BAB 07

35 4 0
                                    

Bel pulang telah berbunyi dan seperti biasa Arsel,Bima dan Dino sudah berada di besment dengan motor mereka masing-masing.mereka belum berniat pulang biasanya tiga sejoli itu akan bercanda tawa sampai sekolahan sepi.

Namun saat mereka sedang Asyik bercerita pandangan Arsel tertuju kepada Violeta yang dipakaikan Helmnya oleh Zarel.entah mengapa rasanya dia ingin mendorong jauh Zarel dari Violeta seperti perasaan cemburu

Bima yang menyadari itu sontak bersiul."ada yang sakit hatinya nihh." Kata Bima membuat Arsel melototinya.

"Waduhh...udah sel jangan di embat,udah punya orang." Timbal Dino cukup keras membuat kedua pasangan yang berada takjauh dari mereka mendongak menatap Arsel dan yang lainnya.

"Kalian belum pulang?." Entah apa itu namun Zarel berujar.

"Ga liat kami masih disini!." Jawab Arsel dengan tangan yang menyilang didepan dadanya.

"Maaf,maklumin aja Zarel,lagi sakit hati." Ujar Dino membuat Zarel terkekeh pelan.

"Btw..Violet hati-hati dijalan." Ucap Arsel dan diangguki oleh Violet."lu juga." Kata Violet.

Perlahan motor milik Zarel keluar besment meninggalkan mereka bertiga,pandangan Arsel mengawasi mereka sampai mereka benar-benar hilang dari pandangannya dan saat pandangannya kembali wajah kedua temannya sangat-sangat tidak meyakinkan.

"Hayooooo Arsel..lu suka kan sama si Violeta." Kata Dino dengan telunjuk yang mengarah ke Arsel.

"Udahh tembak aja." Sahut Bima namun kini Arsel terdiam menatap sepatunya dengan pikiran yang penuh dengan semua ucapan dari teman-temannya.

Apa yang harus dia lakukan?apakah cerita ini akan di mulai?.

"ARSEL!!." Teriak seseorang membuat Arsel keluar dari lamunannya.

Saat cowok itu mendongak dia menemukan Alan disana seketika anak itu memakai Helmnya dan mulai menyalakan motornya siap untuk pergi.namun lagi-lagi Alan berteriak sambil berlari kecil menghampiri Arsel.

Bima dan Dino hanya menatap Alan dengan tatapan yang tidak suka dengan kehadiran dia.

"Apaan?." Tanya Arsel dengan kesal.

"Nebeng." Ujar Cowok itu membuat Arsel mengerutkan keningnya dari balik Helm.

"Nebeng?,ga,ga nerima pantat lu disini gua noh naik angkot atau taksi aja sana." Kata Arsel membuat Dino terkekeh pelan.

"Tcihkk..gua aduin sama papah lu kalau lu dapet surat panggilan mau?." Ancam Alan.

Arsel malah tertawa."bodo amat emang gua pikirin." Katanya lalu menjalankan motornya pergi.

"ARSELLL!!."

"UYY BAJINGAN..!!" Teriak Alan berusaha mengejar motor milik Arsel namun itu tidak berhasil sang adik malah terus mengegas motornya beberapa kali juga suara geberan motor terdengar dari luar besment.

Bima dan Dino saling tatap lalu tertawa."pulang yukkk." Kata Dino dengan tawa mereka berdua mulai menaiki motor masing-masing dan meninggalkan Alan sendirian di sana.

"Argghh..bangsat,masak gua harus naik Angkot,taksi..kan ga lucu njing." Ujar Alan dengan kaki yang menendang angin.

***

Arsel tiba dirumah dengan senyum membara cowok itu puas melihat sang kakaknya seperti tadi.namun senyumannya tiba-tiba memudar saat melihat kedua orang tuanya berada di Atas Sofa dengan wajah yang serius.Arsel berusaha untuk tidak meninggalkan jejak namun...

"Arsel." Ujar Mamahnya membuat Arsel diam ditempatnya.

"Kenapa kamu jalan seniki-seniki gitu?." Tanya Mamahnya membuat Arsel menoleh kesumber suara.

"Hmm..ga." jawab Arsel.

Pandangan Arsel kemudian beralih ke papahnya yang sibuk menatap layar laptop.seperti biasa Ayah akan pulang namun semua perhatiannya masih tertuju kepada Laptop.

"Alan mana?." Tanya Mamahnya lagi.

"Ga tau." Arsel kembali melangkahkan kakinya menuju kekamar membuat Mamahnya menghela napas ringan.betapa dingin sikap Arsel kepada nya membuat wanita itu sedikit kecewa.

"Pahh..kasih izin sama Arsel ya buat Free latihan basket,kasian mamah liatnya." Ujar Mamah namun membuat Papah Arsel mendengus kesal.

"Kalau ga ditekan kayak gitu,apa hasilnya nanti Mah?jadi pecundang?Mamah ga maukan Arsel kaya gitu." Tegas Papah membuat wanita yang ada di sampingnya itu meremas baju kemaja yang ia pakai.

"Ta-"

"Ga ada tapi-tapi,papah ga mau Arsel jadi pecundang dan ga dapet prestasi sama sekali,papah mau Arsel jadi pewaris papah." Kata Pria itu.

"Kita butuh waktu buat Arsel juga pah,begitupun Arsel dia butuh waktu istirahat nongkrong sama temen-temennya hal wajar yang selalu dilakukan sama anak-anak remaja." Kata Mamah.

"Ngongkrong ga bakal bisa dapet kita prestasi mah..tolong ngerti." Ujar Papah membuat sang Mamah menjadi diam.

Taklama kemudian pintu rumah kembali terbuka lebar dan nampaklah Alan dengan wajah yang ia tekukkan membuat kedua orang tuanya menoleh.lantas Alan langsung pergi dan duduk didepan kedua orang tuanya dan melempar tas miliknya.

"Kenapa wajahnya di tekuk gitu?ada masalah?." Tanya Papah.

"Tuh si Arsel,berani banget dia ninggalin Alan." Ujar Alan masih dengan ekspresi yang sama.

"Motor kamu kemana emang?." Tanya Mamah membuat Alan meliriknya.

"Pecah ban mah,Alan belum ambil motor nya di bengkel,niatnya tadi mau minta anter sama Arsel tapi si Arsel ninggalin Alan gitu aja." Jelas Alan membuat kedua orang tuanya menghela napas secara bersamaan.

"Emang dasar tuh bocah." Gumam papahnya.

Alan kemudian membuka seluruh kancing bajunya menampakkan kaus berwarna hitam polos.namun tiba-tiba Alan menjadi senyum jahat.

"Pah,mah,tau ga si Arsel dapet surat panggilan cuman belum di kasih taunya sama mamah,papah." Ucap Alan dengan senyum disudut bibirnya.

"Hah?!."

"Iyaa pah,kalau kata anak-anak sekolah juga tadi pagi Arsel berantem karna satu cewek." Kata Alan lagi memanas-manasi Ayahnya.

"Emang ga bener tuh anak,jangan bilang dia mulai pacaran." Papah kemudian menutup Laptonnya dan pandangannya tertuju kepada Alan.

"Pahh masak papah ga tau kalau anak papah yang satu itu malah punya pacar 59 pah..." kata Alan.

"Pantesan semua pelatihan basket ga ada yang membuahkan hasil,ternyata sibuk sama cewek-ceweknya..ini ga bisa di biarin." Ujar Papah.

"Pahh.." kata mamah.
"Ga bisa mah,ini semua karna belaan mamah yang ga bermutu itu,liat anaknya jadi apa?tau hasilnya sendirikan." Jelas papahnya lagi.

Kini wajah Alan cerah menikmati ocehan yang tersebar keluar dari mulut Ayahnya.
"Arsel...Arsel,hahaha liat aja nanti." Gumam Alan dengan seringai khasnya.

-BERSAMBUNG-

Votenya..ga maksa kok:)

ARSELINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang