Chapter 20 : Rahasia

28 3 2
                                    

"Nathan apaan sih? Kenapa lo narik tangan gue?" Pekik Keisya pada Nathan yang tiba-tiba saja menariknya menjauh dari lorong tadi.

"Akh" ringisnya ketika dia tersandung karena ulah Nathan.

Keisya pun langsung mendongakkan kepalanya ke depan, menatap punggung tegap Nathan dengan tatapan kesalnya. Nathan benar-benar seperti orang yang kesetanan sekarang. Dia mengabaikan fakta bahwa Keisya sejak tadi kesulitan untuk menyamakan langkahnya dengan langkah Nathan bahkan tersandung seperti tadi. Bukan itu saja, fakta bahwa sejak tadi Nathan membungkam mulutnya berhasil membuat Keisya semakin merasa emosional.

Tatapan Keisya turun, mengarah pada lengannya yang dicengkeram erat oleh Nathan. Lalu tanpa aba-aba, Keisya langsung  menghempaskan tangan Nathan dari lengannya sampai cengkraman tersebut terlepas. Habis sudah kesabaran Keisya. Keisya tidak bisa terus menghadapi sikap seenaknya dari Nathan tanpa alasan yang berarti. Lagipula lengannya yang memang sudah dibuat terluka oleh Melisa mulai terasa sakit karena cengkraman itu.

Refleks Nathan pun menghentikan langkahnya seketika.

Keisya memegang lengannya yang terasa sakit, lalu dia menggulirkan bola matanya ke depan, menatap punggung tegap Nathan dengan tatapan tajamnya serta nafasnya yang memburu karena perasaan emosinya juga rasa lelahnya setelah dia berusaha mati-matian menyamakan langkahnya dengan langkah Nathan.

Nathan tampak menghela napasnya panjang sebelum kemudian dia membalikkan badannya.

Manik mata mereka pun saling bertubrukan. Kali ini dengan sorot mata yang kurang bersahabat antara satu dengan yang lainnya. Atau bisa dikatakan, ini adalah kali pertama Keisya menunjukkan tatapan sekesal ini pada Nathan setelah biasanya Keisya lah yang selalu menunjukkan respon canggung, ketakutan atau santai khas dari seorang Keisya.

Ya, Nathan tahu tindakannya ini pasti membuat Keisya emosi. Tapi Nathan juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa kebenaran yang baru dia ketahui dari hasil mengupingnya itu berhasil membuat darahnya mendidih. Nathan benar-benar perlu bicara dengan Keisya secepat mungkin, membahas tentang kejahatan Melisa pada Keisya juga alasan Keisya menutupi semuanya darinya. Bahkan seharusnya juga ketika Keisya terluka saat itu, Keisya memberitahukan dirinya yang notabenenya berkaitan dengan permasalahan tersebut, bukan Farrel.

"Kenapa sih lo nggak pernah bilang sama gue Kei?" Geramnya.

Keisya menatap Nathan tidak mengerti. Tentu saja karena Nathan yang tiba-tiba memberikan pertanyaan seperti itu. Memangnya apa yang tidak dia katakan pada Nathan sampai Nathan tampak semarah ini setelah dia tahu?

"Kenapa lo nggak bilang kalau kemarin lo luka karena Melisa?!"

Bibir Keisya langsung terkatup rapat-rapat. Mendadak lidahnya kelu hanya karena pertanyaan dari Nathan yang memperjelas semuanya. Ya, mungkin Keisya bisa saja mengatakan pada Nathan bahwa dia pun baru tahu alasan Melisa melukainya yang ternyata karena video yang dikirimkan oleh Nathan, atau mari persingkat semuanya di mana Keisya terluka karena Nathan. Tapi bukan ini yang Keisya mau. Karena sekalipun hari ini Nathan tidak mengetahui yang sebenarnya, Keisya akan membiarkan Nathan tidak tahu. Keisya hanya tidak ingin membuat Nathan merasa bersalah sementara di lain sisi Nathan sudah berjasa untuk menolong Tiara. Keisya juga tidak mau Nathan berakhir fokus memperdulikan dirinya hanya karena ulah Melisa. Bisa-bisa rencana Tiara untuk mendekati Nathan harus terganggu karenanya.

Ah benar, soal rencana pendekatan mereka, kenapa Tiara dan Nathan  harus berpisah seperti ini? Bukannya seharusnya mereka makan berdua di kelas? Tidak mungkin rasanya mereka selesai dengan kegiatan mereka hanya dalam waktu sesingkat ini.

Nathan mengulurkan tangannya ke depan, memegang kedua lengan Keisya dengan lembut, "Kenapa lo nggak bilang kalau semuanya karena gue, Kei?" Nada suara Nathan melemah, sementara tatapan matanya menyorot penuh rasa bersalah.

CROSSROADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang