BAB 06

22 4 0
                                    

"Sejak kapan lu sama Zarel pacaran?." Tanya Arsel lagi cowok itu tidak habis dalam bertanya bahkan dirinya sendiri bingung mengapa semua pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

"2 bulan gua rasa." Jawab Violet dan kemudian pandangannya beralih keponsel menandakan bahwa dia mulai bosan dengan semua pertanyaan dari Arsel.

Cowok itu diam dan kemudian berdiri dari tempat duduknya dan pandangan Violet kembali kepadanya."gua duluan." Ujar Arsel terakhir kalinya dan perlahan tapi pasti cowok itu mulai melangkahkan kakinya menjauh dari cewek itu.

***

Di rooftop Arsel langsung menemukan temen-temannya seperti biasa dengan minuman,makanan dan rokok salah satunya.asap dari rokok mereka berdua menggebul di udara selebih lagi angin yang membuat asap itu kemana-mana.

"Udut sel." Ajak Dino namun cowok itu malah geleng-geleng.

"Kenapa lu?." Tanya Bima.

"Gimana Violet katanya dia udah jadian sama Zarel." Ujar Arsel membuat kedua temannya tebahak.

"Kenapa kalian ketawa?emang ada yang lucu?." Kata Arsel dengan kerutakan di dahinya.

Kedua temannya diam dan menatap Arsel."katanya mau buat si Violet bungkam,ehhh malah kalah di tengah jalan." Ucap Dino membuat Arsel mendecak kesal.

"Diem lu ahh." Kata Arsel.

Arsel kemudian duduk di samping Bima dengan tangan yang berada di lututnya."ini kenapa ya?awalnya gua cuman mau bikin tuh bocah tunduk dan ngehilangin sikap bar-barnya.." ujar Arsel membuat kedua temannya saling menatap.

"Tapi kenapa seiring waktu gua jadi gini?apalagi buat hari ini,ga ada angin dan ga ada hujan gua nolongin dia dan ngehajar Arion buat dia tadi pagi,terus sewaktu dia ngomongin kalau dia punya hubungan sama Zarel gua jadi kaku dan seolah ga terima itu semua." Lanjut Arsel.

Bima menghela napas."berarti lu suka sama dia sel."

"Iyaa fiks itu,emang bener dah berawal dari ingin memanfaakan berujung menjadi kasih sayang." Sahut Dino.

"Cihk..ga mungkin gitu jirt....gua mana mungkin suka sama tuh bocah." Kata Arsel tidak terima dengan semua perkataan temannya.

"Lahh nyolot nih bocah,kalau bukan suka apa lagiSel????benci?ga kan." Ujar Bima.

Arsel menjadi diam membuat kedua temannya melanjutkan aktivitas mereka masing-masing."lu harus ngertiin perasaan lu sendiri sel..makanya pacar jangan banyak-banyak kan jadi ga karuan perasaan lu sebenernya kayakmana." Ujar Bima.

"Ehh gua Single sekarang,semua pacar gua udah gua putusin tadi...jadi gua berharap gua ga ketemu lagi sama tiga sejoli di sekolah ini." Ucap Arsel.

"Hah bener lu?." Ujar keduanya secara bersamaan.

"Emang wajah gua nunjukin kalau gua boong?."

"Ga sih." Kata mereka berdua.

"Akhirnya Arsel tobat juga." Ucap Dino dengan senyum tipis.

"Ini semua demi ngebuktiin semua perkataan si bangsat itu." Ujar Arsel membuat kedua temannya saling tatap mereka langsung peka siapa orang yang di maksud oleh anak itu.seperti biasa Arsel sering curhat tentang keluarganya.

"Jangan dimasukin di hati kata-kata si Alan sel..lu kan tau sendiri dianya kaya mana." Kata Bima.

"Ga kok,semua perkataannya ga ada yang gua masukin di dalem Hati yang ada gua masukin didelem Jantung." Balas Anak itu.

"Waduh ga bahaya tahh."

"Ehh katanya lu ada turnamen ya malem ini?." Tanya Bima membuat pandangan Arsel tertuju kepadanya.

"Iya.." jawab Arsel.

"Cuman gua takut,gua takut kalah lagi...gua ga mau papah gua marah kaya waktu itu,ga enak dengernya." Lanjut Arsel dengan nada sendunya.

Flass back ON

Arsel pulang dengan raut wajah yang datar.cowok itu mulai masuk kedalam rumah dan langsung menemukan Papahnya dengan Alan yang sedang duduk di Sofa,saat pandangan Arsel dan papahnya bertemu aura yang mencekam mulai terasa.Arsel tahu bahwa Alan mengadu kepada Papah mereka kalau Arsel dan Tim nya kalah turnamen.

Arsel diam di ambang pintu enggan untuk melangkahkan kakinya sampai suara papahnya terdengar tenang namun mengancam.

"Arsel..sini." ujar Papah Arsel yang membuat cowok itu melangkahkan kakinya mendekat kearah Papahnya.dan Alan sedari tadi menyeringai seakan sudah menantikan kejadian ini.

Plakk!

Tamparan melayang di wajah Arsel membuat cowok itu menggengam pipinya yang terkena tamparan dari sang Ayah.

"Kamu gimana Arsel,dari tahun ketahun tim kamu ga ada yang bener ga pernah dapet penghargaan..kamu sebagai kapten tim gimana?ga bertanggung jawab,masak tim kamu selalu kalah?ga kamu tiruin kakak kamu yang pandai dalam semua hal..kamu besarnya nanti mau jadi apa hah?." Bentak papah Arsel membuat anak itu mengepalkan tinjunya lain halnya dengan Alan yang malah terkekeh melihat sang adik yang di tampar.

"Pahh...Maaf." kata Arsel namun Papahnya malah menghela napas kesal seakan ucapan maaf tidak cukup untuknya.

"Papah ga butuh kata maaf Arsel,seharusnya lu sadar diri...lebih PEKA!." Timbal Alan dengan cengiran.

"Diem lu njing,ga usah nyengir-nyengir lu nanti gigi lu kering." Balas Arsel.

"Arsel pantas kamu menjawab Kakak kamu kayak gitu?kamu ini sebenernya anak sapa hah?ga punya prestasi sama sekali..di keluarga ini cuman kamu yang ga pernah dapet penghargain sepeserpun,taunya bikin masalah aja ga dirumah ga di sekolah."  Papah Arsel kembali mencemoh.

"PAH ARSEL BISA DAPET PENGHARGAAN CUMAN JANGAN PAKSA PAHH." Tegas Arsel lagi-lagi membuat tamparan melayang di pipinya.

Plak!

"Logat bicara ga ada yang bener..." Gumam Alan dengan senyum jahatnya.

"KAMU PIKIR PAPAH MAKSA KAMU?." Bentak Papahnya.

"IYAA PAHH,PAPAH GA PERNAH NGEBIARIN ARSEL KELUAR SAMA TEMEN-TEMEN,PAPAH SELALU BUAT WAKTU ARSEL MEPET BUAT LATIHAN BASKET,KARNA ITU,KARNA ITU SEMUA PELATIHAN YANG UDAH ARSEL LEWATIN GA ADA HASIL KARNA SEMUANYA PAKSAAN PAH!!." Ujar Arsel.

"ARSEL BUTUH WAKTU BUAT ISTIRAHAT,MAIN,KUMPUL SAMA TEMEN-TEMEN BUKAN HANYA WAKTU ARSEL DI SEKOLAH AJA." lanjut Arsel.

Papahnya hanya bisa memijat pangkal hidungnya menahan diri untuk tidak menampar anak itu lagi."Arsel capek pah." Gumam Arsel cukup terdengar jelas di telinga ayahnya.

Arsel dengan langkah yang cepat melangkahkan kakinya untuk menjauh dari kedua orang yang berada di ruang utama rumahnya.cowok itu menaiki tangga menuju kekamarnya tanpa menoleh kebelekang sekalipun.sejak saat itu bukannya sikap Arsel berubah malah sikapnya semakin menjadi-jadi namun setiap kali dia mendapatkan surat panggilan ia akan merobeknya dan menaruhnya di tongsampah,jika dia beri tahu kepada orang tuanya terutama ayahnya mungkin dia akan dikeluarkan dari Kartu Keluarga.

Falss back OFF.

-BARSAMBUNG!-

ARSELINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang