Chapter 3

460 56 0
                                    

"... ada beberapa hal yang tidak bisa kau miliki sekeras apapun kau mencobanya"

...

"Freen.." Panggil ibunya selangkah sebelum Freen memasuki kamar untuk beristirahat setelah lelah bekerja seharian.

Freen menoleh ke arah ibunya.

"Freen, ibu lihat kau tidak pernah lagi keluar dengan Mike akhir-akhir ini. Apakah kalian bertengkar?"

Freen sedikit tercengang mendapat pertanyaan seperti itu dari ibunya.

"Ooh.. Itu.. Hm.. Bukankah dari dulu juga aku dengan Mike tidak pernah akrab bu."

"Memang, tapi setelah kembali dari USA kalian sering mengobrol bersama kenapa sekarang menjadi jauh lagi? Apakah ada masalah, nak?"

"Ah ibu. Aku tidak ada masalah dengannya. Kita masih sering mengobrol tentang pekerjaan melalui pesan tak langsung. Ibu jangan khawatir, aku ingin beristirahat dulu bu. Aku lelah... Bolehkah?"

"Ya sudah... Beristirahatlah dulu, ibu buatkan makan malam untukmu."

"Terima kasih", Ucap Freen dengan senyumnya lalu berlalu masuk ke kamarnya.

Air shower mengguyur seluruh badan Freen. Ia menggosok mukanya dari terpaan butiran-butiran air itu. Dia terdiam. Mengingat kembali percakapannya dengan Mike setelah beberapa minggu resmi menjalin hubungan bersama Becky.

"Kau telah melewati batasmu Freen!" Teriak Mike sedikit geram dengan Freen.

"Aku mencintainya dan dia mencintaiku. Terima kenyataan bahwa dia telah berhenti mencintamu", kata Freen tak kalah keras dengan suara Mike.

"Aku tidak percaya Becky seperti itu. Aku sudah sangat lama mengenalnya jauh sebelum kau mengenalnya. Tidak mudah bagi dia berpindah ke lain hati. Meski hubungan kita berakhir lama sebenarnya kita masih saling mencintai. Kita hanya tengah mengistirahatkan hati kita masing-masing untuk memperbaiki diri. Suatu hari kita akan kembali."

"Phi Mike! Kau salah. Keputusanmu salah melepaskannya waktu itu. Jangan membuat jeda diantara kalian karena akan ada yang masuk ke dalam jeda itu."

"Aku masih percaya bahwa jauh di dalam hati Becky, tetap ada namaku. Berbeda tempat dengan namamu." Tegas Mike

"Kau lupa phi, yang jatuh cinta itu kita berdua. Saat ini dia mencintaiku. Cinta tidak akan pernah mempedulikan omongan orang lain."

Freen diam sejenak, dia menghela napas panjang. Amarahnya mereda.

"Baik. Baik kalau begitu. Kau boleh bersama dia sekarang. Tapi nanti ada saat dia kembali padaku. Silahkan bersenang-senang dengannya tapi ingat, ada garisan takdir. Meski sekarang Becky bersamamu, takdir bisa mengubah segalanya dan saat itu kau akan sadar bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa kau miliki sekeras apapun kau mencobanya."

Freen mematikan kran shower, mengusap mukanya dan menghela napas.

"Aku akan melihatmu sampai kapan kau mau berjuang bersamaku, Becky Armstrong."

...

Freen berjalan menggenggam erat jemari Becky menyusuri trotoar kota Bangkok. Sesekali tawa mereka buncah di sore yang bersenja itu.

"Apa yang lebih kau suka? Hm ice cream atau bunga?" tanya Freen.

"Aku suka semuanya asal itu semua darimu" Jawab Becky singkat membuat Freen tersipu malu.

Freen menghentikan langkahnya membuat Becky otomatis mengikutinya.

"Becky..." Panggil Freen lirih, menatap lekat-lekat wajah gadis berparas kebulean di depannya. Menembus mata kecilnya.

"Hm...?" Becky menatap Freen penuh tanda tanya, "Kenapa babe? Kau ingin mengatakan sesuatu?"

"Please, don't leave me..." Freen berkata pelan namun ada banyak nada kekhawatiran dalam ucapannya.

"Freen, sudah berapa kali aku bilang padamu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku akan tetap disini. Disampingmu", Becky membalas tatapan Freen.

"Aku takut, takut kau kembali berlari mengejar Mike."

Becky menggenggam erat jemari Freen, mencoba menenangkan gejolak hatinya.

"Tidak Freen, aku sudah bahagia denganmu untuk apa aku kembali mengejarnya. Mengejar orang yang dulu menyia-nyiakanku. Tolong percaya padaku, aku akan menjaga hatimu."

Freen mengelus pipi kekasihnya, mengecup bibir pinknya pelan. Chup. Membuat si empunya mengerjapkan mata, kaget.

"Aku mencintaimu, maaf aku belum bisa memberikanmu yang terbaik..." Sebelum Freen menyelesaikan kata-katanya, Becky dengan cepat mengunci bibir Freen dengan ciuman, melumatnya perlahan dan lama. Freen memejamkan matanya, menikmatinya.

"Kau sudah jauh dari kata terbaik buat aku Freen Sarocha. Aku memilihmu karena aku mencintaimu." Kata Becky kemudian, mendekat erat tubuh Freen dengan hangat.


To be continued...


Please... Don't Leave Me! (freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang