Suara bel terdengar dari seluruh penjuru sekolahan, menandakan bahwa sekolah telah usai.
Segerombolan siswa-siswi berhamburan keluar sekolahan dan menuju ke rumah untuk mengistirahatkan tubuh dan otak yang habis bertempur dengan soal-soal materi pelajaran
Begitu pula dengan kedua kembar seiras itu."Pel?" Panggil nya
"Hm?"
"Entar temenin ke minimarket, bang Enza katanya mau pulang"
"Oke, ga lama kan?"
"Ga lama kok" setelah mengatakan itu Gentar segera memakai helm dan melaju kan motornya diikuti oleh motor milik Supra menuju minimarket yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka.
-
"Pel, enak nya masak cumi atau—"
"Terserah lo, kan lo sendiri yang masak kok repot" sela Supra yang sibuk dengan smartphone nya.
'kebangetan ni anak, kaya cewe aja' batin Gentar malas
"Jangan ngamuk kalo gue bikin cumi sambel merah"
Gentar Meninggalkan Supra yang terbengong mendengarkan perkataan yang baru saja terlontar dari mulut kembarannya itu.
Asal tau saja diantara tiga bersaudara Adhikara ini yang tidak menyukai hal-hal yang berbau pedas tidak lain dan tidak bukan adalah Supra sendiri, meskipun Supra memiliki sifat yang hampir sama dengan sulung Adhikara namun hanya Gentar yang memiliki selera yang sama dengan si sulung.
Mereka berdua ini selalu merasa seperti dianak tiri kan, emang udah dasarnya manusia merasa paling beda padahal mah mereka sama aja.
Dasar manusia.
"Woy lah.."
-
"Mau mampir ga ke kafenya bang Atta?" Ujar Supra sembari mendorong troli belanja menuju kasir.
Gentar menoleh dan berpikir sebentar "hm.. oke deh, gue juga pengen mampir kesana"
Supra yang mendengar nya mengangguk mengerti.
"Gue matiin hotspot nya"
"Terserah "
-
Atta Cafe's
Kafe yang lumayan populer dikalangan remaja, tempatnya juga tidak terlalu jauh dari rumah sikembar Adhikara ini dan juga kafe ini sering dijadikan tempat nongkrong Gentar cs yang sering dilanda ke gabutan yang sering tidak melakukan kesibukan apapun.
Kadang melakukan kerja kelompok, nongki nongki, atau pun lagi pengen mampir aja.
"Wah.. mayan rame lah, Gue pesen dulu"
"Hm"
-
"Yo! Bang Jendra" sapa Gentar ramah
" Widih udah dateng nih kayak biasakan?" Ujar penjaga kasir ber nametag 'Jendra' itu dengan akrab.
"Hari ini mau yang lain deh bang"
"Lemonade dua, choco almond satu. Trus puding coklat tiga, lemon cheese muffin enam, sama macaron buat dibawa pulang yah bang" jelas Gentar langsung tanpa melihat menu nya
Lagian dia juga udah hafal menu-menu dan juga harga nya, keseringan mampir jadi hafal sama menu dan harga nya pegawainya juga kenal semua. Gentar kan ga nolep-nolep amat ga kayak Supra yang suka ngurung diri di kamar, kalo ga dikamar paling juga laboratorium sama perpus yang ada dirumah.
"Abang sulung lo mau pulang ya?, tumben pesen banyak mana dibawa pulang lagi" tanya Jendra penasaran setelah mencatat pesanan Gentar dan menyerahkannya kepada orang yang bertugas didapur.
"Hooh bang, jadi mau cepet-cepet pulang mau masak, lagian aku udah biasa kan pesen banyak pas kalo bang Enza pulang kerumah"
"Oh ya, bang Atta ada ga bang? udah lama nih ga ketemu" lanjut Gentar
"Yah pak Attala lagi ga ada, soalnya beliau lagi jenguk kakek nya dirumah sakit" ungkap Jendra
"Loh? Beliau sakit?"
"Iya baru kemarin dibawa kerumah sakit"
"Gitu ya.."
"Permisi pesanan nya sudah siap" sela seorang pegawai yang bertugas di dapur.
"Ini Gen" Jendra memberikan pesanan Gentar setelah itu Gentar pun membayar pesanan nya menggunakan black card miliknya.
"Terimakasih sudah mampir, kapan-kapan kesini lagi ya Gentar"
"Pasti itu mah"
Gentar pun meninggalkan kasir dan berjalan keluar kafe dan melihat Supra yang sedang asik bermain ponsel nya.
"Pel udah nih yok pulang" ujar Gentar sambil mengaitkan pesanan nya tadi di motor miliknya itu, sedangkan belanjaan yang tadi dibeli di minimarket dibawa sama Supra biar berguna dikit lah dia ga cuma bisa ngabisin kuota nya mulu.
"Oh Oke" Supra pun mematikan ponselnya dan menaruh ponselnya didalam saku Hoodie putih yang dikenakan nya itu.
Mereka berdua pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang, lagian tempatnya ga jauh-jauh amat.
-
Matahari mulai terbenam menampakan warna oranye kemerahan yang menghiasi langit sore hari, atau bisa dibilang sunset oleh kebanyakan orang yang menyukai suasana momen itu.
Setelah menyelesaikan tugas dapur nya Gentar pun beristirahat di belakang rumah, sambil duduk dan memandangi langit senja.
Masa-masa seperti ini lah yang paling disukai oleh Gentar, beristirahat dari kegiatan melelahkan dan menikmati ketenangan singkat sebelum ketenangan itu berubah menjadi sebuah badai besar.
-
Sadar bahwa langit mulai menggelap, Supra yang menyadari nya langsung menutup buku yang tadi ia baca, dan meletakkan nya di rak buku setelah itu Supra pun keluar perpustakaan dan berjalan menuruni tangga.
Suara mobil terdengar di depan rumahnya, Supra pun ber inisiatif untuk membuka pintu dan seperti dugaan nya yang datang adalah si sulung Adhikara yang sudah pulang dari kantornya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Udah pulang bang?" Ujar Supra setelah Salim dengan kakak sulungnya
"Lo ga liat gue udah didepan Lo Vel?"
"..liat"
"Udah tau pake nanya lagi"
"Ya maap bang"
Mata semerah Ruby itu menatap sang adik dengan tatapan malas, baru aja pulang dari kantor udah dikasih pertanyaan non faedah.
"Mana Senja?, biasanya juga Senja yang nyambut gue pulang" tanya Halilintar saat teringat dengan adik bungsunya.
Biasanya juga si adik bungsunya itu yang selalu menyambut nya ketika pulang dari kantor, tumbenan si anak tengah yang menyambut nya salah makan kali ya? tapi ga mungkin kan si Jeje ngasih yang enggak-enggak ke kembaran nya sendiri.
"Biasa, lagi dibelakang rumah"
Halilintar mengangguk mengerti, dia pun segera memasuki rumah dan menuju kamar yang berada di lantai dua dan segera bergegas untuk membersihkan diri.
Supra sendiri memutuskan untuk pergi ke belakang rumah, dan seperti dugaan nya Gentar berada dibelakang rumah.
Supra mendekati Gentar yang sepertinya sedang dalam keadaan melamun, ia pun menepuk pundak kembaran nya untuk menyadarkan Gentar dari lamunannya.
"Kenapa?" Tanya nya
"Bang Enza udah pulang, sekarang dia lagi mandi dikamar nya"
"Oh oke"
"Lo kenapa Je?"
"Nggak, cuma lagi kepikiran sesuatu" Ujar nya.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Twins Adhikara (Hiatus)
Fanfiction𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆! ! ! ⚠️ -hanyalah karangan semata - tidak ada hubungan dengan komik maupun animasi - banyak kata-kata kasar - jangan PLAGIAT! saya mikir pake otak bukan pake dengkul! - cerita terinspirasi dari beberapa novel yang saya baca - typo be...