bab 40 | family III

602 55 0
                                    

abaikan typo!
fiksi 1000%
enjoy.

_____________•.•
"nah sadar diri juga anak papa, kalau kamu engga pingsan kan papa gak mungkin nyiramin kamu pake air panas ini." jelas freya

freyon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. ada benarnya juga yang di katakan oleh papa freya.

"yang bikin freyon pingsan siapa? preman itu kan? yaudah suruh preman nya aja bersihin ini semua. kenapa harus freyon" ucap freyon

"freyon bintang aksara natio!" teriak flora dengan posisi berkacak pinggang. seketika semuanya diam terutama freya. karena sebelumnya tidak ada yang pernah berani membantah flora. mamanya ini bisa saja mengambil jantung mereka untuk di jadikan sop nanti malam.

"iya ma, iya. freyon yang salah. freyon bersihin sekarang, puas" ucap freyon

dengan sangat terpaksa freyon harus membersihkan seluruh air yang membasahi rumah. ia mulai berdiri dengan perlahan lahan dan berjalan sambil bersungut-sungut.

"enak jadi papa, dia yang salah gue yang----" ucap freyon terpotong.

GEDEBUK!

"anjing!" umpat freyon saat tergelincir di lantai.

"kita engga liat kok, dek. yakan, ma, pa" ucap shasa sambil menutupi kedua matanya menggunakan telapak tangan.

flora dan freya mengangguk menyetujui perkataan shasa.

"iya, kita engga liat" ucap kedua pasangan itu dengan kompak.

"engga orang tua ngga adik sama aja" sungut freyon pelan.

"sekalian tuh, sempak kamu di belakang di angkat. sempak kok di jadiin pajangan, di kira barang antik apa." cerocos flora

"noh dengerin dek. seharusnya sempak sekali pakai aja, ngapain di cuci cuci kayak gitu. bapak kita kaya!" ucap shasa sedikit mengomel.

"emang bapak kalian siapa?" tanya freya dengan wajah lugunya+polos

"papa gak tau?" tanya shasa.

freya hanya menggeleng tidak.

"shasa juga gatau, sih."

"kalian ngapain ngerumpi disini? freyon mau ngepel!" tekan freyon dengan sebuah sapu pel di tangannya. entah sejak kapan anak lelaki itu pergi dari sana dan mengambil sapu pel.

freya dan flora mengangguk paham segera meninggalkan ruangan itu. hemh, malas sekali rasanya freya melihat wajah anak lelaki nya itu yang pemalas.

"kak, gantiin freyon. ntar freyon kasih duit" suruh freyon

shasa yang baru saja menginjak tangga pertama lantas langsung memutar tubuhnya dengan cepat. mendengar kata duit hati nya langsung berbunga-bunga.

"dua lembar duit merah" ujar shasa dengan senyuman manisnya.

menurut freyon itu merupakan senyuman yang paling ia hindari. jika kakaknya tersenyum seperti itu maka isi dompetnya bakalan menipis.

"iya kak." balas freyon singkat.

dengan gerakan kilat, shasa sudah berada di depan wajah freyon dengan tangan yang terulur.

"duit dulu baru kerja." goda shasa

"sha, anak gadis papa satu satunya!" teriak freya dari atas

shasa segera mendongakkan kepalanya ke atas.

"why, why, papa?" tanya shasa

"papa bayar dua kali lipat. sekarang kamu masuk dalam kamar terus kayang atau ngapain lah." ujar freya sangat lembut.

shasa mengangguk antusias. ia segera berlari kecil meninggalkan freyon yang tengah menatap freya kesal.

freya terkekeh gemas ketika melihat anak lelaki nya itu menatapnya kesal dirinya. freya menjalurkan lidahnya.

"yang bersih ngepel nya, anak lelaki papa~" timpal freya. dengan wajah tengilnya ia mengejek freyon lalu kembali masuk ke kamarnya.

"papa siapa, sih, ngeselin banget" gumam freyon

"mentang mentang uang nya banyak." gumam freyon lagi pada dirinya sendiri.

dengan kesal freyon membersihkan rumah yang basah akibat ulah papa nya. sebenernya yang salah itu freya, iya, freya sang papa.

fiks no debat coyy!




















































TBC 🔥🔥

penantian flora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang