Mimpi itu kadang menghampiriku selama hampir 20 tahun. Aku seperti dikejar, terjungkal, lalu bangkit, dan aku berada tepat didepan jurang, yang airnya mengalir air terjun yang siap menelanku, jika selangkah saja kakiku melangkah.
Aku berada dititik akhir dalam hidupku.
Aku bingung, kemana aku harus melangkah, sampingku tidak ada tempat menapak, untuk berputar kebelakang aku harus berani dengan resiko kalau aku bakalan tergelincir ke bawah sana.
Namun, yang aku sadari disini. Mimpi ini seperti dapat ku kemudikan. Aku dapat merasakan situasi itu. Kepanikanya, kebingungannya, takutnya, semua jadi satu.
Tapi aku menyadari, misalkan aku menunggu pertolongan, kaki ku bisa mati lemas dan akhirnya aku bisa jatuh juga dengan sendirinya. Tapi berbeda kalau misalkan aku jatuh, tapi aku berani mencoba dengan tindakan ku untuk selamat.
Aku takut, tapi aku yakin, bahwa ketika aku percaya, aku berhasil. Itu kuncinya.
Ternyata, dari proses aku memutar badan kebelakang, kakiku damai, yang rumit pikiranku, banyak sekali bisikan bisikan yang mengeroyok.
Dari kejadian itu, aku berhasil membawa diriku keluar dari peristiwa itu, aku selamat dengan sedikit goresan kecil ditanganku karena aku tersungkur melompati beberapa bebatuan didepanku.
Tapi, yang harus kalian ingat adalah ini bukan perihal mimpi belaka, lalu bangun dan cuci muka, lupakan. Tapi sensasi ketegangan itu masih terasa hingga bangun dan beraktivitas lainnya.
Bahwa terkadang, untuk agar kita selamat saja dari peristiwa dalam hidup, kita perlu sedikit goresan kecil yang menodai kulit kita. Yang dimana, proses ini adalah bagaimana cara kita menerima suatu kejadian, tanpa harus berharap bahwa kita selamat dengan sempurna.
Kita perlu yang namanya sedikit percikan, agar kita bisa mengenang. Tapi poinnya disini adalah, kehebatan kita bisa keluar dari rasa takut, semua hanyalah tipu daya pikiran, lakukan sebaiknya, fokus, dan tenang.
Apa yang menjadi alasan kita tetap tenang, agar kita bisa menemukan, bahwa jawaban sebenarnya lahir dari pikiran yang bersih. Semua tak ada hasilnya, jika amarah menyelimuti dengan kuat, kita perlu sedikit memberikan celah agar angin bisa masuk bukan? Jika dibiarkan tertutup kita bisa kehabisan nafas, ulah pikiran kita.
"Berhentilah mencemaskan sesuatu berlebihan. Ingatlah, kuatir adalah imajinasi pikiran untuk menciptakan sesuatu yang tak diinginkan."