02

459 39 4
                                    















" Baiklah aku setuju, tapi kita tanya dulu mereka hm kita tidak bisa memaksa jika mereka berdua tidak mau " Alana tersenyum lalu menarik Kland untuk kembali ke ruang tamu.





" Bu bisakah kita bicara sebentar " tanya Alana kepada ibu panti.





" Bisa nyonya " ucap ibu panti.





Alana menatap gemas terhadap Nana dan Nio, " Kami ingin mengadopsi mereka berdua apakah boleh " tanya Alana.





Ibu panti terdiam sejenak lalu menatap Nana dan Nio " Bisa nyonya tapi lebih baik nyonya tanyakan pada Nio dan Nana mereka yang lebih berhak untuk menjawab pertanyaan nyonya " jelas ibu panti.





" Ah tentu saja saya juga butuh persetujuan mereka " Alana berjongkok menyamakan tinggi padanya dengan Nio, " Nio dan Nana mau ikut dengan tante tidak sayang? " tanya Alana lembut. selembut kain sutra



" Eumm.. Apa tante serius? Kami takut merepotkan nanti " ucap Nio ragu sebenarnya ia mau saja ikut tapi ia takut jika dirinya dan sang adik hanya merepotkan mereka nanti.




" Tante serius sayang hm jangan takut begitu okey, Nio dan Nana tidak merepotkan tante malah tante senang jika Nio dan Nana mau jadi bagian dari keluarga tante " jelas Alana.




" Benar boy kami semua menerimamu dengan tulus " ucap Kland menimpali.



" Abang kita bakal punya mama? " pertanyaan Nana sunggu membuat semua orang yang ada disana tertegun.



" Nana ingin punya mama sayang? " tanya ibu panti.



" Heum.. Nana mau! Tapi abang mau tidak? Kalo abang nda mau kita masi ada ibu hihihi ya ibu " setelah mengucap begitu Nana langsung meluk ibu panti, malu dia.




Sedangkan Arya menatap bingung ke arah Nana dia tak mampu memahami apa yang Nana katakan tadi " Mana bisa gitu bocah! " ucap Arya mencoba sabar.




" Apasi telselah Nana dong!! " ucap Nana agak ngegas, masi ada dendam dia tuh.




Sedangkan Nio di landa galau gulana iya bingung harus bagai mana sedangkan sang adik tidak membantunya sama sekali, " Eum baiklah Nio setuju tapi... Tapi berdua kan? Nio dan Nana tidak akan di pisahkan? " tannya Nio.



Alana dan Kland tersenyum lembut ke arah Nio lalu Kland ikut berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Nio " Tentu Nio dan Nana tidak akan berpisah " ujar Kland tersenyum tulus.




" Bagaimana Nio setuju sayang? " Nio menganguk mengiakan Alana yang tak kuasa menahan rasa senangnyapun memeluk Nio dengan erat.




" Trimakasih sudah mau menjadi anak Mommy sayang " ucap Alana yang masik memeluk Nio.




Nana yang melihat kakanya di peluk hanya diam saja ia takpaham dengan situasi saat ini kenapa harus berpelukan begitu pikirnya, Kland yang melihat Nana hanya diam memperhatikan kakanya hanya tersenyum kecil ia pun berjalan mendekat ke arah Nana lalu menggendongnya, membuat Nana melotot kaget.



" Kenapa hm? Nana ingin di peluk juga? " tanya Kland lembut.




" Apa boleh? " tannya Nana menatap Kland yang sedang tersenyum ke arahnya.




" Tentu, daddy akan memeluk Nana hm " ucap Kland, yang langsung memeluk Nana dengan penuh kasih sayang.




" Daddy? Apa Nana punya mama papa sekarang? " tanynya Nana yang masih betah di pelukan Kland.




" Heum Nana dan abang Nio sekarang anak daddy dan mommy " ucap Kland membuat senyuman Nana mengebang semakin lebar.



" Yeyy!! Abang.. Abang hihi " ah Nana sepertinya sangat senang memiliki keluarga baru.




Ibu panti memandang haru adegan di depanya walaupun ada rasa takrela melepas keduanya tapi ia sudah ikhlas yang penting Nio dan Nana bahagia, " Baiklah tuan dan nyonya saya akan menyiapkan surat-surat adopsi nya kalau behitu " ujar ibu panti.





" Ah iya suratnya akan di ambil oleh anak buah saya nanti bu, kalo begitu boleh kah Nio dan Nana saya bawa sekarang " tannya Kland.




" Boleh tuan silahkan " ujar ibu panti.




" Baiklah mari Nio kita pulang ke rumah mommy dan daddy " ucap Alana.



" Ibu Nio pamit makasih sudah mau merawat Nio dan Nana " ujar Nio sambil memeluk ibu panti erat.




" Sama-sama sayang Nio baik-baik di sana yah jagan nakal, selalu jaga adik mu hm " Nio menganguk patuh lalu melambaikan tangannya kepada ibu panti.



Sedangkan Nana sudah tidur sejak tadi mungkin efek terlalu nyaman di pelukan sang daddy baru.




Setelahnya kluarga Mahendra pergi meninggalkan panti beserta Nio dan Nana yang mungkin akan jarang datang ke panti nanti atau mungkin tidak sama sekali?






" Semoga kalian bahagia dengan mereka nak " ucap ibu panti sendu, kalo boleh jujur ia sangat tak rela melepas mereka berdua ia sudah menganggap mereka seperti anaknya sendiri.










TBC.


Maaf kalo ada typo bertebaran

Dan seperti biasa jaganlupa tinggalkn jejak terimakasi^.^

Nana dan abang NioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang