chapter 02

147 18 2
                                    

Wuxian mengowes sepeda
mininya dengan riang
di keranjang depan penuh
dengan bunga bunga cantik
begitu juga di keranjang
belakang banyak bunga
segar yang sudah di kemas
dia bernyanyi riang sambil
mengayuh sepeda itu tidak
peduli apapun padahal
cauca sedikit panas
di siang hari itu sekitar
jam setengah tiga meskipun
saat ini sedang musim
salju namun di siang hari
masih ada sinar matahari
salju akan turun di malam
hari.

Bunga itu pesanan
orang dia sudah biasa
mengantarkannya jika
pulang sekolah kebetulan
hari ini toko sedang
menerima banyak pesanan
menjelang hari valentine
esok hari dia menawarkan
diri untuk membantu
seperti biasa meski sang
kakak melarangnya.

Biasanya dia hanya
menjual bunga bunga itu
di taman kota yang tidak
jauh dari toko bunga itu
dengan sepedanya dan
banyak yang membeli
melihat wajah cantik nya
dengan senyum secerah
matahari ketika dia
menawarkan dagangannya.

Tidak sedikit ibu ibu dan
gadis gadis muda mencubit
pipi bakpounya yang
selalu bersemu merah
muda dan mengelus
rambut panjang kepang
duanya yang lucu atau
ikatan ekor kuda tinggi
dengan poni jatuh di
depan sangat imut.

Hua Cheng hanya
mengizinkan sang adik
mengantar bunga tidak
terlalu jauh hanya dua
blok di sekitar komplek
perumahan di samping
toko yang berjarak sekitar
satu kilo meter yang
kebetulan masih satu blok
dengan toko bunga itu
yang berada di persimpang
jalan besar cukup strategis
sehingga toko bunga itu
laris manis di datangi
pembeli.

Toko bunga milik ibunda
Xei lian lumayan besar
dan komplit semua jenis
bunga tersedia mulai dari
bunga lokal sampai bunga
import ada di toko itu
cukup laris dan banyak di
minati pelanggan karena
pemiliknya sangat ramah
baik di tambah pelayanan
yang baik dari sosok cantik
nan lembut xei lian yang
ikut membantu sang ibu
melayani pembeli setiap
hari sepulang sekolah.

Dia menatap gerbang tinggi
di depan rumah sangat
besar dan megah sedikit
bingung bagaimana cara
masuk karena tidak ada
satu orang pun berada di
sana.

Tangannya membolak balik
secarik kertas alamat sudah
benar.. Gusu Lan no.1..
melirik kiri kanan dan dia
mendapati bel tertanam di
tempok sangat tinggi
hampir mencapai tiga
meter dia memarkirkan
sepeda mini di pinggir dan
mundur sedikit mengambil
ancang ancang untuk
melompat supaya bisa
menyentuh bel itu

Berulang kali dia terus
melompat namun sulit
di gapai nafasnya mulai
terengah engah karena
terus melompat dia lalu
membungkuk sedikit
menarik nafas dalam
dalam lalu mengatur
nafas menghembuskannya.

Saat dia hendak melompat
lagi tiba tiba di kejutkan
oleh teguran dari belakangnya

"Nona kecil apa yang kau
lakukan, kenapa dari tadi
kamu melompat lompat.??"

Dia menoleh melihat
laki laki gagah berpakaian
rapi berdasi lengkap di
atas sebuah sepeda dengan
senjata api lengkap terselip
di pinggangnya di balik jas
hitamnya.

Penjaga itu sedang
berpatroli sudah biasa
menaiki sepeda keliling
mansion itu setiap tiga
jam sekali dan dia sudah
memperhatikan gerak gerik
gadis itu dari tadi.

"Maaf paman, apa alamat
ini benar, paman pemilik
rumah ini..!!??"

Wuxian atau orang biasa
menyapanya Hua xian
memperlihatkan secarik
kertas yang berisi alamat
rumah itu dia tersenyum
ramah menampilkan gigi
kecil kelinci putihnya.

Penjaga itu tersenyum
mendekatinya dan ia
mengambil kertas itu
melihatnya dan menjawab
sopan..

"Bukan paman hanya
pengawal disini, coba
paman lihat dulu,"

The most beutifull flowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang