Bab 29. Terungkap

88 5 0
                                    

Ketika tiba di rumah, Elvis membanting kesal coat yang baru saja dilepaskan ke sofa ruangan tamu. Dia melampiaskan kemarahannya setelah merasa dibohongi oleh Edeline. Dokter magang sialan telah berani-beraninya mengusik ketenangan pikiran dan jiwanya.

Elvis berniat ingin menyergap dan menagih jawaban Edeline. Kesabarannya menipis setelah Edeline menggantungkan penawarannya selama seminggu—pun menghindar dari Elvis secara terang-terangan. Seolah menunjukkan bahwa gadis itu sama sekali tidak tertarik dengan penawaran yang diberikan Elvis.

Pagi hari yang benar-benar sial! Elvis malah melihat Edeline sedang bermesraan dengan Simon. Elvis masih mengingat jelas bagaimana pasrahnya Edeline ketika Simon memakaikan coat ke tubuh kurus itu. Bahkan, Elvis tidak segan-segan melayangkan tatapan tajam, seperti pedang runcing yang siap melukai ketika Edeline menyentuh lengan pria lain di depan dan menyentuh pria yang mendekat ke wajahnya.

Simon mencium Edeline?

Elvis tidak salah atas sudut pandangannya yang berdiri jauh di belakang Simon. Dia yakin saat itu Simon sedang mencium Edeline. Keyakinan pemikirannya diperkuat oleh tangan Edeline yang menyentuh pipi Simon, yang sangat menegaskan bahwa gadis itu menikmati ciuman—hingga tanpa sadar menyentuh pipi Simon.

"Sialan! Ternyata aku tertipu!" Elvis menggumam marah, sementara kedua tangan sedang mengepal kuat penuh amarah.

Elvis harus mengakui jika Edeline sukses mengacak-acak pikirannya. Konsentrasinya telah terpecah pada sosok Edeline sejak malam itu. Jujur saja, sejak Edeline masuk di lembar kehidupannya—emosi Elvis telah bergejolak aneh. Gadis itu mencuri perhatian Elvis dengan cara yang berbeda, sehingga Elvis sulit mengabaikan kehadirannya.

Padahal awalnya Elvis berencana menjadikan Edeline sebagai mainan baru untuk menghibur hatinya yang terbiasa dingin. Dia berniat menindas Edeline yang sempat bertingkah angkuh—pun berniat melihat seberapa tangguhnya Edeline yang diperlakukan tidak adil oleh Elvis.

Namun, rencana itu gagal. Ada gelombang emosi yang aneh ketika melihat Edeline bersikap ramah dan tersenyum nyaman bersama orang lain. Puncaknya adalah malam itu, malam dingin di mana Elvis mengetahui sisi tersembunyi Edeline.

Di balik sikapnya yang berusaha kuat, Edeline menyimpan sebuah rahasia yang menarik simpati Elvis. Bahkan Elvis tidak ragu memeluk tubuh kurus dan kecil Edeline. Elvis juga tak tega melihat Edeline yang gemetar ketakutan sampai memucat pasi, sehingga dia berusaha ingin menenangkan.

Di tengah-tengah ledakan gelombang emosi yang aneh itu, Elvis menahan diri sekuat tenaga untuk tidak bertindak impulsif. Akan tetapi, Elvis harus menyerah ketika pesona dan kehangatan Edeline meruntuhkan ego.

Bibir kecil yang dijamah oleh jemari begitu lembut dan juga lembab. Elvis tak tahan untuk tidak menyentuhnya, ingin merasakan langsung kelembutan yang begitu hebat memancing hasrat.

Kelembutan bibir Edeline menjadikan Elvis seperti pecandu yang ketagihan obat terlarang. Dia ingin mencicipi lagi dan lagi. Setelah momen itu Elvis terus teringat bibir Edeline yang manis dan nikmat.

"Sialan! Bisa-bisanya aku sampai tertipu!" Elvis kembali menggumam kesal.

Kekesalan yang menumpuk membuat Elvis ingin menenangkan diri sejenak. Di dalam hati dia sudah memutuskan untuk tenggelam di ruangan kerja, mungkin ketika menyibukkan diri—Elvis bisa menghilangkan bayang-bayang kemarahannya pada sosok Edeline.

Akan tetapi, pria itu teralihkan oleh pelayan rumah yang baru saja keluar dari kamar Shopia. Matanya menatap tajam pada kantong sampah cukup transparan yang menampakkan beberapa sampah bungkusan-bungkusan snack.

"Apa yang kau bawa itu?" suara Elvis terdengar tenang menegur pelayan itu, namun intonasinya penuh penekanan yang menakutkan.

"T-Tuan ... Tuan Elvis?!" pelayan itu terkejut, dia tidak tahu bahwa Elvis sudah kembali.

Bad DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang