13

1.1K 80 6
                                    

Saat melewati koridor, banyak pasang mata yang terang-terangan melirik Jevan, baik dari cewek maupun cowok, karena visual Jevan memang tak diragukan lagi. Di sekolah, Jevan termasuk tipe yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar, istilah gaulnya "nolep" Bagi Jevan, niatnya ke sekolah hanyalah untuk menimba ilmu, meskipun penampilannya bak preman pasar, kata Revan. Walau begitu, Jevan ini jajaran murid pintar di sekolahnya

Sesampainya di kelas, Jevan mendudukkan dirinya di kursi yang letaknya dekat jendela, langsung menghadap lapangan sepak bola

"Selamat pagi" sapa Pak Yuda, guru yang terkenal killer dan disegani para murid.

"Pagi, Pak!" jawab murid-murid serempak.

"baik, kali ini bapak akan membahas lanjutan dari materi kemarin. Jadi silahkan di buka bukunya" perintah Pak Yuda.

Serempak, mereka membuka buku masing-masing.

"Atom tersusun atas partikel-partikel neutron, proton, dan elektron. Banyak sekali teori atom, salah satunya teori Dalton. Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti tolak peluru..."

Pembahasan atom berlanjut hingga bel istirahat berbunyi.

Kringgggg

"Mungkin itu saja untuk hari ini. Selamat beristirahat," ucap Pak Yuda sambil keluar dari kelas IPA satu.

Ketika teman sekelasnya berlomba menuju kantin, Jevana memilih ke taman belakang sekolah, tempat langganan jevana ketika istirahat tiba, karena menurut jevana taman belakang sekolah tempat yang paling pas untuk menikmati bekal makanan, jevana membawa bekal yang ia buat tadi pagi

Saat Jevan asyik menikmati bekalnya, seseorang datang menghampiri.

"Wehh, kebiasaan kalo bawa bekel ngumpet mulu anjirr! Gue kaga dibagi" Kata jidan, yang tiba-tiba nongol

Tanpa menggubris, Jevan tetap fokus dengan makanannya

"Ishhh anjirrr, nugget helikopter guee!! " Seru jevan kesal, saat jidan seenak jidat mencomot nugget favoritnya

"Bagi satu, pelit banget jadi temen" keluh Jidan dengan wajah tengilnya

"Lo bukan temen gue?!" balas Jevan sarkas

"Jahat banget, lo, Je! Hati abang sakit, tau!" Jidan bergaya dramatis. Padahal, emang yang dikatakan jevana benar, dia aja ga tau jidan ini siapa? Tapi ni bocah satu anehnya bisa tau jevana. Selama seminggu belakangan ini, nih bocah kematian ngintilin jevana kemana-mana

"Lagian, Lo siapa sih? Ganggu ketenangan gue mulu?" tanya Jevan akhirnya

"Gue, kan udah bilang. Kalo gue jidan, dari kelas sebelah. Pinggiran itu sama kelas lo" Jevana mengerutkan alisnya, mencoba mengingat. Tapi mau sekeras apapun ia mengingat, ga bakal inget. Karena emang dia punya temen bisa di itung jari, dan ga bakal mungkin lupa

"Makanya jangan ngedekem dikelas mulu, sosialisasi jepan, sosialisasi! " Lanjutnya dengan nada menyindir

"Berisik cocot lu" Jevana menyumpal mulut jidan dengan daun selada dibaluri sambal, muka jidan pun langsung berubah menjadi merah karena kepedesan

"Anjing kamu ya! Mulut gue disumpel pake sambel, gilaa yang bener aje" Kata jidan sambil huhahh huhahhh karena kepedesan

"Rugii dong!" Sambung jevana sambil berlalu pergi, meninggalkan jidan dengan muka merah menahan pedas

"Si Jepan, kek psikopat anjir..." gumam Jidan sambil menuju kantin untuk mencari es, meredakan pedasnya.

Di belahan dunia lain

Tok tok tok
"Masukk" Ujar orang didalam ruangan tersebut

"Ini ada berkas, yang harus ditanda tangani pak" Ucap orang yang mengetuk pintunya barusan

RUSUH jaehyun ft 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang