Typo.
Vote dulu gan, matursuwon.____________________________
Selamat membaca.
______________________________Baskara dibuat bingung dengan sikap Dirgan yang sangat dingin padanya. Ya, memang anaknya dingin, tapi Dirgan tidak pernah menunjukkan sikap itu bila berbicara dengannya. Padahal tadi mereka baik-baik saja, tetapi saat ia selesai mandi, tiba-tiba saja Dirgan menjadi dingin dan ketus.
Bahkan kini Dirgan tidur dengan posisi membelakanginnya, padahal anak itu tidak bisa tidur jika tidak ada sesuatu yang dia peluk.
"Gan, lo kenapa?" Tanya Baskara dengan mengguncang pelan tubuh Dirgan. Namun tidak ada sahutan dari si empun.
"Gue ada salah sama lo? Kalau iya, bilang salah gue apa? Kenapa lo tiba-tiba jadi cuek gini, coba?" Tanya Baskara tidak sabaran.
"Gan–"
"Berisik, Bas!" Belum sempat Baskara menyelesaikan ucapannya, tapi Dirgan malah memotong dan menyentaknya. Membuat Baskara langsung mengatupkan bibirnya.
"Oke." Karena terkejut dengan sentakan Dirgan, Baskara memilih membaringkan tubuhnya menyamping, membelakangi Dirgan. Mungkin Dirgan sedang ada masalah dan belum siap bercerita padanya, jadi ia memakhluminya.
"Kalau lo ada masalah, lo boleh cerita sama gue, Gan. Lo sekarang punya gue kalau lo lupa," ujar Baskara yang kemudian memejamkan matanya. Meninggalkan Dirgan yang sedang berperang dengan batin dan pikiran.
Masalah yang dirinya hadapi kini ada sangkut pautnya dengan Baskara. Kenapa harus ayah dari Baskara? Rahangnya semakin mengeras saat kilas balik ingatan masa kelam terus berputar di otaknya. Dirgan ingin balas dendam pada orang yang membunuh orangtuanya, tapi apa? Orang itu kini sudah tiada dan hanya meninggalkan satu orang anak yang sialnya amat Dirgan cintai.
"Kenapa harus lo, Bas?" Gumamnya sangat pelan.
Harus kah ia membunuh Baskara?
____________________________
Dirgan hanya menatap datar Baskara yang sedari tadi mengoceh.
"Lo kenapa jadi dingin sama gue sih, Gan? Gue salah apa coba?" Tanya Baskara yang sedari tadi bertanya pada Dirgan walaupun tidak dijawab sama sekali dengan anak itu.
"Lo marah karena gak gue kasih jatah?"
"Apa lo marah karena gue pake sempak lo?" Ucapan Baskara itu membuat Dirgan berhenti melangkah dan menoleh kearah Baskara yang saat ini tersenyum padanya.
Mendekat pada telinga Baskara dan berbisik. "Bukan salah lo, tapi salah gue yang udah jatuh cinta sama anak pembunuh orangtua gue."
Ucapan Dirgan itu membuat senyum tampan Baskara pudar, tubuhnya mematung membiarkan Dirgan berlalu dari hadapannya. Baskara masih memproses apa yang Dirgan ucapkan. Sampai ia tersadar jika yang telah melangkah menjauh darinya.
"Gan! Maksut lo apa?" Mengejar Dirgan sembari memekik.
Berhasil menyamakan langkahnya dengan Dirgan. "Lo kenapa? Berhenti dulu, bjir!" Satu tarikan tangan Baskara berhasil mencekal pergelangan tangan Dirgan.
Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Dirgan. Tatapannya menatap tajam mata Baskara.
"Ada apa sih, Gan? Lo kenapa natap gue kayak gitu?" Tanya Baskara dengan memegang erat pergelangan tangan Dirgan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAMAWA KELABU✔
Roman pour AdolescentsEND. [Revolusi Indomilo] Aruna Harsa Dirgantara dan Baskara Sandhyatama. Kedua pemuda yang menjadi akrab karena suatu kejadian yang menimpa Baskara dan sama-sama hidup sebatang kara. Bagi Dirgan, tidak ada warna di kehidupannya setelah matahari ter...