Tak Perlu Pembenaran Diantara Hitam & Putih

6 1 0
                                    

"Kenapa kau melakukan itu?"

"Melakukan apa?"

"Berdiam diri padahal kau tahu kau benar, berdiam diri padahal kau bisa melawan, berdiam diri hingga orang lain berpikiran kau memang salah,"

"Tidak apa, hanya mau saja,"

"Hanya mau saja? Kau tahu? Sekarang semua hal yang kau bangun dengan susah payah akhirnya hilang karena kau begitu, sekarang kau mau apa?"

"Aku tahu itu, aku tahu semua resiko yang aku ambil jadi kau jangan khawatir dan apapun yang terjadi maka terjadilah karena memang itu yang seharusnya terjadi,"

"Kenapa kau malah bersikap tenang pada situasi ini?"

"Lalu aku harus apa? Harus berteriak kepada mereka dengan mengatakan kebenarannya?"

"Iya itu harus karena kau memang tidak salah, cerita mereka telah diberikan bumbu yang sangat tidak wajar hingga akhirnya menyudutkan dirimu sampai ke jurang tanpa ada yang berniat memegang tanganmu,"

"Kau salah kalau kau berkata tidak ada yang berniat memegang tanganku karena nyatanya kau dan beberapa orang lainnya malah meminjamkan hal itu bahkan lebih itu sudah lebih dari cukup untukku,"

"Ini bukan saatnya untuk bermain kata hingga menerbangkan diriku karena lidah manis mu yang penuh akan kesedihan itu, kau bisa menjadi dirimu sendiri dihadapanku jadi jangan bersembunyi lagi dibalik topeng ketiadakapaan kamu itu,"

"Kau selalu tahu akan diriku, namun pujian tadi memang benar adanya bukan hanya sekedar lidah manis supaya kau berdiam diri karena merasa tersanjung, pada intinya biarkan orang lain berkata buruk akan diriku hingga semua orang pergi satu persatu karena pada akhirnya aku hanya akan melihat orang-orang yang benar-benar percaya padaku siapa saja dan orang-orang yang hanya akan menjadi penjilat itu siapa saja, sederhananya begitu,"

"Tapi kau malah menyakiti dirimu sendiri dengan cara begitu,"

"Menyakiti ya? Memang benar aku menyakiti diriku namun dengan begitu aku juga belajar untuk tidak terlena akan buaian buana yang terasa memabukkan namun menjerat hingga akhirnya aku tidak bisa bernafas itu malah semakin membuatku tidak bisa bergerak,"

"Kau memang membuatku tidak bisa berkutik lagi kau tahu,"

"Iyaa aku tahu, namun aku berterimakasih karena kau telah perduli,"

Kumpulan Cerpen KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang