🍫
"Hey, Jack!" Seorang pemuda berteriak dari deret kursi beludru merah paling atas.
"Look what i found!" Ia melambaikan dua bongkah plastik dengan tawa riangnya.
"Dinner?" Jackson berlari menaiki tangga lebar dengan karpet berwarna senada.
"Protein bar" Namjoon terkekeh senang menunjukkan barang temuannya di salah satu sela kursi bioskop tempat mereka bekerja.
"Great! I'm starving...." Jackson mengambil camilan yang masih terbungkus rapi itu lalu menghempaskan tubuhnya duduk bersandar pada salah satu kursi.
"Kamu liat ga cewek tadi?" Namjoon mulai menggigit makanannya.
"Liat dong....kayanya hampir seminggu sekali dia datang bareng teman-temannya" Jackson mendengus tertawa.
"Naksir?""Cantik..." Namjoon terkekeh malu.
"Kenalan lah..."
"Hahaha....nggalah ngaco. Pede banget"
"Ada lagi yang lebih aneh nih...." Jackson membuang bungkus makanannya ke dalam kantong plastik besar.
"Ada cowok malah hampir setiap hari dateng pas midnight"
"Sendiri aja...."
"Pernah beberapa kali sama.......pacarnya mungkin?"
"Tapi sering kali dia sendiri. Terus selalu keluar paling terakhir pas layar udah gelap"
"Serius itu manusia, Jack?" Namjoon membulatkan matanya ngeri.
"Manusia, Namjooonnnn...." Jackson mendengus kesal.
"Dia ngobrol kok sama pacarnya...""Kasihan ya nonton sendirian...." Namjoon memiringkan kepala seperti berpikir.
"Maksudnya.....kan harga tiketnya juga lumayan""Aneh-aneh ya manusia..."
"Huh......aku masih lapar" Namjoon bergumam sambil meremas bungkus plastiknya yang telah kosong.
"Sama..." Jackson tertawa kemudian meraih gelas berisi minuman yang tinggal separuh di bawah kakinya.
"Mau?" Ia membuka tutup gelas, membuang sedotan plastik itu lalu meminum isinya.
Menatap sang sahabat dengan raut wajah jijik, Namjoon tertawa lalu ikut meminumnya.
"Eww.....kukira ini cola" Namjoon mengerutkan dahi dan hidungnya.
"Lemon squash" Jackson terbahak melihat sang sahabat yang bergidik akibat rasa asam yang mengisi rongga mulutnya.
"Who drinks that huh?! Diet people?" Ia kembali tertawa dan melanjutkan pekerjaannya.
Petugas kebersihan bioskop kecil di sebuah kota di Canada menjadi pekerjaan mereka hampir satu tahun belakangan ini.
Kim Namjoon, pemuda 22 tahun bertubuh tinggi dengan surai abu-abu pudarnya dengan giat memunguti sampah bekas-bekas makanan di setiap deret kursi.
Dan seorang Jackson Wang, pemuda berusia sama dengan alat penyedot debu di tangannya tak berhenti berkeluh kesah tentang perutnya yang lapar.
"Kamu bakal makin lapar kalo ngomong terus, Jack" Namjoon terkekeh geli dengan berbagai macam rengekan sang pemuda.
"Oh ya?" Kepala bersurai hitam itu menyembul dari balik sandaran kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way Ticket [Short Story]
FanfictionMemories can be made, even in a short amount of time hurt-comfort, angst