بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
•
•
•"Terkadang Allah menunda sesuatu yang indah untuk menjadikannya lebih indah lagi."
-Renjana Vishaka-
---
Jangan hitung berapa orang menyakitimu, tapi hitunglah berapa kali kau menyakiti Allah dan Allah tidak meninggalkanmu.
Kalau kamu serius ke Allah, Allah bakal seriusin kamu.
Sebaik-baiknya istirahat adalah beribadah kepada Allah.
•••
Renja dan Anya yang sedang duduk di kantin tempat mereka kuliah. Di saat itulah mereka berbincang mengenai hal yang membuat mereka berdua cukup kaget dan terheran.
Anya diberitahu oleh Eline bahwa minggu lalu sewaktu Jovan pergi ke psikolog, Eline diberitahu pada temannya dan mengatakan bahwa Jovan pergi untuk menceritakan masalahnya selama ini karena cinta yang tidak direstui oleh orang tua. Kabar ini Eline diberitahu oleh seorang psikolog yang juga bekerja di rumah sakit itu, namun Eline tidak begitu mengenal dengan psikolog itu.
Kemudian Anya bertanya sekali lagi kepada Renja mengenai hal ini, ternyata Renja sama sekali tidak tau bahwa salah satu diantara teman Yara itu juga mendapatkan kejadian yang sama dengannya.
Renja sedikit merasa tidak percaya dan tidak enak akan keputusan yang diambil oleh Jovan. Renja memang bukan siapa-siapa Vinia, namun ia sedikit merasa empati bahwa bagaimana rasanya jika ditinggalkan oleh orang yang ia sayangi. Keadaan mereka sekarang bukan berarti salah satu diantara mereka berakhir dan hubungan pertemanan mereka juga ikut berakhir.
Anya mengatakan kepada Renja untuk tidak usah terlalu memikirkan akan hal ini, disisi lain Anya mencoba untuk menasehatnya agar tidak terlalu sibuk mengurusi hidup orang.
Disepanjang pelajaran kuliah tugas dari dosen yang Renja kerjakan, meskipun ia tidak satu kelas dengan Anya. Karena masing-masing mempunyai kemampuan masing-masing dalam hal apapun itu. Mereka berdua memang satu universitas namun tidak satu jurusan. Renja mengambil jurusan hukum dan Anya mengambil jurusan desain.
Renja sedikit kurang fokus atas ucapan yang Anya ucapkan tadi. "Duh, kok jadi kepikiran yaa?" batinnya.
Akhirnya setelah tugas mereka berdua semua telah usai. Renja dan Anya memutuskan untuk pulang bersama dengan naik drive dan ditengah perjalanan mereka melihat sesuatu yang dianggap ini hanyalah sebuah pandangan mereka saja dan mereka masih berpikir apakah hal ini benar-benar nyata atau hanya sebuah ilusi semata.
Renja yang diberitahu namun terlambat untuk melihatnya, karena sopir yang mengendarai drive itu cukup kencang. Renja masih bertanya-tanya ada apa dibalik Anya yang terlihat terkejut tadi.
Akhirnya Anya memberi tau kepada Renja, dia heran mengapa temannya dulu yang pernah mengajak ke cafe. "Loh? mereka ngapain di masjid ya?"
Sesampainya di rumah, Anya masih saja tidak menyangka hal itu bisa terjadi. Ia memutuskan untuk memberitahu Renja dan mengajaknya pergi kerumah Eline untuk melanjutkan obrolan dari sepulang kuliah tadi.
Sewaktu mereka mengunjungi rumah Eline dan ternyata kebetulan Biru juga ada disana. Anya akhirnya ingin membicarakan mengenai kejadian kemarin pada waktu Renja dan Anya perjalanan pulang ke rumah.
Meskipun Eline sudah di beritahu oleh Anya kemarin, Eline masih belum mengerti maksud hal itu.
Anya mencoba memperjelas dan menunjukkan photonya sekali lagi dengan menerangkan layar handphonenya. "Buset, terang amat," ujar Renja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Illahi [On Going]
Espiritual"Takdir Allah selalu yang terbaik untuk hamba-Nya." Dimana sebuah takdir membawa mereka dengan melewati segala runyamnya kehidupan. Awalnya ia tak percaya akan kejadian yang mustahil sekali untuk terjadi di mata manusia. Namun, berkat usaha dan kerj...