Bab 7

159 27 13
                                    

    "Tch." Decih Sho tak senang karena mesti diawasi ketat oleh anggota OSIS untuk menjalani hukuman membersihkan WC.

    Apalagi mendengar bahwa tadi Illa pingsan membuat suasana hati Sho benar-benar buruk dibuatnya, sikat toilet saja nampak akan patah dibuatnya karena Sho mencengkram terlalu kuat gagang sikat.

    "Oy bro kalem." Senggol Kiki dengan nada membujuk dan berbisik.

    "Bentar lagi selesai, tahan." Lanjut Kiki sambil berbisik.

    "Bacotlah." Geram Sho dan membuat Mahesa tertarik untuk masuk kedalam percakapan.

    "Oi oi oi, ada apa gerangan?" Tanya Mahesa dengan senyum miring tersungging, dan menurunkan kacamatanya bersamaan kedua alisnya yang naik dengan heran.

    Sho melirik Mahesa, "gue udah selesai bersihin WC, gue cabut." Sho akan mengambil ancang-ancang berlari namun dihentikan oleh Mahesa.

    "Tidak sopan berlalu begitu saja dari hadapan kakak kelasmu Sho." Tegur Kiki sok bijaksana yang disetujui Mahesa, keduanya bertos ria karena pendapat yang sama.

    "Mau jenguk Illa." Jawab Sho dengan tak sabaran, sungguh, bisa-bisa sekarang dia akan mengamuk jika tak dibiarkan lewat untuk menemui pujaan hati.

    "Ohohohoho! Dek Illa toh! Tadi dia pingsan pantes kamu muram begini! Kemuramanmu lebih baik daripada fase depresimu, lanjutkan!" Mahesa berseru dengan bangga, meski rasanya tak perlu ada yang dibanggakan.

    Sho tak menghiraukan dan akan pergi namun ditahan oleh Kiki kembali, dan Sho berbalik lalu menatap Kiki dengan pelototan karena ditahan terus menerus untuk pergi. Dan Kiki menyengir melihat Sho yang melotot marah padanya.

   "Setidaknya cuci tangan dulu bro, baru bersihin WC kok jenguk orang sakit." Kiki menjelaskan dirinya dan Sho nampak tak puas namun menurut.

   "Tumben."

   "Tumben?" Tanya Kiki.

   "Tumben pinter." Jawab Sho dengan acuh tak acuh dan menghidupkan keran WC untuk mencuci tangan.

   "Kau kan bucin, ya iyalah gue jadi lehih rasional dari lo brow~" Sombong Kiki dengan senyum tampan sembari mengangkat bahu.

   "Kau bucin tapi cinta satu sisi, apa gunanya?" Congkak Sho dengan senyum miring.

   Sedangkan Kiki merasa tertohok oleh fakta, "my kokoro cannot take it brow, do not state a fact like that front of my face." Kiki dengam lebay meremas seragamnya dengan wajah tersakiti.

   "Lebay."

   "Lo mau gue pukul gak bro?" Tanya Kiki.

   "Lebih penting Illa sekarang." Ucap Sho tak tertarik.

   Basa-basi keduanya berakhir dan Sho kini menaiki seekor buaya dan Kiki ikut naik numpang dan keduanya melaju ke ruang UKS dengan seekor buaya sebagai tranportasi.

   Dan saat sampai di ruang UKS, Sho salto dari buaya yang masih melaju dan mendarat dengan aman di depan ruang UKS.

   Dan sedangkan Kiki masih mengendarai buaya yang melaju, atau tepatnya tak bisa turun. Dan Sho terlalu acuh untuk membantu Kiki turun dari buaya, biarkan Kiki jadi koboi liar.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

   Zelfilla yang tengah berbaring di kasur UKS seraya menonton Upi dan Amu yang diomeli oleh Toro. Sebabnya karena Toro baru sadar Upi dan Umi mengambil brownis milik Kak Lin tanpa izin untuk dimakan, dan Zelfilla terkekeh dibuatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tunangan (Shoto x OC) Wee!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang