0.4 ; Clear.

85 7 1
                                    

Dominics Side.

Pria berkaki jenjang itu memasuki mobilnya dan menaruh satu benda di depannya,

Pelacak.

Mereka berhasil menjalankan rencana mereka. membuat salah satu dari mereka mengatakan kode rahasia mereka.

"Langsung?" Tanya pria berambut kecoklatan yang berjalan menuju mobilnya yang berada di samping mobil ketuanya itu.

"Iya, keep safe Hartley"

"You too Marcell" orang bernama Hartley itu memimpin dengan Audi hitamnya itu dan menyetir layaknya orang mabuk.

"Hartley berhenti sebentar dipom bensin, kamu sama Nathan kan?" Marcell berbicara diradionya karena ia merasa akan terjadi sesuatu pada mobilnya.

"Iya, aku sekalian isi bensin." Hartley menjawab dan langsung berbelok menuju pom bensin yang tepat berada disampingnya.

Hartley lalu keluar dan mengisi bensin mobilnya itu, dan pergi menghampiri Marcell.

"Kenapa?" Hartley bertanya seakan akan ada hal yang sangat penting, karena sangat jarang sang Ketua memintanya untuk menghampirinya.

"Mobil aku kayanya rusak, mau numpang" Rasanya Hartley ingin segera memukul wajah orang itu saat itu juga, tapi ia membuang tekatnya itu jauh jauh.

"Sialan, aku kira kenapa. Yaudah masuk tuh" Marcell mematikan mesin mobilnya dan mengambil beberapa barang yang sekiranya perlu, lalu masuk dan mengambil alih kemudi, terpaksa Hartley duduk dikursi belakang padahal hampir semua anak anak Dominics tau bahwa Hartley benci duduk dikursi belakang.

Sepanjang perjalanan menuju  lokasi, Hartley hanya diam dan terus memandangi laptopnya dan tak berbicara sama sekali, dan tampaknya mereka sudah sampai

"Zuine naik ke pohon sebelah kanan, Jiffrei ke gang kecil pas sebelah markas mereka, Jonathan sama Reve ke menara bunga, aku disini sama Nathan, Hartley" Marcell memegang kendali dan memimpin masalah kali ini, ia berencana ingin masuk ke markas Dearest Nemesis, namun sepertinya ia ditahan oleh Nathan, melihat situasi yang belum kondusif.

"Ada satu cewe ngelewatin kita, Jiffrei kalau kamu buang buang waktu dengan ngomong sama benda mati aku tembak sih kepala kamu" Hartley menelihat Kaysie yang memang berjalan melewati mobil mereka bak tak tau apa apa, dan berhenti tepat didepan gang yang berada Jiffrei yang sedang mengamati bunga liar kecil, sesekali memujinya dan menghinanya karena bunga itu bau.

Hartley yang merasa tak akan ada balasan dari Jiffrei lalu keluar dan mengarahkan pistolnya ke udara, namun tak akan mengeluarkan peluru satupun, karena ia ingin bermain bersih.

Jiffrei yang mulai sadar lalu melihat kearah luar gang itu, melihat Kaysie yang bermain ponsel ia mengeluarkan senjatanya lalu hendak menusuk Kaysie dari belakang, namun satu orang berkata tidak,

Itu Aerine, yang menembak Jiffrei tepat, dilengan kanannya.

Pandangan Jiffrei mulai memburam dan akhirnya jatuh.

"Tolol bangeet sih, sialann"  Hartley mendengar suara tembakan, dan Kaysie, si target tak tumbang dan malah mulai menambah orang,

"Zuine masuk radiiiooo, Kaysie sepertinya tidak bisa bermain lagi xixi, Marcell panas panasin doong" Zuine yang melihat penampakan Kaysie yang memburuk itu tertawa geli, tampaknya Kaysie memang tak bisa beralih dari masa lalunya.

"Ga jadi, udah balik kuat lagi tuh anaknya, oh ya Marcell to Revendy, si Deora dimana?" Marcell melihat sekeliling dan tak menemukan satu anggota Dearest Nemesis yang kurang, Deora.

I See You. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang