🔥03. Terjebak perasaan🔥

348 37 20
                                    

Assalamu'alaikum, Hellow!

Today is the day of: Not Antagonist 🔥

🔥Penuhi kolom komentar dengan isi hati kalian. Kritik ke aku, tokoh dalam cerita, atau pun saran yang membangun.

🔥Sebelumnya, perlu aku ingatkan untuk panggil aku Mochi aja. Jangan thor, please.

🔥Aku akan panggil kalian Candy. Alasannya? Lucu-lucu gemes.

🔥I hope you enjoy, Candy.

🔥HAPPY READING❤️‍🩹

❂🔥❂

Berpikir menggunakan hati akan membuatmu lebih kesulitan memahami mana yang benar dan mana yang salah.

Ponselnya berdering, Seano tak lekas mengangkat panggilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponselnya berdering, Seano tak lekas mengangkat panggilannya. Pemuda itu justru masih asik menyantap mie ayam yang dia pesan.

"Woy, HP lo tuh bunyi! Budek lo?"

Amara mendengus, lagi-lagi manusia satu ini kerjaannya hanya bisa mengganggu dirinya dan Bumi. Ditambah, sikap menyebalkan Seano yang sengaja tak mengangkat panggilan telepon itu.

"Sabar, Anjir! Mie ayam it's number one."

Setelah Seano mengatakan hal itu, Bumi mendekatkan tubuhnya ke alat bantu dengar Amara. Laki-laki itu nampak membisikkan sesuatu. Setelah berbisik dengan wajah yang lumayan menjengkelkan, dua sejoli itu bangkit. Bumi dan Amara kompak membawa mangkuk mereka menjauhi Seano.

"Kampret ya lo berdua!" Seano ingin bangkit, tapi di meja itu Amara menggeleng tak suka.

Kalau sudah begini, Seano tau betul apa yang akan keduanya lakukan. Dasar, dua manusia bucin. "Ini, yang katanya mau putus setelah tantangan selesai? Makin ke sini makin ke sana tuh dua orang."

"Seano!"

Bencana.

Seano terdiam, meletakkan sendok mie ayamnya. Setelah dipikirkan ulang, nampaknya dia salah paham. Bumi dan Amara pergi karena suatu alasan.

Sebuah alasan yang Seano sebut bencana. "Lagi-lagi, gue harus ngimbangin betina ini."

Pemuda itu tersenyum kelewat lebar, kemudian menoleh ke belakang. Ah, lihatlah manusia semprul ini. Seano tersenyum lebar hingga netranya menyipit, menyambut kedatangan gadis bersurai blonde ini.

"Hari ini aku bawain kamu milkshake. Minuman kesukaan aku," ucapnya sambil menyerahkan satu cup minuman bercampur susu kepada Seano.

"Baru liat bentukannya aja udah eneg ini lambung."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3. Not Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang