"Selamat datang, Yang Mulia," deretan pelayan dan ksatria menyambut kedatangan Ares dan Silencia di mansion Utara. Mereka berbaris rapi di sisi kanan dan kiri pintu masuk.
Ares turun dari kereta lalu memberikan tangannya pada Silencia untuk membantunya keluar. Segenap pelayan dan ksatria yang hadir terkejut dengan munculnya seorang wanita cantik berambut putih-silver. Tidak pernah sekalipun dalam benak mereka terbesit Duke Utara yang hatinya sedingin salju menggenggam tangan seorang Lady.
"Ini adalah calon pengantinku," Ares mengumumkan kedatangan mereka dan status Silencia di depan semua pelayan dan ksatrianya. Beberapa diantara mereka bahkan tidak dapat menahan hasrat untuk berbicara.
"Aku harap kalian bisa melayaninya dengan baik dan aku tidak ingin ada kesalahan apapun. Siapapun yang melakukan kesalahan akan menerima hukuman," Ares sangat tegas terhadap pelayannya. Ia tidak akan membiarkan siapapun memperlakukan Silencia dengan tidak hormat.Silencia menyentuh pergelangan tangan Ares. Menyuruhnya untuk tenang, karena jika Ares terlalu menekan pelayan, maka mereka malah akan takut pada Silencia.
Ares mengangguk paham, ia menuntun Silencia memasuki ruangan utama mansion. Meninggalkan para pelayan dan ksatria yang melongo karena Duke Utara telah ditaklukkan.
Setelah memasuki ruangan, Silencia tercengang. Ruangan dengan atap yang tinggi dan pilar yang besar terlihat masih kokoh tegak di sisi kiri kanan ruangan dengan lampu gantung kristal yang mewah. Saat sebelum tiba, Silencia membayangkan kastil Utara adalah kastil gelap yang suram. Tetapi kenyataannya, kastil Utara tidak kalah megah dengan istana kekaisaran.
"Ini adalah mansion milik keluarga Duke Utara, keluarga Sergey adalah bangsawan Utara selama ratusan tahun. Kami memiliki banyak peninggalan turun temurun dan kebanggaan yang selalu kami pelihara," Ares menjelaskan kepada Silencia. "Tentu kau akan belajar sejarah Utara dan sejarah keluarga nanti, jadi pelan-pelan saja, " Ares mengelus kepala Silencia dengan lembut.
Silencia hanya mengangguk mengapresiasi dan terkesima dengan keindahan itu.
"Seharusnya ada pesta perjamuan malam ini, tapi karena alasan kesehatan, aku akan melaksanakannya dalam tiga hari ke depan. Dan kita akan memimpin perjamuannya bersama,"
"Secepat itu?"
"Em, ya. Bukankah kau menyukai pesta?"
"Iya tapi apakah ini waktu yang tepat?"
"Untuk memperkenalkanmu secara resmi? Ya. Tentu saja. Semakin cepat semakin baik. Pakaian ku dan gaun mu bahkan berwarna senada, malam ini penjahitnya akan datang untuk pengepasan"
"Kau begitu penuh dengan persiapan"
"Terimakasih," Ares mengangguk tersenyum.Silencia merasa bahwa ini berlebihan untuk sekedar pertunangan kontrak, mengadakan perjamuan untuk para pengusung Duke Utara. Namun, Silencia enggan untuk mengatakannya pada Ares.
"Ini kamarmu. Pelayanmu nanti juga akan bertambah, Thorne akan membantumu dengan segala sesuatunya" Ares meremas lembut bahu Silencia.
"Yang Mulia," seseorang menyapa Ares dari belakang, "ah, maafkan saya Lady. Saya adalah Ludwig Braun, ajudan dan wakil dari Duke Aresio Sergey," Ludwig memperkenalkan dirinya sambil membungkuk hormat. Karakter baru lainnya yang tidak muncul di karya asli.
"Ada apa ,Braun? Ada yang penting?" tanya Ares dengan serius.
"Yang Mulia, saya membawa kabar yang buruk. Beberapa barang berharga di ruang harta karun keluarga Utara telah dicuri."
"Mengapa aku baru mendengar kabar ini?" tanya Ares sedikit frustrasi.
"Bukan hanya itu, Yang Mulia. Terdapat jejak perbuatan seorang penyusup di dalam mansion ini, dan tampaknya dia berhasil keluar tanpa terdeteksi oleh pengawal di malam itu."
Wajah Ares menjadi tegang. "Ini sangat serius. Kita perlu segera menangkap penyusup itu dan mencari tahu bagaimana orang tersebut bisa masuk ke dalam mansion tanpa terdeteksi. Tolong hubungi seluruh pengawal, dan bawa mereka ke ruang rapat sekarang."
Setelah Ludwig pergi, Ares kembali menatap Silencia. "Maafkan aku, Silencia. Namun, kau harus tetap di kamar untuk sementara waktu. Para pengawal akan melakukan pencarian dan aku tidak ingin kau berada dalam bahaya apapun."
"Baiklah. Lakukan apa yang harus kau lakukan lebih dulu. Aku akan tetap di sini," Silencia tersenyum.
"Aku akan mengirim Thorne dan Tessa kemari, serta beberapa pengawal untukmu. Setelah semua terkendali, aku akan mengantarmu berkeliling mansion," pandangan Ares melembut. Gadis di depannya ini begitu anggun hingga ia tak mampu mengalihkan tatapannya, meskipun begitu ia harus pergi. Ares pun melangkah dan melemparkan senyuman pada Silencia.
Silencia melambaikan tangan pada Ares dan mulai masuk ke dalam kamarnya. Tubuhnya lelah. Ia baru saja tiba dari perjalanan selama tujuh hari dan sudah ada masalah di mansion Utara. Tidak terbayang baginya jika ia menjadi Ares. Ares bahkan tidak bisa istirahat dan makan dengan benar.
Silencia merasa takjub oleh begitu indahnya kamar yang disiapkan. Warna-warna pastel pada dinding menambah kesan tenang pada ruangan yang dipenuhi oleh benda-benda elegan dan artistic. Sepasang kursi indah, sebuah bangku antik, dan meja rias yang menakjubkan, semuanya diletakkan dengan cermat di seantero ruangan. Selimut bulu hangat menutup tempat tidurnya, dan semerbak wangi lavender menyelimuti udara. Sebuah jendela besar menghadap ke taman depan mansion. Silencia menatap ke bawah, banyak pengawal dan ksatria lalu lalang keluar dan masuk. Ia lalu duduk di tepi ranjang merasakan permukaannya yang empuk dan hangat.
Pintu di ketuk. Mendengar itu, Silencia berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu. Ia membukanya, dan di depannya berdiri Tessa sambil membawa nampan berisi pot teh, cangkir dan beberapa kudapan.
"Maaf mengganggu, nona. Saya membawa teh hangat dan camilan. Ini diberikan oleh pelayan di mansion," kata Tessa dengan sapaan sopan.
"Terima kasih, Tessa. Kau selalu membuat hari-hariku lebih baik," jawab Silencia sambil tersenyum.
Tessa meletakkan nampannya di meja dan meninggalkannya. "Nona, saya harus merapikan barang nona di kamar ganti, di ruangan sebelah kamar ini. Jadi saya akan pergi sebentar,"
"Kau tidak akan makan ini bersamaku?" Tanya Silencia bingung.
"Tidak, nona. Mungkin nanti saya akan bergabung bersama pelayan lain, saya juga harus menunggu Tuan Thorne memberikan arahan," jelas Tessa.
"Emm, baiklah. Terimakasih," Silencia tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi, nona," pamit Tessa sambil membungkuk dan menutup pintu kamar.Sementara itu, semua pengawal berkumpul di ruang rapat, termasuk Thorne dan Ludwig. Mereka mulai membahas bagaimana menyelidiki kasus ini, mencari jejak penyusup, dan bagaimana menjamin keamanan mansion keluarga Duke Utara.
"Braun, Jelaskan apa yang terjadi," perintah Ares. Ia tidak dapat menerima fakta bahwa waktunya dan Silencia diganggu dan bagaimana caranya seorang pencuri bisa masuk ke mansion.
"Pertama-tama ini adalah kelalaian pengawal yang tidak bertanggung jawab, Yang Mulia. Lalu barang yang di curi adalah hanya beberapa permata," jelas Ludwig menenangkan.
Ares menekan pangkal hidungnya dengan jempol dan telunjuk, "ini bukan masalah harta yang dicuri. Ini masalah keamanan mansion yang melonggar. Pencuri itu mengambil barang tidak berharga untuk mengolok-olok sistem keamanan kita yang lemah," suaranya terdengar tenang tapi dalam ketenangan itu seakan tersimpan badai.
"Saya akan mengerahkan ksatria utama Yang Mulia," Fabian Meyer, kepala ksatria mengambil tanggung jawab.
"Kami juga akan berpatroli di daerah ini dan ini," ujarnya lagi sambil menunjuk dua area di peta mansion."Perketat pengamanan di mansion dan sekitarnya. Aku tidak ingin ini terulang kembali. Thorne, tinjau kembali pelayan dan ksatria yang baru bekerja atau yang keluar masuk mansion ini," perintah Ares jelas. Ia tidak ingin ada yang tidak mematuhinya. Karena keamanan seisi mansion dan Utara adalah tanggung jawab Ares sebagai kepala keluarga Sergey, terlebih sekarang ada Silencia bersamanya. "Kemungkinan pencuri itu tidak beraksi sendirian, seseorang dari dalam mansion jelas telah memandunya," Ares curiga. Tidak ada yang mengetahui lokasi persis gudang harta kecuali pelayan dan ksatria yang bertugas di mansion Utara.
Thorne mengangguk, ia dan Ludwig langsung pergi untuk melaksanakan perintah.
"Kapten Meyer, aku tidak ingin ada kesalahan, dan aku tidak ingin ada sesuatu yang berbahaya di dekat tunanganku, Silencia. Usahakan agar tidak ada bahaya apapun mendekatinya," perintah Ares khusus.
"Baik, Yang Mulia," Fabian memberi hormat dan keluar dari ruangan. Meninggalkan Ares yang menatap peta mansion sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Adopted Daughter (REVISI)
RomanceSuatu hari Hasegawa Aya, seorang wanita berusia 30 tahun mengalami kecelakaan sepulang kerja, dan ketika bangun, ia mendapati dirinya berada di dalam sebuah novel online yang terakhir dibacanya sebelum tewas. Berawal dari rasa simpatinya semasa hidu...