2

592 37 0
                                    

               بسم الله الرحمن الرحيم

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE OKY

                   ෆ HAPPY READING ෆ

Hari ini adalah hari dimana raya akan di antar menuju pesantren, raya sangat terpaksa akan hal ini.

Bukankah 3 bulan lagi ia akan lulus sekolah, mengapa harus sekarang?, Bagaimana jika ia tidak mendapatkan teman sama sekali di sana.

"Raya ayo sayang kita berangkat"

"Bun bisa GK sih di batalin aja, lagian 3 bulan lagi juga raya kan lulus, kenapa harus sekarang Bun?"

Yumna menepuk pundak raya sembari berkata.

"Sayang, ini yg terbaik buat kamu, ayah sama bunda GK mau kamu ngelakuin yg aneh² karna pergaulan bebas"

Raya memutar bola matanya malas, sebenarnya ia sangat tidak ingin, lagi pula raya juga tidak akan melakukan hal yang aneh.

Dengan berat hati raya melangkahkan kakinya menuju mobil, setelah dirasa tidak ada yg tertinggal, Iqbal pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

                            ෆ ๑♡๑ ෆ

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam, merekapun sampai di pondok pesantren Nurul iman, mobil merekapun terparkir rapih di samping ndalem.

Iqbal dengan sengaja membukakan pintu mobil untuk putri nya itu.

"Ayo turun" ucap Iqbal.

Dengan berat hati, raya turun dari mobil, sebenarnya raya ingin menangis saat ini juga, tapi ia tahu, orang tuanya tidak akan menanggapi tangisan nya itu, bisa di bilang, tangisan raya akan sia sia.

"Ayo sayang" ucap Yumna yg merangkul putri nya ini.

Mereka terus berjalan menuju pintu ndalem, tepat di depan pintu ndalem, air mata raya menetes begitu saja, sekuat apapun ia menahan tangisnya, jika hatinya merasa tersakiti, air mata itu akan jatuh dengan sendirinya.

dengan cepat raya menyeka air mata nya itu, ia pun menarik nafas panjang dan menghembuskan nafas nya dengan kasar.

TOK TOK TOK

Iqbal mulai mengetuk pintu ndalem, tidak lama pintu pun terbuka menampakan gadis yg tidak jauh cantik dari raya, ya, ia adalah anak kedua dari pemilik pondok pesantren ini, tepatnya ia adalah adik dari Navarro erza denandra, Gus varro (suami raya) ia bernama tianara Haura Alkina, panggil saja Ning Tia.

"Assalamualaikum" ucap Iqbal.

"Wa'alaikumsallam, masuk dulu, biar saya panggilkan umi dan Abi terlebih dahulu" ucap Ning Tia dengan nada yg sopan.

Merekapun masuk ke ndalem, dan mulai duduk di sofa, saat ini raya hanya bisa terdiam menunduk terdiam diri, entahlah rasanya ingin sekali ia pergi saat ini, jika saja hari ini ia pergi dari rumah lebih pagi, mungkin sekarang ia tidak akan ada di sini.

Tidak lama Ning Tia pun datang bersama umi Sarah dan Abi Khalif, saat itu pula jantung raya berdetak tak karuan, ia Sangat bingung saat ini, umi Sarah dan Abi Khalif pun duduk di sofa begitu pula dengan Ning Tia.

Yumna dan Iqbal pun berjabat tangan dengan umi Sarah dan kyai Khalif, berbeda dengan raya, ia hanya terdiam dalam duduk nya.

"Raya, Salim dong" ucap Iqbal

Duh ngapain sih ayah nyuruh gue buat Salim segala - batin nya

Dengan berat hati, raya berdiri dari duduknya dan menghampiri umi Sarah dan Abi Khalif, setelah Salim pada umi Sarah dan berjabat tangan dengan Ning Tia, ia hanya terdiam diri.

ISTRI KECIL GUS VARRO ෆ ON GOINGෆTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang