[⌛] ꜱᴏᴍᴇᴛʜɪɴɢ ᴡᴇɪʀᴅ

206 16 347
                                    

"Hidupku terlalu biasa jadi tuhan memberiku cobaan. Baiklah, ayo coba."

福岡朝日

24 Desember

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24 Desember. Sehari sebelum Natal.

Pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya, badai salju semalam cukup lebat hingga membuat suhu udara turun drastis. Setidaknya sampai mentari menampakkan dirinya untuk sedikit menaikkan suhu.

Sinarnya menembus celah celah kaca jendela, pertanda bagi seorang pemuda yang tengah menutupi dirinya dengan selimut untuk bangun. Ia bukan tipe yang mengandalkan alarm, kalaupun iya, ia akan langsung mematikan alarm itu dan kembali tidur.

Biar begitu pun tidak masalah, sih. Lagian, tak ada kelas pagi yang menjengkelkan pada liburan musim dingin ini. Sedikit bersantai setelah berbagai tugas praktik tidak manusiawi itu rasanya seperti surga, walau nanti balik lagi ke neraka setelah liburan selesai.

Fukuoka Asahi, mahasiswa semester tua jurusan animasi yang ingin cepat lulus dan dapat pekerjaan di studio dengan gaji minimal enam digit yen per bulan.

Pemuda berumur sekitar 21 tahun itu akhirnya keluar rumah selain untuk pergi ke kampus dan belanja bulanan, jangankan keluar rumah, tetangga saja mungkin tak tau insan itu pernah ada.

Dengan mantel tebal membungkus tubuhnya, Asahi melangkahkan kaki menuju perpustakaan yang lumayan jauh dari rumahnya, kalau bukan untuk tugas penelitian mana mungkin ia repot repot ke sana. Saat melewati taman kota di tengah perjalanan, terlihat beberapa anak kecil bermain salju.

—!? WOOSH

Hampir saja bola salju yang dilempar salah satu anak kecil mengenai kepalanya, ia menghindar tepat waktu—sangat tepat waktu, bahkan dilakukan secara sengaja. Tatapannya tertuju ke bola salju yang telah hancur di tanah.

Eh, dari mana aku tau bola salju itu mengarah padaku?

Sudahlah, kenapa harus dipikirkan juga. Setelah ini aku pergi ke perpustakaan, tak sengaja menjatuhkan beberapa buku, bertemu seseorang yang menjatuhkan barangnya, lalu mampir ke minimarket untuk beli stok mie instan dan malah bertabrakan dengan—

“Kakak itu mati?”

Suara anak kecil di taman menyadarkan lamunannya. Tapi, lho… siapa yang mati? Asahi dibuat celingukan sampai anak tadi kembali bersuara, “waah! kakak itu hidup!”

“Hey, mana mungkin bola salju bisa bikin orang mati, lagian itu tidak kena.”

“Habisnya kakak itu tiba-tiba diam.”

Snowfall RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang