Bab 10; Pain (1)

194 13 0
                                    

Happy Reading

Naruto dengan lihai menghindar dari pukulan Pain yang rambutnya diikat itu kemudian membalasnya dengan pukulan tetapi itu berhasil dihindari, Naruto menyerang lagi menggunakan kakinya namun berhasil ditangkap oleh pain itu.

"Semua penglihatan Pain terhubung tidak ada titik butanya, kecuali jika mengalihkan setiap pandangan mereka satu persatu" ucap katsuyu, Naruto mendengarkan sembari menghindar dari Pain.

"Kalau begitu, akan kutunjukkan serangan tidak terlihat" ucap Naruto menyeringai.

"Ahh.. Aku tak bisa melihatnya dengan jelas" gumam Eren, ia merasa tertarik dengan pertempuran Naruto namun karena jarak yang cukup jauh membuat nya cukup sulit terlihat.

"Mikasa, Armin, aku akan melihat nya dari dekat, tenang saja aku tak akan ikut campur" ujar Eren.

"Eren! Aku ikut! " Mikasa mengejar Eren.

"Oyy! Dasar... " Levi menyusul.

"Kau, diamlah disini bersama nya" ucap Levi pada Armin yang mau tak mau menurut.

Naruto melakukan serangan tapi tak berhasil menyentuh tubuh dari Pain dan anehnya setelah itu, pipi dari pain yang ia lawan mendapatkan bekas pukulan.

Eren yang mendapatkan posisi untuk menonton terkagum melihat 3 katak besar menyerang hewan kuchiyose nya.

"Sungguh keren" kagum Eren.

PLAK

"Dasar... Jika kau mati apa yang aku katakan pada Erwin setelah kembali? " decak Levi menampar kepala Eren.

"Maaf heichou aku hanya ingin melihat bagaimana Naruto bertarung dengan seluruh tenaganya" ucap Eren.

"Aku pikir kita menghindari itu... " batin Pain asli melihat Pain dengan rambut diikat itu terbaring di tanah.

"Seni bela diri katak menggunakan energi alam disekitar kita, energi itu menjadi bagian dari tubuh Naruto ketika dia menyerang pain! Dalam mode sennin, baik pertahanan dan serangan, akan meningkat dari biasanya" batin kakek Fukasaku bangga

"Tak perlu membuang waktu disini! Aku akan menyelesaikan ini dengan jutsu baru! " Naruto membuat segel tangan.

'Kage bunshin no jutsu! '

Naruto memunculkan dua bunshin.

"Aku tahu... Jadi kau telah menjadi seorang sennin dan menguasai jutsu yang sama seperti Jiraiya sensei" ucap Pain asli.

"Jiraiya... 'Sensei'? " Naruto menatap tak percaya.

"Aku juga belajar banyak jurus dari Jiraiya. Dia pernah menjadi guruku dan membuat kita seperti saudara. Dengan guru yang sama, kau dan aku seharusnya mampu mengerti satu sama lain. Guru kita mendambakan perdamaian" jelas Pain dengan dingin.

"Tutup mulutmu brengsek! " Seru Naruto membuat rasengan yang tidak seperti biasa, jutsu Naruto memiliki suara yang nyaring dengan titik pusatnya yang berada di tengah.

"Itu... Rasen Shuriken" Sakura melotot tak percaya, Armin yang tidak mengerti hanya bungkam.

"Chakra yang besar... Apakah kau yang mengajari nya? " tanya nenek shima pada kakek Fukasaku

"Tidak, ini yang pertama kali aku melihatnya. Dia tidak memperlihatkan nya saat latihan... Apa yang Naruto rencanakan? " ucap kakek Fukasaku tak percaya, selama melatih Naruto di gunung myoboku maupun di tempat paradise itu ia belum pernah melihat nya.

"Apa itu? Bunyinya sangat nyaring" Eren melihat dengan penasaran sesuatu di tangan Naruto yang berputar nyaring itu.

"Semua yang telah kau lakulan disini... Dimana perdamaian itu?! " teriak Naruto

The Monsters & The Heroes {Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang