🔥Adelline Swastamita Batari🔥

431 48 26
                                    

"Suatu hari, kita akan bener-bener nemuin orang baik yang berubah jadi jahat karena keadaan, lingkungan, dan sebuah keharusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suatu hari, kita akan bener-bener nemuin orang baik yang berubah jadi jahat karena keadaan, lingkungan, dan sebuah keharusan."
•Adelline Swastamita Batari

Diiringi suara motor yang melaju kencang menyalip mobilnya, gadis dengan surai panjang berponi itu diam tak berkutik setelah dihadiahi bentakan oleh sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diiringi suara motor yang melaju kencang menyalip mobilnya, gadis dengan surai panjang berponi itu diam tak berkutik setelah dihadiahi bentakan oleh sang kakak. Adel menghembuskan napas kasar, lagi-lagi dia harus kembali diceramahi dan dibanding-bandingkan dengan seekor anjing.

"Gunain otak lo!"

Makian pertama. Adel menatap geram. Namun seperti biasa dia hanya bisa menutup mulut rapat-rapat mendengar mulut itu terus nyerocos mengatai dirinya parasit dan sebagainya.

"Gara-gara lo mabuk semalem gue jadi kena imbasnya! Papa marahin gue, lo tuh lain kali kalau mau ngelakuin hal bejat, mikir dua kali dasar lemah!"

Keningnya ditoyor oleh jari telunjuk berkuku tajam miik Raden. Adel menghembuskan napas, pura-pura takut kemudian menunduk.

"Anak haram sialan!"

Makian kedua. Gadis itu memilih diam, menoleh ke arah jalanan yang dipenuhi kendaraan bermotor milik kawan-kawan satu sekolahnya.

Lagi-lagi ada motor ninja berwarna hitam yang menyalip. Kali ini pengendaranya seorang gadis. Adel tau dari rambut panjang si pengendara yang tergerai ke belakang.

"Lo pasti bebas banget sama motor itu. Bisa pergi ke mana pun lo mau dengan gampang tanpa makian siapa pun. Sedangkan gue?"

"Besok kalau sampai lo-"

"Udah. Turunin aku di sini, Kak."

Raut garang milik Raden sejenak sempat menatap heran. Namun kemudian pemuda itu tersenyum miring.

Mobil berwarna putih itu berhenti. Raden meremat stirnya, napasnya naik turun pelan. Kemudian laki-laki itu membukakan pintu untuk adik sialannya itu.

"Awas kalau sampai lo minta turun di sini buat ngadu ke Papa macem-macem soal gue! Kalau sampai gue pulang Papa marah lagi, abis lo sama gue! Ngerti?!"

3. Not Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang