Chapter 22 : For the first time

17 3 5
                                    

Nathan melambatkan laju kendaraannya sebelum menghentikannya tepat di depan rumah Keisya. Dia melepaskan helm-nya sejenak lalu menolehkan kepalanya ke arah rumah Keisya.

Ya, Nathan sengaja datang kemari untuk meminta maaf pada Keisya secara langsung. Dia sadar bahwa perkataannya kemarin sudah sangat keterlaluan bahkan saat itu Keisya sampai meneriaki dirinya dengan penuh amarah sebelum dia pergi meninggalkannya. Di kelas juga Keisya terus mengalihkan pandangannya ke arah lain, enggan bersinggungan dengannya.

Sikap Keisya kemarin benar-benar persis seperti sikap Keisya pasca kejadian kameranya yang tidak sengaja Keisya rusak. Kejadian yang membuat Nathan diam-diam memperhatikan Keisya hingga dia tertarik untuk mengenal Keisya lebih jauh. Bahkan Nathan tidak segan diam-diam menggambar wajahnya seolah Keisya adalah objek yang begitu menarik untuk dia abadikan dalam lembar sketsanya.

Tolong jangan salah paham dulu, sebab apa yang Nathan lakukan bukan semata-mata karena dia menyukai Keisya seperti tuduhan Tiara tempo lalu. Semuanya benar-benar hanya karena Nathan yang ingin mengenal Keisya lebih jauh. Ya, Nathan yakin hanya sebatas itu. Meskipun segala perasaannya yang dibuat uring-uringan hanya karena melihat Farrel kerapkali bersama Keisya atau Keisya yang mulai menjauhinya selalu berhasil membantah semuanya.

Semalaman Nathan merutuki segala perkataan yang mulutnya lontarkan pada Keisya kala itu. Seandainya saja dia bisa sedikit sabar, mungkin Nathan bisa menjelaskan secara baik-baik pada Keisya akan alasan dirinya tidak mau dijodohkan dengan Tiara.

Dan hubungan mereka tidak akan berantakan seperti ini.

Nathan langsung turun dari motornya lalu melangkahkan kakinya sampai ke depan gerbang rumah Keisya. Dia menggulirkan bola matanya menyapu setiap sudut rumah tersebut lewat celah-celah teralis gerbang.

Nathan mengigit bibir bawahnya, kelihatan bingung sekaligus resah. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya dia meminta Keisya keluar rumah. Sebenarnya bisa saja sih dia memencet bel. Tapi jujur Nathan takut Tiara yang malah keluar dari rumah itu, mengingat sebelumnya juga kan dia sedang memiliki masalah dengan Tiara.

Diam-diam Nathan merutuki fakta bahwa Tiara dan Keisya adalah sepasang anak kembar yang tinggal disatu rumah yang sama. Seandainya saja mereka bukan anak kembar, Keisya pasti tidak akan repot-repot membantu Tiara untuk dekat dengannya seperti yang akhir-akhir ini Keisya lakukan.

Nathan menghela napasnya panjang. Pada akhirnya Nathan memilih untuk pasrah saja. Dia tidak mau mengambil banyak resiko. Lagipula tidak ada yang menjamin apakah Keisya masih di rumah atau sudah berangkat ke sekolah. Nathan rasa lebih baik dia bertemu dengan Keisya di sekolah saja.

"Nathan?"

Nathan menoleh cepat ke arah sumber suara. Dahinya mengerut dalam kala manik tajamnya menangkap presensi Tiara yang baru saja keluar dari rumahnya dengan seragam yang sudah melekat ditubuhnya. Hawa canggung tampak menguar dari diri Tiara, sementara Nathan kelihatan malas sekali berurusan dengan Tiara. Dia hanya sibuk menatap ke arah pintu utama rumah Tiara yang dibiarkan terbuka lebar. Mengira kalau Keisya pun sama seperti Tiara, belum berangkat sekolah.

Tiara mengikuti arah pandang Nathan. Seolah bisa membaca pikirannya Tiara pun berucap, "Keisya nggak ada" jawabnya, terdengar tidak seramah biasanya.

Nathan menoleh cepat ke arah Tiara. Dahinya tampak mengerut dalam, "Kemana?" Tanyanya to the point, membuat Tiara yakin bahwa tebakannya tidak meleset. Nathan memang sedang mencari Keisya, bukan dirinya. Dan mungkin alasan Nathan mengetahui rumahnya ini pun karena Keisya.

Perlahan Tiara pun menunjuk ke arah depan, yang membuat Nathan menoleh cepat ke arah rumah yang Tiara tunjuk. "Farrel bilang Keisya demam makannya dia nggak bisa pulang dulu" jawab Tiara dengan nada suara datarnya, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.

CROSSROADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang