3

193 29 1
                                    

Noeul hanya bisa mematung mengikuti upacara pernikahannya sendiri yang berlangsung begitu cepat. Secepat dirinya menarik nafas.

Dirinya bahkan masih berpikir keras sosok yang tadi dia nikahi benarkah teman smp nya yang dulu.

Bagaimana temannya itu sekarang bisa berubah menjadi sosok yang berbeda, Padahal Boss yang dulu lebih pendek darinya. Tetapi pria yang dia nikahi tadi lebih tinggi dan juga tampan.

Mungkinkah selama delapan tahun ini Boss melakukan olahraga keras untuk membentuk tubuhnya. Atau mungkin itu orang lain yang mengambil nama temannya. Atau ayahnya berbohong bahwa itu Boss.

Masih banyak lagi kata atau di kepala omega cantik itu.

Boss keluar dari kamar mandi dan bisa melihat istrinya tengah melamun dengan duduk di atas meja dekat jendela kamar hotel tempat mereka menginap, usai pesta pernikahan.

Boss tersenyum menyeringai melihat omega cantik yang masih terfokus akan sesuatu itu, entah apa yang ada di kepala cantik itu. Boss mengagumi setiap ekspresi dan semua tentang Noeul.

Boss berjalan mendekat ke arah istrinya yang masih tak menyadari keberadaannya tepat di belakangnya.

" Eul.." bisik Boss pelan di telinga istrinya yang terkejut dan menegang karena perlakuannya

" Ka-kau sudah selesai?" pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Noeul

" Ya," jawab Boss singkat

Noeul merasa canggung kembali berhadapan dengan Boss. Meskipun tadi mereka menghabiskan waktu bersama lebih dari lima jam untuk acara pernikahan, tetapi kini mereka berada di sebuah ruangan hanya berdua. Dan Noeul akui dirinya sedikit gugup.

Boss bisa melihat wajah gugup Noeul kini berada di depannya. Wajah yang sudah begitu lama dia rindukan.

Boss mengikis jaraknya dengan Noeul, berdiri di antara kedua kaki Noeul. Bathrobe yang menutupi tubuh mulus Noeul sedikit tersibak karena Boss yang membuat Noeul membuka lebar kedua kakinya.

" Kau tak berfikir untuk melewatkan malam pertama kita bukan?" bisik Boss sensual di telinga Noeul

Noeul yang menerima serangan dadakan itu kebingungan karena tak siap. Sejujurnya bayangan dirinya akan bercinta dengan Boss tak pernah melintas di otaknya. Pikirannya masih mengacu ke Boss beberapa tahun yang lalu, bukan Boss yang sekarang.

Tangan kekar itu mulai bergerak liar menyusuri paha mulus istrinya, menarik tali yang terasa mengganggu langkahnya untuk terus bergerak ke atas tanpa harus tertahan lagi.

Noeul semakin gelisah, dirinya menyukai sentuhan sensual ini. Tetapi dirinya juga belum siap merelakan untuk ditandai.

Noeul menghentikan langkah tangan kekar yang hampir menyentuh miliknya.

" Ehm.. Boss, bisakah kita melakukannya saat aku siap?" pinta Noeul sedikit berharap Boss akan menuruti permintaannya, bukankah di masa lalu Noeul adalah temannya. Teman yang selalu ada untuknya, meskipun juga terselip makna di setiap Noeul bermain bersama Boss

Boss mundur dan menampilkan senyumnya yang tampan. Noeul menghela nafas lega, setidaknya Boss menuruti keinginannya.

Tetapi..

Boss justru mengangkat Noeul dalam gendongannya dan melemparkan tubuh ramping itu secara perlahan ke atas ranjang, mengungkungnya dan menebarkan bau feromonnya.

Noeul tak di beri kesempatan oleh Boss untuk mengelurkan kalimat protesnya. Pria tampan itu mulai menjelajah setiap jengkal tubuh Noeul dan berakhir di beberapa titik sensitif istrinya.

" Uughh... B-Bosshh.."

" Haaa.. Ahhhh.."

" Cu-cukup Bosshh.."

Mr. FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang