Chapter 4

19 1 0
                                    

"Mom, mobil siapa yang terparkir di halaman belakang kita?" Ucapku dengan berbisik-bisik.

"Aku tak tahu, tadi seorang pria berusia sekitar 40 tahun menitipkan mobilnya" sahutnya sambil mengambil jus di dalam lemari pendingin.

"Awas saja, jika dia berani macam-macam. Akan ku ceburkan Limusonnya ke dalam kolam renang" Aku menyipitkan mata melalui jendela dengan melihat ke arah luar seakan penjahat yang ingin memburu korban.

"Lakonanmu sangat buruk, Eve." Mom menyenggol lenganku pelan.

Aku terkikih. "Memang kau bisa lebih dari ku, mom?"

"Asal kau tahu saja, saat aku berusia seperti mu saat ini, aku pemain andalan di Bloomsbury." Kurasa mom sedang menyombongkan diri.

"Really?" Aku menaikkan satu alisku dan tersenyum menggoda.

"Lemme show you something" mom berjalan ke arah ruang kerja milik dad.

Aku mengikuti langkahnya dari belakang.

"Memang apa yang kau ingin tunjukkan padaku, mom?" Aku memperhatikan mom yang sedang sibuk membuka-buka laci.

"Wait.. Yep this is it" mom duduk di sofa dan mulai membuka album foto yang terlihat sudah tua.

Aku duduk di sampingnya. "What is that?"

"Kau lihat wanita muda ini" ucap mom.

"Iya aku melihatnya" Aku menyipitkan mata. "Wait, apakah itu aku?".

"Memang kau pernah memakai dress merah menyala dan berdiri di atas panggung?" Sahut mom.

"Uhm sepertinya wanita ini seumuran denganku, tapi seingatku aku tak pernah memakai dress aneh itu." Ucapku bernostalgia.

"Bukankah ia sangat cantik?" Tanya mom dengan tone memaksa.

"Ku akui dia lebih cantik dariku" Yayaya, aku memang tak pernah mengakui diriku cantik.

"Tentu saja, ibu lebih cantik dari anak perempuannya." Wait. What?

"Is that you mom?" Ku akui wajahku sekarang seperti seorang kurcaci yang ingin menggapai bingkai foto.

"Menurut mu?"

"Seriously, ternyata wanita jadul seperti mu itu bisa terkenal juga ya." Ku lihat mom terkikih.

"Jangan salahkan aku, kalau kau kalah cantik dan terkenal" ya ya ya aku akui itu.

*Bang!

"Eve, kau dengar itu?"

"Iya, itu seperti suara tembakan, mom." Ku pegang erat telapak tangannya yang bergetar.

"Mom, kau tunggu di sini. Aku akan melihat keluar"

"Tidak, Eve. Kau harus tetap disini" Tanganku terkait dengan tangannya dengan erat.

"Percaya padaku untuk kali ini" aku melepaskan genggamannya dan keluar dari ruang kerja milik dad.

Tembakan tadi terdengar dari arah belakang. Aku mengambil tongkat golf dan mengendap-ngendap menuju halaman belakang.

Ku lihat ada 2 orang pria sedang memainkan pelatuk pistol, mereka memakai jaket kulit hitam yang sama.

"Hei, orang gila, sedang apa kau" aku memberanikan diri untuk berbicara.

"Siapa kau?" Salah satu dari mereka menghampiriku. Ku rasakan keringat dingin di punggung dan tengkukku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angels To Fly [Luke Hemmings Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang