1. hari biasa

454 44 1
                                    

Di pagi hari yang terasa tenang dan sunyi dimana sang surya belum menampakkan sinarnya.

ketenangan itu buyar setelah terdengar suara gedoran pintu disalah satu kamar yang berada dirumah bertingkat 2 itu.

"APEL!! BANGUN WOII, SEKOLAH KAGAK! "

"UPACARA HARI INI WOII"

Teriakan itu Membangun kan sosok manusia yang baru saja tertidur pulas setelah sholat subuh tadi.

Mata yang sedari tadi tertutup mulai terbuka menampilkan sepasang mata berwarna merah ruby dan perak itu, perpaduan yang tidak biasa.

Panggil saja dia Supra si anak tengah keluarga Adhikara.

"Berisik banget lo je, masih pagi juga" gerutu pemuda pemilik mata unik itu. Supra pun bangkit dari kasur empuk nya dan berjalan menuju pintu yang masih digedor dari luar oleh sang adik kembarnya yang hanya berbeda 5 menit darinya

Cklek

"Oh? Udah bangun" celetuk pemuda sang pemilik sepasang mata berwarna merah ruby dan gold itu.

Panggil saja dia Gentar si anak bungsu keluarga Adhikara, diantara kedua kakaknya Gentar memiliki sifat yang agak berbeda dari mereka berdua.

"Ga liat?, bangunin orang ga usah pake digedor juga kali berisik tau gak Je" Supra menatap kembarannya jengah

"Suruh siapa juga habis sholat langsung lanjut turu, yaudah deh lo langsung mandi gih gue buatin sarapan dulu" setelah mengatakan itu Gentar pun turun dari lantai 2 dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk mereka berdua.

Meninggalkan sang kakak kembarnya yang masih berdiri di depan kamarnya.

Setelah beberapa menit Supra pun berjalan menuju kamar mandi yang terletak tidak jauh dari kamar nya, bisa berabe kalo Jeje mengomeli nya lagi.

-

Terlihatlah seorang pemuda yang saat ini sedang berkutat dengan wajan dan kompor.

Setelah selesai memasak, Gentar pun menaruh dua piring yang berisi nasi goreng dan telur dadar diatasnya.

Gentar segera menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur, tidak lebih dari 10 menit Gentar pun sudah selesai dengan acara mandinya itu, Gentar sudah memakai seragamnya tanpa dasi karena Gentar lupa untuk mengambil dasi dikamarnya itu.

Tak lama kemudian turunlah sesosok manusia yang memiliki wajah yang serupa dengan nya, yang sudah lengkap dengan seragamnya.

Singkat cerita mereka Sudah selesai dengan sarapan.

"Lo ga bikin bekal je? "

"Kagak lagi males gue bikin bekal"

"Oh"

"Ye"

Emang si anak kedua Adhikara itu mirip banget sama bang Enza, sama-sama udah basi basa-basi nya.

Saking miripnya mereka Gentar sampe males ngeladenin mereka berdua, nasip jadi  bungsu dari tiga bersaudara Adhikara yang mana dia doang yang beda sendiri, apa jangan-jangan dia ini anak pungut?

"Dahlah yok berangkat, entar telat" pasrah Gentar, dia pun bangkit dari kursi nya dan berjalan menuju lantai atas untuk mengambil dasi dan tasnya yang ketinggalan di kamar.

-

"Je dasinya dipake"

"Entaran aja gue lagi males"

"Mau gue beri sangsi? "

"Dih ngancem lo?"

"Ya napa ga suka lo"

Journey of Twins Adhikara (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang