Chapter 11 : Sulit ditebak

33 5 1
                                    

Tiara menundukkan kepalanya dengan lemas, sementara manik matanya terus berfokus pada kedua kakinya yang mengayun dalam tempo lambat ke depan dan ke belakang.

Tepat di seberang Tiara, ada Farrel yang berdiri di sana bersama dengan Keisya. Keduanya sama-sama menatap Tiara penuh rasa kasihan karena Tiara yang harus terlibat dengan masalah seberat ini. Ya, Tiara sudah menceritakan kronologis kejadian kemarin. Dimulai dari Mila yang meminta tolong padanya sampai akhirnya Tiara berkenan membantu Mila namun harus dibuat kebingungan karena berkas itu yang mendadak hilang meskipun Mila sudah menegaskan kepada Tiara bahwa berkas tersebut ada di lemari besar yang Tiara cari kemarin.

"Gue harus gimana?" Cicit Tiara membuat Keisya dan Farrel saling berpandangan kemudian dengan kompak mereka menggelengkan kepala mereka. Jujur saja, Keisya dan Farrel tidak punya satu pun ide yang terlintas di kepala mereka untuk membantu Tiara. Otak mereka buntu sekarang.

Habisnya kejadian kemarin benar-benar tidak bisa dicerna otak mereka. Berkas tersebut hilang tanpa jejak, dan Tiara yang notabenenya menanyakannya langsung pada Jeje selepas bertanya pada Mila malah berakhir dengan Jeje yang marah besar pada Mila. Ia justru menyalahkan Mila yang notabenenya menjadi pihak yang ia percayakan untuk menyimpan berkas tersebut. Alhasil Tiara semakin merasa tidak enak pada Mila. Seandainya saja dia tidak buru-buru menanyakannya pada Jeje, Jeje pasti tidak akan tahu perihal hilangnya berkas tersebut dan Mila pun tidak akan dimarahi oleh Jeje. Tapi mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi, dan sekarang Tiara semakin merasa bahwa dirinya harus membantu menyelesaikan masalah ini.

"Kata gue mah itu berkas emang udah ada yang ambil. Ya kali ilang gitu aja. Pan kagak punya kaki. Jadi ya udah Ra nggak usah terlalu dipikir---anj!" Pekik Farrel, ucapannya terpotong begitu saja lantaran Keisya yang seenak jidat menginjak kaki Farrel.

Begitu Farrel menoleh ke arah Keisya, wanita berambut panjang berponi itu langsung melayangkan tatapan tajamnya. Pokoknya kelihatan sangat kesal. "Apa sih?!" Tanya Farrel dengan nada suara kesalnya. Ini makin lama Keisya bisa-bisa benar-benar berubah seperti Tiara yang hobi sekali melakukan kekerasan padanya.

"Apa apa, lo nggak liat tuh Tiara lagi sedih, malah lo buat dia jadi tambah sedih aja. Kan lo tau sendiri Mila itu temen baiknya Tiara, ya dia kepikiran lah" ucap Keisya dengan penuh penekanan. Dia lantas mengacungkan kepalan tangannya ke depan wajah Farrel saat melihat Farrel bersiap membalas perkataannya, "gue gebuk ya kalau lo ngomong lagi!" Ancamnya.

Farrel tersenyum lebar sembari mengangkat dua jarinya ke udara, memasang tampang sok imutnya yang membuat Keisya malah semakin gatal ingin melayangkan pukulan ke wajah Farrel itu. Sialnya tidak bisa dia realisasikan, habisnya Farrel sudah lebih dulu beranjak dari posisinya. Dia terlihat duduk di samping kiri Tiara, kemudian mengusap bahu Tiara dengan lembut.

"Lo jangan sedih ya Ra, gue sama Kei pasti bantu lo kok" ucap Farrel, kali ini berbicara dengan nada suara lembutnya. Benar-benar bertindak sesuai dengan keadaan yang terjadi, tidak seperti tadi.

Tiara menoleh ke arah Farrel dengan kedua matanya yang sudah dipenuhi air mata. Hidung Tiara bahkan memerah sekarang, pertanda jelas bahwa sebentar lagi emosi Tiara akan pecah. "Gue bingung Rel. Gua harus gimana? Gue kasian sama Mila" lirih Tiara.

Raut wajah Farrel berubah seketika saat pada akhirnya air mata itu mengalir deras membasahi pipi Tiara. Tidak ada lagi tampang jahil atau bercanda khas seorang Farrel. Dia benar-benar terlihat khawatir melihat keadaan Tiara sekarang.

"Ssttt udah udah jangan nangis dong Ra" kemudian Farrel menarik Tiara ke dalam pelukannya. Ia tidak segan untuk menepuk lembut lengan Tiara dengan penuh perhatian, berusaha untuk menenangkan sahabatnya itu.

Keisya membulatkan matanya terkejut saat melihat pemandangan dihadapannya. Tampak jelas bagaimana Farrel yang tiba-tiba saja memeluk Tiara dengan penuh perhatian di sana sembari berusaha menenangkan Tiara. Tidak ada yang salah dengan tindakan Farrel barusan, hanya saja karenanya Keisya merasakan perasaan tidak nyaman dihatinya. Seharusnya dia yang ada di sana kan? Dia kan saudari kembarnya Tiara.

CROSSROADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang