One Way Ticket 2

112 14 0
                                    




"Seokjin kemana ya?"

Hampir satu minggu Namjoon tidak melihatnya lagi. Tiap malam berlalu dengan dirinya yang tanpa sadar kehilangan sosok sang pemuda.

"Apakah dia sakit?"


"Mikirin apaan? Somi?" Kekeh geli membuyarkan lamunannya.

"Seokjin.....kemana ya dia?" Namjoon merapikan peralatan kebersihannya.


"Kok Seokjin sih yang dipikirin?" Jackson mengerutkan dahinya bingung.
"Padahal tadi Somi cantik banget loh....rambutnya jadi pirang"

"Iya ya...." Namjoon mendengus tersenyum.
"Cantik banget.....senyum lagi pas ketemu aku di bawah tadi" Ia mengusap tengkuknya malu.


Menghela nafas lelah, hari terakhir bekerja di minggu itu pun ditutup dengan keduanya duduk di pelataran parkir untuk menikmati hasil jerih payahnya.

Segelas tinggi dolce latte dari coffeeshop ternama pun diminumnya berdua. Roti daging tebal untuk makan malam masing-masing juga telah habis dimakan.

"Kenyang Jack?" Namjoon melirik pada sang sahabat.

Jackson menggeleng dan keduanya terbahak.
"Ini cuma mahal brand doang....ga bikin kenyang"

"Pulang yuk....pas banget Senin libur jadi kita bisa puas-puasin tidur"

Namjoon tertawa merangkul bahu sang sahabat, berjalan menyusuri tepi jalan raya yang sepi.

Sesaat kemudian bahunya berjengit ketika sebuah mobil berdecit keras dengan seorang pemuda yang keluar dan membanting pintunya kasar.

"Ken?" Namjoon memicingkan mata untuk memperjelas penglihatannya.

"Kenal, Nam?" Jackson ikut memperhatikan sang pemuda memukul kap belakang mobil itu keras sebelum raungan mesin menggelegar meninggalkannya.

"Itu.....mantannya Seokjin deh...kalo ga salah inget" Pandangannya mengikuti langkah kesal sang pemuda menghentikan sebuah taksi lalu memasukinya.


Tak berapa lama kemudian suara mobil yang dilihatnya barusan pun mendekat dan berhenti tepat di samping mereka.

"Namjoon...." Kaca jendela pun turun terbuka.

"Seokjin?" Namjoon merendahkan kepalanya mengintip.
"Astaga Seokjin....itu kenapa?!" Kedua telapak tangannya bertengger pada ambang jendela yang terbuka.

"Ng-ngga.....gapapa kok..."
"Kalian baru mau pulang ya?"

"Hallo Jackson" Ia melambaikan tangannya dengan senyum yang dipaksakan, meringis kecil saat sudut bibirnya yang luka kembali terbuka.

"H-hallo...." Jackson melangkah ragu.

"A-aku belum sempat bilang terima kasih atas makanannya minggu lalu..."

"Wow...minggu lalu" Tiba-tiba ia terkejut oleh perkataannya sendiri.
"Udah seminggu kita ga ketemu....sibuk ya?"

"I-iya....gitulah...."

"Kamu mau kemana malem-malem gini, Seokjin?" Berusaha menghilangakan bayangan Ken membanting dan memukul mobil yang sama, Namjoon semakin mendekat.

"Nam...." Suaranya mulai bergetar.

"Temenin makan yuk....aku lapar..." Ia berusaha tersenyum dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

"Jack...." Namjoon mundur dan melirik pada sang sahabat.

One Way Ticket [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang