Bab 1

529 43 0
                                    

    "Shoto aaaaa.." Zelfilla membuka mulutnya, memberi isyarat jelas dari gerak tubuh pada Shoto bahwa Zelfilla akan menyuapi lelaki tampan di sampingnya tersebut.

    Shoto membuka mulut tanpa protes dan menggigit sebagian besar roti isi yang sering Zelfilla bagi dan bawakan khusus untuk Shoto.

    "Like it?" Zelfilla lekas bertanya dan tak lupa menyodorkan air minum kemasan pada Shoto.

    Shoto bergumam puas dengan ssnyum tersungging dan mata terpejam sejenak sebagai respon atas pertanyaan dari gadis di sampingnya.

    Uhh tampan, pikir Zelfilla dengan pipinya yang memiliki rona merah muda lembut pada kedua pipinya.

    "Like usual, i do like it." Shoto melingkarkan lengannya di sekitar pinggang kekasihnya yang tengah melahap roti isi bekas gigitan Shoto tadi, dan habis dalam sekejap.

    "Illaaaaa! Pagi!" Sapa Amu dari depan gerbang sekolah dengan melambai salah satu lengan di udara dengan ceria, seperti biasa.

    "Amwuuu, pagiiii!" Sambut hangat Zelfilla tak kalah hangat dengan senyum sumringah, keduanya kemudian saling bertautan tangan dan berputar tak jelas hingga pusing karena kesenangan. Dan entah kapan, namun Upi selanjutnya bergabung dan ikut berputar tak jelas hingga ketiganya pusing bersama.

    "Pagi bro, mereka kenapa?" Tanya Kiki pada Shoto, mewakili Toro yang menatap heran akan tingkah tak tau malu teman-teman gadis mereka.

    "Rada sengklek, kecuali Illa."

    "Bucin terus, tunangan dibelain masa temen kagak?!" Upi yang selesai berputar tak jelas tadi sigap merespon meski jalannya gontai macam orang mabuk dan menabrak seekor soang hingga jatuh.

    "Ngomong ama gue kalo misalkan udah bisa ngomong sama jalan yang bener." Shoto menoyor dahi Upi dan mengjampiri gadisnya sebelum merangkul bahu gadisnya yang berada di dekat Amu yang tepar karena mumet.

   "Pusing kan?" Shoto menanyakan hal yang telah jelas jawabannya, sedangkan Zelfilla hanya mengerutkan kening, lalu menyengir, sebelum mengangguk.

   "Hu'um pusing," Zelfilla mengaku, ia menyenderkan kepalanya pada bahu Sho dan melihat tingkah teman-temannya yang absurd dari tempatnya berdiri dan Sho saat ini.

    "Mereka aneh tapi aku sayang." Zelfilla bermonolog pelan, sedangkan Sho menuntun gadisnya untuk duduk di bangku taman, dan hanya tersenyum mendengar monolog dari gadisnya.

     "Jangan muter-muter lagi kayak tadi, pusing, nanti malah mual." Tegur Toro yang entah tiba-tiba datang darimana mengejutkan kedua pasangan yang tengah santai dan bermesra tadi.

     Zelfilla menoleh, ia mendapati Toro disana dan Zelfilla mulai menyengir dan menunjukkan deretan giginya.

    "Iya Toro, Toro nanti aku nyelip bentar di ekskul mu ya? Mau bikin makan siang buat Sho."

     Sho yang mendengar perkataan demikian dari kekasihnya membuat Sho menaikkan senyumnya, merasakan kebahagiaan tersendiri memiliki kekasih yang perhatian.

    Toro mengangguk kalem, membiarkan Zelfilla meminjam dapur ekskul nanti, sementara Toro juga ikut menonton Amu, Kiki dan Upi yang masih belum selesai dengan tingkah ajaib mereka.

Omake:

    "Hati-hati, jangan luka nanti pas masak." Sho memperingati.

    "Iya sayangg, sayang Sho banyak-banyak!" Balas Zelfilla dengan jawaban yang manis.

    Begini amat nasib, punya sahabat bucin akut, tapi serasi sih.

Bersambung..

  

    

Tunangan (Shoto x OC) Wee!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang