudah siap meluncur untuk Jiya.
Mata Alea tidak sengaja bertubrukan lagi, dengan pria yang sama pada kejadian tadi pagi yang menurutnya cukup aneh. Manik cokelat sang pria kini menjatuhkan Alea ke dalam ruang gelap penuh tanya. Bingung. Itu yang Alea rasakan. Suara Jiya membuyarkan lamunan Alea yang kini memalingkan wajahnya dari mata jernih yang terus menusuk manik dan batinnya sendiri.
"Alea kenapa bengong? Ayo duduk! Kakaknya baik, kita gak jadi mati kelaparan." Kita? Kita katanya? Yang tadi ngebet makan siapa yah?
Alea hanya bisa pasrah. Mau bagaimana lagi? Sang sumber masalah sudah duduk manis dengan wajah sumringahnya. Alea tersenyum canggung kemudian berjalan agak menunduk ke arah kursi kosong samping Jiya- depan Aldan. Canggung. Kata itu cukup mendeskripsikan perasaan Alea sekarang. Ia bukan tipe orang yang gampang bergaul, takut dibilang sok dekat. Lain dengan Jiya yang kini sudah melontarkan candaan dengan pria ber-nametag Aryesh Januarta P.
"Dek, mukanya jangan kaya liat setan gitu dong. Kita nih anak baek, jadi santai aja." Alea yang sedari tadi hanya melirik sesekali jika mendengar Jiya memukul meja ketika tertawa, kini atensi nya penuh menatap William yang juga sedang menatapnya.
"Iya nih, kamu emang gamau menatap ketampanan kakak kelas mu ini?" Ayesh dengan bangga melonggarkan dasinya dengan gaya sok coolnya. "Halah! Sok lu kepala sapi." Sumpit yang sedari tadi berada di tangan William kini mendarat di kepala Ayes yang masih berlapis rambut dan tengkorak.
"Dia emang gitu kak, malu-malu tapi malu-maluin." Seru Jiya sambil memasukkan kembali gorengan yang tinggal setengah. Alea hanya mendengus sembari mengambil handphone yang tadi berada di sakunya. Membuka aplikasi Instagram dan membaca quotes-quotes harian dari akun yang ia follow.
Mata Ayes yang tadi menelisik Jiya dan Alea berhenti pada handphone yang digenggam Alea.
"Asik, bisa pansos nie HWAHAHAHA." Ia berdehem sejenak guna mengalihkan atensi Alea, dan yap! Alea kini mengangkat sebelah alisnya melihat Ayes yang menatapnya sembari tersenyum bodoh.
"Follow IG gue dong, kapan lagi lo bisa di follback sama cowo ganteng spek Bright gini?" Alea menatap jengah pada Ayes, tadinya dia akan menghormati kakak kelasnya dan bersikap sopan. Tapi kayaknya gak lagi-lagi deh, trauma sama yang ini.
"Yaudah, username nya ap-" Tuhkan, modelan gini gak perlu dihormati. Handphone yang tadi di genggaman Alea kini sudah berpindah paksa pada genggaman Ayes.
"Gue aja yang cari hehe. Sekalian mau bikin sg biar followers lo tau kalo ada orang seganteng ini di bumi." Alea yang notabennya malas menanggapi, kini pasrah saat Ayes sudah membenarkan tatanan rambutnya.
"Terserah, gue mau ke toilet." Alea beranjak dari kursi yang sedari tadi ia duduki. Jiya menawarkan untuk menemani, tapi Alea menolak.
Entah apa yang merasuki tubuh Aldan. Beberapa menit saat Alea beranjak, ia juga bergerak meninggalkan teman-temannya yang sibuk membuat instastory yang sudah beberapa kali take. Ia berjalan membuntuti Alea. Dari menatap punggung Alea, ia bisa merasakan hal itu lagi. Ia berhenti di depan toilet wanita, melihat Alea yang kini tengah membasuh tangan di westafel dengan posisi membelakanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑮𝒆𝒓𝒉𝒂𝒏𝒂 𝑩𝒖𝒍𝒂𝒏
Romance‼️JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA‼️ ----------- "Aku menyukai Gerhana." Tentang si gadis yang menyukai gerhana, Tentang gerhana yang menyukai bulan, Tentang bulan yang selalu menjadi sahabat malam. Namun rupanya sang gadis lupa, bahwa bulan tidak se...