Prolog🍀

4 0 0
                                    

Cerita ini hanya lah fiktif belaka, kalian boleh berimajinasi sesuka kalian, karena author tidak akan memberikan gambaran visual di dalam novel ini.

Ohh ya btw, misalkan ada readers, kira kira kalian baca cerita ini pukul berapa ya?

Jangan kemalaman ya, nanti kamu sakit :), jangan begadang terus ya cantik!

Ini bukan tentang perjalanan melewati mesin waktu, ini hanya sebuah kebetulan yang membawa ku berada di dimensi lain. Mungkin kalian tidak akan mempercayai ku, tapi itulah yang sebenarnya terjadi

Happy Reading seng ku 🍀

Seorang dokter cantik berjalan dengan tergesa gesa melewati lorong rumah sakit yang agak panjang itu. Padahal ia baru saja akan memulai kebahagiaan nya setelah seharian hidup nya di isi untuk menangani para pasien yang membuat nya kewalahan.

Nama ku Alea, Orang terdekat ku biasa memanggil ku ale or Lea. Bagi ku sama saja, dua nama panggilan itu jika di gabungkan akan menjadi kata Alea.

Buru buru ku ambil ponsel di tas ku saat benda pipi itu tak kunjung berhenti berdering. Ku geser icon berwarna hijau untuk menerima panggilan yang masuk. Panggilan itu dari kenan pacar ku, kami berencana dinner malam ini, sayangnya aku Tiba tiba mendapat telpon dari rumah sakit bahwa ada pasien kecelakaan dengan luka yang cukup parah.

Aku menerima panggilan itu sambil terus berlari menuju ruang UGD.

"Ada apa ken? " Tanya ku pada pria yang sangat aku cintai itu.

"Sayang, kenapa belum datang juga?"

Aku merasa pertanyaan ken kurang berbobot, padahal sebelum aku benar benar datang ke rumah sakit, aku sudah terlebih dahulu mengabari nya.  Atau mungkin dia memang tidak membaca pesan dari ku. Memang kebiasaan ken, dia malas sekali membuka aplikasi yang bernama watts app itu.

Kenan, dia pacar ku. Pria yang selama dua tahun belakangan mengisi kesunyian dalam hidup ku. Aku sangat menyayangi nya, karena kenan begitu baik pada ku.

"Ken aku benar benar minta maaf, tadinya aku sudah di perjalanan menuju restoran. Namun pihak rumah sakit segera menghubungi ku, karena ada pasien kecelakaan dengan luka yang cukup parah." Ucap ku jujur, semua itu memang benar ada nya. Mungkin kalian bertanya, kenapa tidak dokter lain saja?. Jawaban nya karena aku adalah dokter bedah terbaik di rumah sakit itu. Aku bukan nya menyombongkan diri, tapi ini lah kenyataan nya.

"Selalu saja seperti ini, kau tau aku sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk malam ini. Tapi sudah lah, aku tidak akan memaksa mu lagi Alea." Perkataan Kenan seperti sangat menyimpan kekecewaan pada ku.

"Bukan begitu ke—

Tut.. Tut..

Kenan mematikan panggilan nya secara sepihak sebelum aku sempat menyelesaikan perkataan ku. Aku hanya bisa menghela nafas panjang sambil melihat ponsel yang ku pegang.

Ku ganti pakaian ku dengan pakaian khusus, aku segera masuk ke dalam UGD. Ku lihat seorang pria terbaring lemah di atas brankar dengan luka yang cukup serius di kepala nya. Kulit pada bagian kening nya sobek cukup lebar. Kepala nya terbentur cukup keras.

"Luka di kepala nya cukup serius, kita harus segera melakukan operasi." Ucap ku. Dan kalau sudah begini, semua dokter yang ada hanya bisa menurut, karena mereka tau aku seorang dokter terbaik.

Mereka semua menyiapkan peralatan yang di perlukan untuk operasi nanti nya. Sekarang tidak ada lagi pikiran ku pada kenan, aku hanya fokus pada pasien di depan ku yang harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

Tulisan di atas pintu ruang operasi tampak menyala. Aku mulai melakukan tugas ku sebagai seorang dokter bedah. Aku tidak tau bagaimana pasien itu kecelakaan, namun yang pasti luka nya sangat parah. Bahkan tengkorak belakang nya mengalami keretakan yang cukup parah.

Operasi kali ini cukup membuat ku kelelahan, dengan langkah gontai aku berjalan memasuki rumah ku, sepi. Ya hanya kata itu yang bisa menggambarkan suasana rumah ku saat ini. Tidak ada mama, tidak ada papa dan yang lain nya. Orang tua ku sibuk dengan pekerjaan nya di luar negri. Maka dari itu aku ingin cepat menikah dengan kenan dan segera memiliki banyak anak, agar rumah kami tak terlalu sepi lagi. Ahh membayangkan hal itu membuat ku senyum senyum sendiri.

Aku yang lelah segera merebahkan badan ku pada ranjang, yang bagian kasur nya terasa sangat lembut. Ku tatap dinding kamar ku yang di cat berwarna abu abu dengan beberapa tebaran daun keberuntungan.

"Apa aku seberuntung itu ya? " Gumam ku.

Malam harinya, badan Alea tampak bergerak tak karuan. Keringat dingin bercucuran dari kening hingga ke leher nya. "Ahkkk!, jangan!." Bersamaan dengan teriakan itu, aku pun terbangun dari tidur ku. Entah kenapa, mimpi ku kali ini terasa sangat nyata.

Ku usap wajah ku yang sudah di penuhi keringat dengan tangan ku. Kemudian ku raih segelas air putih di atas nakas. Aku mencoba mengatur nafas ku yang memburu seperti habis naik turun tangga.

Kalau sudah mengalami mimpi buruk seperti tadi, maka di pastikan aku tidak akan tidur sampai matahari terbit. Sehingga muncul lah warna gelap pada bagian bawah mata ku. Se penakut itu aku. Ku tatap lagi empat daun keberuntungan(clover) di dinding kamar ku.  Aku pun tak tau apa maksud dari empat daun keberuntungan dengan ukuran yang berbeda beda. Mungkin kah untuk menambah keestetikan kamar ku?, tapi kamar ku sudah cukup estetik.

Oke untuk start cerita sampai sini aja ya cantik.

Tidur yang nyenyak cantik, mimpikan bias kalian.

Saya istri nya mashiho pamit undur diri, wasalam.

See you next pRT🍀

100 days penetrate time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang