Chapter 4

471 54 0
                                    

"dia terlihat sangat kuat tapi sebenarnya dia sangatlah rapuh. Ketidakpeduliannya dengan sekitar itulah yang mampu menutupi hati rapuhnya"

...

"Apakah kau gadis yang pernah dicintai oleh Mike Angelo?"

Ibu Freen membuka pembicaraannya dengan Becky yang kini duduk di depannya. Di sebuah restoran cepat saji di tengah kota Bangkok.

"Bagaimana anda tahu?"

"Kau tidak ingat pada saya? Saya ada disana ketika Mike memperkenalkanmu pada ibunya. Saya disana hanya sebentar, karena ketika kau dan Mike datang, saya beranjak pergi pulang."

Becky berusaha memutar ingatannya tentang sesosok wanita paruh baya yang di depannya, yang menurutnya pernah bertemu dengannya sebelum pertemuannya hari ini. Di resto, dimana Freen mengajaknya untuk bertemu dengan ibunya.

Ah iya aku ingat tante... Maafkan aku tante", Becky tersenyum canggung menundukan kepalanya beberapa kali.

"Tidak jangan meminta maaf, saya hanya memastikan saja." Ibu Freen membalasnya tertawa, dia tahu bahwa Becky merasa tidak enak pada dirinya.

"Saya tidak akan mengatakan apapun, selagi itu membuat Freen bahagia. Saya terus mendukungnya. Saya hanya berharap jangan sampai kau melukai hati Freen. Meski dia terlihat sangat kuat sebenarnya dia sangatlah rapuh. Ketidakpeduliannya dengan sekitar itulah yang hanya mampu menutupi hati rapuhnya. Tentu kau juga tau bagaimana hubungan Freen dan Mike. Saya menitipkan hati anak saya kepadamu, tolong jaga dia untukku", Ibu Freen menggenggam erat tangan Becky, mempercayakan hati anaknya.

"Iya tante... Saya berjanji untuk menjaga hatinya" jawab Becky pelan.

"Ibu maaf aku datang terlambat"

Sapaan Freen membuyarkan pandangan mereka. Buru-buru Freen duduk disamping Becky.

"Ah tidak apa-apa anak ku" Jawab ibunya tersenyum simpul. "Kami baru beberapa menit disini, tapi kami sudah sangat akrab", kata ibunya lagi.

"Benarkah? Apa yang kalian bicarakan?" Freen menatap Becky dan di balas senyuman kecil wanita itu.

"Tentangmu" Jawab Becky singkat.

"Benarkah?" Freen sedikit kaget "Benarkah itu ibu? Kalian membicarakanku?" kali ini Freen menatap ibunya meminta kebenaran.

"Iya, kami membicarakan kebodohan-kebodohanmu dulu." Jawab ibunya

"Yak! Apa yang aku bicarakan ibu... Heu! Bec, jangan percaya cerita ibuku." Freen menekuk mukanya. Becky dan ibunya tertawa.

"Sudahlah, memesan makanan lebih baik daripada membicarakan tingkah bodohmu saat ini, hahaha..." kata ibunya mulai membuka menu hidangan di depannya. Becky hanya tertawa mengikuti jejak ibu Freen. Sementara Freen hanya mendengus kesal.

...

"Aku tahu, kau tidak sepenuhnya melupakanku Bec. Kau masih mencintaiku. Aku mohon, maafkan aku. Maafkan atas perlakuanku padamu tempo dulu. Aku akan lebih menghargai kehadiranmu lagi."

"Maafkan aku Phi Mike, aku sudah memilih Freen. Saat ini hanya dia yang terpenting untukku. Kau hanya bagian masa laluku saja. Tolong jauhi aku..."

"Tidak Bec. Aku akan menunggumu di tempat yang sama dengan hati yang masih sama. Aku akan menunggumu sampai kau berlari ke arahku lagi. Aku biarkan kau berkelana dihati orang lain, bagaimanapun juga aku akan menjadi tempatmu kembali."

"Phi Mike... aku mohon jangan melakukan hal seperti ini padaku..."

"Aku akan menunggumu Bec, kembalilah kapanpun kau mau."

...

Nafas Freen tersengal. Peluh membasahi dahinya. Ia meraba-raba segelas air di samping tempat tidurnya dalam keremangan lampu tidur dan meneguknya dengan cepat.

"Hhh... Hhh... Hhh... Itu hanya mimpi Freen hhh... jangan khawatir... Hanya mimpi. Mimpiii..."


To be continued...

Please... Don't Leave Me! (freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang