ketahuan.

190 7 0
                                    

aku sudah tidak bisa menahan nya... Aku ingin keluar dengan teman-teman ku. Tapi wesker selalu melarang ku. Tapi jika aku melanggar nya aku akan kembali disiksa. Tapi tak peduli. Lagi pula aku sudah terbiasa dengan siksaan nya itu.

Saat sedang bermain ponsel ku di kamar tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Aku rasa itu mbak Alisa. Alias pembantu yang ditugaskan untuk menjaga ku saat wesker bekerja ke luar negeri.

"Permisi.. Non.. Ini ada jus alpukat.. "

"Iya mbakk. Masuk ajaaa"

Akhirnya mbak Alisa masuk ke kamar. Dan menaruh jus alpukat dan mochi di meja kerja ku.

Mbak Alisa langsung keluar dari kamar ku. Sepertinya dia mau memasak. Tapi tidak tau juga.

*kringgg. Telpon berbunyi dari handphone Natalie

"Eh. Elu ternyata. Kenape?"

"Jadi gini.. Olla mau ngajak kita buat ke cafe sore ini. Lu bisa kan? "

"Owalah yaudah deh. Gw usahain."

Aku pun berbaring sebentar di kasur ku. Sambil melihat langit-langit kamar. Aku ingin pergi dengan teman-teman ku. Tapi mbak Alisa dan pak wawan selalu menanyakan ku saat mau pergi keluar.

Dan aku berpikir. Bagaimana jika aku beralasan mau keluar ke supermarket? Semoga aja berhasil.

Aku bangun dari kasur ku dan menghampiri mbak alisa yang sedang memasak di dapur.

Dan aku melihat mbak Alisa sedang memainkan handphone nya. Sambil menunggu sup yang dimasak nya mendidih.

"Mbakk... Hehehehe"

"Ada apa? Laper? "

"Enggak mbak.. Tapi aku boleh ke supermarket ga? "

"Boleh.. "

Dan akhirnya aku senang. Sampai meloncat loncat disitu. mbak Alisa melihat ku dengan ekspresi heran.

Aku berlari menuju ke lantai dua. Untuk
Ganti baju. Dan ini pertama kalinya aku bohong. Tapi aku tidak peduli.

Saat sudah selesai ganti baju aku ingin berpamitan dengan leo. Kucing peliharaan wesker. Dan pamit kepada mbak Alisa.

Saat mau masuk ke mobil tiba-tiba pak wawan melihat ku. Dan sepertinya ingin menanyakan sesuatu kepada ku.

"Eh.. Neng mau kemana?"

"Mau ke supermarket pak.. "

Tapi saat aku menjawab nya pak wawan terlihat curiga kepada ku. Tapi siapa juga yang peduli. Aku langsung menyalakan mobil itu. Dan langsung menuju ke kafe.

Saat dijalan tiba-tiba wesker menelepon ku. Dan menanyakan sesuatu kepada ku.

"Kau ingin kemana? Katakan sejujurnya kepada ku."

Disitu aku hanya terdiam. Suara nya begitu berat. Dan seperti nya dia marah. Tapi aku bisa menjawabnya.

"Ke supermarket. Kenapa emang nya?"

Dia belum sempat menjawab nya. Dan dia langsung mematikan telfon nya. Dasar laki-laki aneh.

Dan akhirnya aku sampai ke kafe itu. Kafe itu ada di daerah jakarta. Dan kebetulan rumah wesker juga ada di jakarta. Jadi aku bisa mempercepat perjalanan nya.

Saat aku turun dari mobil orang-orang yang mau memarkir kan mobilnya disitu melihat dada ku. Aku pikir mungkin karna baju ku yang terlalu terbuka. Jadi aku hiraukan saja.

Dan di dalam kafe itu terlihat olla dan tara. Sepertinya mereka sedang menunggu ku sambil mengobrol.

Saat aku masuk kedalam situ olla langsung menyuruh ku untuk duduk. Tapi aku memesan kopi terlebih dahulu. Baru aku akan duduk.

Selesai memesan kopi aku menuju ke meja tempat olla dan tara duduk. Dan mereka melihat ku dengan ekspresi yang terheran-heran.

"Eh.. Nata.. Btw dada lu kenapa anjir.. "
Pertanyaan olla.

Dan aku menyuruh tara untuk mengambil gambar dada ku. Aku pun tidak merasa ada sesuatu yang aneh di dada ku.

Tara menyerahkan handphone nya kepada ku. Dan aku terkejut melihat luka yang sudah berwarna keunguan dan kehitaman itu.

"Nata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nata... Lu gapapa kan? Takutnya itu luka jadi infeksi lohh." kata tara.

Dan aku baru sadar. Bahwa luka itu sebenarnya kecupan wesker sebelum dia berangkat kerja ke luar negeri. Aku tertawa kecil.

"Santai aja anjir.. Orang ini ciuman laki gw. " jawab ku.

Mereka kembali heran. Dan mungkin mereka menganggap luka ini serius. Padahal aku tidak merasakan sakit atau perih sekalipun pada luka ini.

Akhirnya pesanan ku sampai. Dan kami melanjutkan obrolan kami tentang masa-masa sekolah dulu.

Saat sedang mengobrol aku terdiam sejenak... Dan aku baru sadar bahwa wesker memasang alat pelacak di belakang mobil. Bahkan setiap kendaraan yang ada di rumah nya.

"Guys.. Gw pulang dulu ya.. Kalian tau kan kalo gua ketahuan bohong gua di apain." ucap ku dengan perasaan khawatir dan panik

aku berlari. Tanpa berpamitan dengan olla dan tara. Lalu aku menuju ke parkiran mobil. Dan ternyata benar. Alat pelacak itu menyala.

Aku bergegas menyalakan mobil. Panik, khawatir, takut, semua menyelimuti ku. Lalu mengapa aku mau jadi pacar wesker? Entah lah.

Saat aku tiba dirumah pak wawan menanyakan ku. Dengan ekspresi yang sedikit marah. Karna tugas pak wawan sendiri menjaga rumah wesker dan memantau ku.

"Kamu dari mana barusan? Liat. Pak wesker sudah pulang dari Amerika. " .... Kenapa mbak Alisa tidak mengabari ku.. Aku takut jika wesker menyiksa ku lagi..

Dan terlihat mbak Alisa berdiri di pintu. Dan menatap ku.

"Kamu dari mana barusan? " njir... Kok mereka jadi tegas begini... Sepertinya wesker akan marah besar kepada ku..

Aku tidak berani menjawab pertanyaan mereka. Dan aku langsung lari menerobos mbak Alisa yang sedang berdiri di pintu itu.

aku melihat wesker yang sedang duduk di sofa ruang tamu.. Dia menatap ku. Aku takut dia akan menampar ku lagi..

"Dari mana kamu barusan?" *PLAK! Dia menampar pipiku. Sakit.. Bahkan tamparan nya lebih keras dari yang kemarin. Bahkan pipiku sampai berdarah karna tamparan nya itu.

"Cepat kamu masuk kamar atau aku akan menampar mu lagi. CEPAT! " baru pertama kalinya aku melihat wesker marah besar kepada ku. Dia akan menyiksa ku lewat sex lagi? Entah lah.

Sedikit cerita ☟☟

Aku dan wesker selalu beda ranjang. Karna siksaan nya itu. Tapi jika dia menyuruh ku untuk melakukan sex bersama nya aku selalu satu ranjang.

KITA LANJUT DI BAB SELANJUTNYA YGY😏😏

Pacar Kasar. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang