2

154 28 1
                                    

Noeul tak tahu pasti bagaimana semua ini bisa terjadi dalam hidupnya. Bahkan semuanya terjadi begitu tiba-tiba dan dalam waktu satu hari.

Untuk mengambil nafas panjang pun seperti tak ada kesempatan bagi omega cantik itu lakukan.

" Dad, bagaimana bisa daddy membohongiku?" teriak Noeul tak menyangka dirinya sudah jatuh ke dalam perangkap ayahnya sendiri

Ternyata panggilan sang ayah merupakan akal-akalan agar Noeul kembali pulang ke tanah air.

" Kau yang sudah membohongi daddy!" Mew menatap tajam putranya

" A-apa maksud daddy?" tanya Noeul gugup, mungkinkah daddynya sudah tahu semua kebohongannya selama ini

" Kau sudah lulus setahun yang lalu, kenapa kau masih terus disana dan tak segera kembali pulang?!" Noeul menegang, benar saja. Sang ayah sudah tahu semuanya, habislah kini

" A-aku.. Aku mencoba mencari kerja disana dulu dad," Noeul merasa dirinya patut untuk diberi penghargaan karena telah berhasil berakting dengan sangat bagus dan lancar

" Sekarang, hanya satu yang akan kau lakukan. Setelahnya terserahmu lagi, Daddy tak akan mengusikmu." ucap Mew dan Noeul nampak berbinar

Ohm melihat wajah adiknya kembali berbinar, mungkin adiknya itu membayangkan sesuatu yang sepertinya akan melenceng jauh dari bayangannya.

Tak ada yang bisa dia lakukan juga, semua usaha sudah Ohm lakukan untuk membantu perusahaan sang ayah. Tetapi seolah kesialan itu terus saja mengikuti keluarganya, hingga belum selesai satu masalah. Sudah bertambah masalah lainnya.

Dan sekarang hanya Noeul harapan mereka satu-satunya.

" Daddy.. Daddy tak bisa melakukan hal ini padaku." teriak Noeul dengan dua pria berbadan besar memegang masing-masing lengannya

" Hanya ini satu-satunya harapan keluarga kita Eul." ucap Mew sambil menyeruput kopi buatan istrinya

" Tapi dad.. Eul masih belum mau menikah." teriak Noeul kesal karena kini dirinya tak bisa berkutik

" Mau atau tidak, kau akan tetap melakukannya Eul." Mew menatap putranya yang sebenarnya juga dia enggan menyerahkan anaknya pada Boss. Tetapi Noeul harus melakukan hal ini untuk perusahaan keluarganya

" Lalu, siapa calon suamiku dad?" tanya Noeul, semoga saja calon suaminya merupakan pria yang tampan dan sesuai kriterianya

" Dia Boss, teman smp mu dulu." jawab Mew dan Noeul membelalak tak percaya

" Apaaaa???!!!"










" Hari ini benar-benar membosankan." Noeul nampak jenuh, dirinya sebenarnya siswa yang pintar.

Hanya saja dirinya terlampau malas dan juga mudah bosan. Jadilah setiap harinya ada saja kelakuan Noeul untuk menghindar dari pembelajaran.

" Sial, semua tak ada yang bisa aku ajak main!" umpatnya karena semua teman dekatnya kini disibukkan belajar dan juga mengikuti bimbingan belajar tambahan

Noeul menendang setiap batu kecil yang berada di sekitar kakinya. Jika dirinya pulang, pasti sang papa akan memintanya untuk belajar atau mengikuti kakaknya ke perusahaan milik sang ayah.

Ingin bermain game online tetapi uang sakunya sudah habis. Sungguh sial nasibnya kini.

" Hei kau!" seorang pria dengan wajah lugu, berkacamata tebal dan lebih pendek darinya melewati depan Noeul

" A-aku?" tanya pria pendek itu menunjuk dirinya sendiri

" Ya, memang siapa lagi? Kau dari sekolah yang sama denganku?" tanya Noeul dan melihat almamater yang dipakai pria itu sama dengan almamater sekolahnya

" Ya." jawab pria itu singkat

" Karena kita teman satu sekolah, bagi aku uang." Noeul merangkul bahu pria pendek itu seolah mereka teman akrab

" I-ini.." pria pendek itu menyerahkan beberapa lembar uang dari saku bajunya pada Noeul

" Wah.. Kau anak orang kaya ya. Terima kasih ya, Aku Noeul Nuttarat. Kau?" Noeul menerima beberapa lembar uang di tangannya dan memperkenalkan dirinya pada pria yang sudah berbaik hati memberinya uang

" B-Boss.. Boss Chaikamon." ucapnya terbata

" Hei, santai saja. Aku bukan membullymu lho, aku hanya minta saja dan kau memberiku ikhlas bukan?" Noeul merapikan baju pria yang bernama Boss, menepuk pelan seolah menyingkirkan debu yang mungkin menempel di baju teman satu sekolahnya itu

" I-iya.. Aku memberimu ikhlas." balas Boss mengangguk cepat


Dia seperti seekor anak anjing yang lucu..

Noeul tersenyum melihat Boss begitu lucu di depannya kini.

Setelah pertemuan pertama dimana Noeul meminta uang jajan dari Boss, pria lugu dan terkesan berpenampilan cupu itu. Boss terus saja menjadi objek sasaran Noeul.

Dan Boss, pria itu justru dengan sukarela mengikuti semua kemauan Noeul.

Seperti sekarang, Noeul membawa Boss ke tempat dirinya biasa memainkan game online saat kabur dari jam pelajaran sekolah.

Noeul menertawakan Boss yang sama sekali tak mengerti permainan dan selalu saja berakhir kalah. Tetapi Noeul tetap akan mengajari Boss dengan sedikit candaan dan juga cibiran pada teman barunya itu.

" Eh Boss, bukankah kau alpha?" tanya Noeul tiba-tiba saat mereka berdua tengah belajar bersama

Walaupun Noeul memang anak yang bandel, tetapi jika sudah mendekati ujian. Anak itu akan tetap memprioritaskan waktu belajarnya seefektif mungkin.

" Ya. M-memang kenapa?" tanya Boss balik terkejut dengan pertanyaan Noeul

" Oh.. Hanya bertanya saja. Untuk seorang alpha sepertinya kau terlambat berkembang." Noeul melihat Boss dengan seksama

Boss terlihat lebih pendek darinya yang seorang omega, tubuhnya juga tak terlihat bentukan otot yang biasanya dimiliki seorang alpha.

Boss lebih cocok menjadi seorang omega atau beta saja daripada seorang alpha. Yang jelas tak ada jejak maskulinitas di tubuhnya.

" Lebih baik kau menjadi seorang omega saja ai Boss." Boss menatap Noeul heran

" Kenapa?" hanya itu yang bisa Boss ucapkan

" Karena kau tak cocok menjadi seorang alpha. Lihatlah, tubuhmu lebih kecil dariku yang seorang omega. Kasihan nanti pasanganmu, dia pasti tak akan puas." ucap Noeul frontal

" Pasti bagian 'itu' juga kecil sepertimu. Kasihan sekali kau kawan!" Boss memerah malu dengan perkataan yang diucapkan Noeul padanya, apalagi Noeul membahas sesuatu yang merupakan privasinya

" Hei, kau malu? hahaha.. lucunya." Noeul tertawa karena berhasil menggoda Boss hingga pria itu memerah malu










Mengingat kembali sosok Boss dalam ingatan Noeul membuat Noeul ingin melarikan diri dari pernikahan konyol yang mengorbankan masa mudanya.

" Phi.. Kau tak kasihan padaku?" Noeul memasang wajah mengiba pada kakaknya

" Maaf Eul, phi juga tak punya pilihan." jawab Ohm yang memang sudah tak bisa melakukan apapun

" Phi..." Noeul hampir meneteskan air mata agar kakaknya itu mau membantunya

Ohm meninggalkan Noeul, jika terlalu lama bersama adiknya yang sudah memasang wajah sedih andalannya. Pastilah Ohm akan tergoda dan membantu Noeul untuk kabur dari upacara pernikahannya.

Noeul menggigiti kukunya, otaknya sudah tak bisa lagi berpikir. Ingin kabur tetapi dirinya berada di sebuah kamar tanpa jendela. Dan juga di luar kamarnya sudah berjaga beberapa pria kekar dan wajah sangar, khusus menjaga dirinya.

Ponsel milik Noeul bahkan sudah disita oleh ayahnya untuk sementara waktu.



Aaaarrrgggghhhhhhhhh!!!!!!








tbc

Mr. FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang