bab 43 | family VI

1.2K 63 9
                                    

abaikan typo
fiksi 1000%
enjoy!

_________•.•
sedangkan teman-teman freyon hanya bisa melihat perdebatan yang di hancurkan tiap bibir kakak adik itu. tidak ada yang berani bersuara.

"kak." panggil freyon dengan lembut. berharap curut satu ini luluh

shasa menatap freyon dengan senyuman tipis.

"iya, dek" balas shasa tak kalah lembut.

"kesiniin rokoknya" ucap freyon pelan.

"no,no" balas shasa tidak mau. shasa menggerak-gerakkan jari telunjuk nya ke kiri dan ke kanan.

freyon menghela nafas pelan. sepertinya ia harus mengobarkan sedikit sesuatu agar shasa menurut padanya.

"nanti adek kasih jajan" balas freyon dengan senyum mengambang.

shasa tampak berpikir sebentar "yang banyak." ucap shasa

dih, mencari kesempatan dalam kesempitan. "iya" ujar freyon dengan senyum manisnya.

shasa tersenyum lebar. "nih" ia menyarahkan rokok yang ia sembunyikan di balik punggungnya ke arah freyon.

dengan sigap freyon mengambil rokok itu dan memberikan nya ke arah justin teman yang berada di belakangnya.

setelah menyerahkan rokok tersebut kini shasa beralih menatap satu persatu wajah sahabat adiknya. "btw kenapa temen-temen freyon ganteng ganteng. kenapa freyon engga?" tanya shasa bingung

perkataan shasa membuat seluruh teman freyon menahan tawa nya. bagaimana bisa kakaknya sendiri malah berkata hal jujur seperti itu. biasanya para wanita di luar sana aku memuji ketampanan freyon yang hampir mirip dengan wajah papanya walaupun gantengan papanya tetapi ketampanan freyon ternyata tidak dengan adiknya.

"oh, oke. batal acara jajannya" ancam freyon tapi tidak mempan oleh shasa.

"oh, oke. kakak lanjut mokoknya" ucap shasa menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum tipis ke arah freyon.

apakah adiknya pikir hanya dia bisa mengancam?? ia juga bisa.

lagi lagi teman freyon di buat ketawa oleh tingkah laku shasa. mereka berpikir gadis itu akan mengeluarkan air matanya dan merengek ke arah freyon. ternyata dugaan mereka semua salah

"mantap, kak. lanjutkan bakat mu" ujar zean sambil menepuk pelan  bahu shasa.

"kak, kek, kak, kek, sejak kapan orang tua kita sama." balas shasa dengan nada songongnya. zean seketika membulatkan matanya, ia tidak menyangka akan mendapatkan balasan seperti itu dari gadis yang ada di hadapannya saat ini.

kini giliran freyon yang menepuk pundak zean.

"yang sabar bro, lo baru sekali. gue udah bertahun-tahun" pungkas freyon dengan senyum tipisnya

•••
sekarang shasa, freyon, aldo, justin dan zean tengah berada di sebuah mall yang cukup besar yang berada di daerah mereka. mereka tengah berjalan jalan guna mencari barang barang yang ingin di beli. sesuai dengan janji freyon tadi yang akan membelanjakan kakaknya.

"hai, om. butuh sugar baby enggak?" tanya shasa saat seorang pria mapan separuh baya melintas di sebelahnya

tetapi pria itu menoleh ke arah shasa dengan senyum tipis lalu menggelengkan pelan kepalanya.

"ih, seharusnya butuh om. shasa udah siap nih" ujar shasa dengan kerlingan nakalnya. berharap pria yang ada di hadapannya sedikit, emm... tergoda. jadi ia memiliki mesin atm terbaru selain papanya.

freyon yang melihat kelakuan shasa lantas menarik kepala shasa dan memasukkannya ke dalam jaket yang ia kenakan. sungguh kelakuan shasa membuat freyon jengkel tapi ia tetap menyayangi kakaknya itu.



























TBC

penantian flora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang