Memiliki semua itu, melibatkan diriku dalam segala wadah terbuka agar siapa saja melirikku, itu bukan lagi perihal kalau aku harus bisa seperti mereka. Terlihat bahagia, menshare semua keseharian dan membuat mereka menfeedback aku dengan selalu menyoroti keberadaanku. Itu bukanlah aku.
Aku memiliki 2000 pengikut disosial mediaku, lucunya aku tidak tau apa motivasi mereka tetap bertahan menjadi followerku. Setiap hari aku selalu berpikir, apa yang harus aku lakukan, agar mereka mengagumi diriku, memberikan cinta dengan selalu mencari tentang aku.
Pada akhirnya, aku haus, dan untuk menghilangkan hausku, aku mencari penyegar dengan berusaha terlihat baik dan perfect, hingga akhirnya aku lelah dan berhenti dengan sendirinya.
Untuk mendapatkan sepotret foto indah, kita perlu effort lebih. Tentunya dengan semua tindakan itu, akan menjadi jejak di dunia tersebut. Justru dari situ, aku menyadari, aku palsu.
Terkadang yang kita fokuskan adalah, yang penting orang lain melihat kita bahagia, kenapa tidak diubah mindsetnya menjadi bahagia, tidak harus memuaskan orang lain.
Sederhananya, cobalah menjadi jati dirimu, itu ruangmu, kreasikan dengan kemampuanmu, tak perlu kenakan topeng seakan kamu sempurna. Kenalkan kepada mereka, bahwa terkadang ketidaksempurnaan itu juga bisa dinikmati dengan indah tergantung dari sudut mana kita memandang.
Percayalah, di zaman sekarang, diantara kita sebagian masih ada yang malu memposting dirinya tanpa embel embel pencapaian, semuanya tentang materi dan perbedaan.
Tentu sangat mencolok bukan? Kenapa kita tidak pernah berpikir bahwa menshare tentang ketidaksempurnaan diri kita, justru menjadi pelajaran bagi siapa saja, bahwa mencintai diri sendiri ialah dengan terus mengapresiasi dan mensyukuri pemberian tuhan.
"Bagian penting dalam hidup adalah tentang penerimaan diri secara ikhlas dengan cinta. Saling melengkapi dan menerima apa adanya juga menjadi bagian penting."
Tentunya untuk kamu, jangan tutup mata dan pikiranmu, bahwa menjadi baik harus perfecf melainkan membentuk suatu hal hampir sempurna kita perlu menunjukan sisi kekurangan kita, agar kita paham bahwa ketidaksempurnaan yang terlihat akan menampilkan sisi yang cantik dengan sendirinya nantinya.
Untukmu, tetap gerakan senyum di pipimu, kau cantik dengan kelebihanmu! Kau berhak mendapatkan pengakuan yang pantas untuk dirimu, tetaplah menjadi diri sendiri, karena keindahan dimulai dari soal penerimaan dengan lapang dan ikhlas.