Bab 2

326 31 0
                                    

    "Amu udah ngerjain pr belom?" Tanya Upi dengan santainya bertanya.

    "Ha? Emang ada pr? PR APAAN?" Ribut Amu dan Upi pasal pekerjaan rumah yang berujung pada keputusan mereka untuk mencontek tugas teman mereka, Sho. Walau tak akan diberikan.

    Secara tak sadar Upi menyenggol Amu, dan roti yang Amu pegang jatuh kebawah dan mengenai kepala dari Kiki yang berada dibawah.

    Kiki yang terkena roti isi tersebut diam di tempat sebelum berbalik dengan senyum mengembang nakal dan Kiki mulai melihat ke atas.

    Terjadi kejar-kejaran setelahnya antara Amu dan Kiki.

    "Ihh sayang banget makanannya." Zelfilla yang baru saja ikut bergabung menyayangkan roti yang jatuh ke atas kepala Kiki tadi.

    "Iya, sayang banget." Sho ikut menimpali, namun pandangan matanya tak mengarah kebawah seperti yang Zelfilla lakukan. Namun pandangannya mengarah pada gadis di sampingnya.

    Zelfilla yang menyadari bahwa perkataan Sho tadi gombal sontak gelagapan dan merasa malu, Zelfilla memukul pelan lengan Sho yang dibalas tawa kecil oleh Sho.

    "Ihh, jangan gombal, Illa malu."

    "Gemes, merah aja terus pipinya, pukul lenganku pake tangan mungilmu sampe puas juga boleh. Gemes soalnya masa depan aku."

     Kalo begini kan Zelfilla menjadi terlalu malu, gombalan Sho receh tapi nyangkut banget di hati. Pipinya kan jadi semakin merah karena malu.

    "Shoto ah!" Ambek Zelfilla yang dibalas dengan tawa halus yang keluar dari Sho.

    Dimana lagi Sho bisa bertindak begini kalo bukan di depan tunangannya ini.

    Cekrek

    Cekrek

    "Mayan dijual, momen langka nih bos." Upi bermonolog dengan memotret setiap sisi dari Sho karena senyum dan tawa tadi sangat jarang nampak.

    Upi kan bisa jadi manen duit kalau misalkan foto Sho lagi senyum dijual, lupakan tugas, mari jadi orkay yang sering dihalukan sebentar.

    Grep

    Suiii

    Tuplak

     "Oi!" Kena kepala orang masih bisa ditangkep ternyata hpnya.

    Zelfilla menganga, sedangkan Upi melotot karena ponselnya tanpa perasaan dibuang kebawah.

    Pelakunya Sho tentunya.

    "Kalo rusak gimana hah? MAU TANGGUNG JAWAB LU? HA?" Upi yang akan mencecar Sho segera diam dengan senyum terlebar yang pernah ada saat duit ditaplokkan ke wajahnya.

    "Beli baru lagi." Ucap Sho sebelum dirinya dicecar oleh Upi.

    Upi yang tadinya melotot sontak tersenyum macam wanita mesum dan lubang hidungnya melebar karena wangi duit puluhan juta di tangannya.

    "Ndak maling kan lo nih duit?" Selidik Upi masih menghitungi duit-duit tersebut.

    "Mana ada, duit Toro itu." Tanggap Sho cepat dengan tatapan malas, lengannya bertengger pada bahu gadisnya dan Zelfilla tetap melongo dengan kejadian tadi.

    "Sho ndak boleh gitu, kok main lempar hp orang? Apalagi kan Upi temen kita." Tegur Zelfilla yang langsung dimanfaatkan Upi.

    "Nah bener tuh apa kata Illa, main lempar segala hp aing." Omel Upi yang sebenarnya kesemsem dapet duit lebih dari harga hpnya sendiri.

    "Diem lu." Sho mendengus dan menatap Upi geram, "udah dikasih duit ganti rugi juga."

    "Hiii serem." Upi segera bersembunyi dibelakang Zelfilla, sambil ngitungin duit lagi.

    "Ya gak apa sayang, kan udah dikasih ganti duit ganti rugi juga." Sho menjawab enteng, lalu menarik tunangannya kedalam pelukannya.

   "Mending dengerin detak jantungku aja, sakit banget dadaku tiap hari kamu buat berdenyut dari seharusnya."

    "Sho gombal lagi." Zelfilla menatap Sho dengan bibir mencebik dan dengan gemas Sho menautkan telapak tangan mereka bersama, dan meremas pelan telapak tangan gadisnya untuk menyalurkan rasa gemasnya.

    "Iya, aku gombal lagi, tapi kan sayangku seneng banget digombalin."

    Zelfilla tersenyum mendengarnya, ia mengulum senyumnya sedikit sebelum memeluk Sho. Salting, Zelfilla suka dibeginikan oleh Sho.

    "Iya, sayangmu ini memang suka digombalin, dadaku sampe sakit kaya begini rasanya kamu tiap hari aku diginiin."

Bersambung..

   

   

Tunangan (Shoto x OC) Wee!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang