0.3 ; Shoot.

95 13 0
                                    

Hari ini aku sudah kembali ke kantorku, eh! Bukan maksudku basecamp ku bersama teman temanku.

"Nilaaan" aku memasuki basecamp itu dan disini terasa.. hampa.

Aku lalu masuk keruangan khusus yang memang lumayan jauh dari pintu utama, aku lalu melihat ketiga orang itu tak berkutik dari monitor yang berisikan data data.

"Hey?" Aku memanggil mereka dengan pelan, dan hanya satu orang yang menoleh, wanita berambut pendek bernama Minea Kellyn.

"Selamat datang kembali dirumah Aerine, sini deh" Minea memangilku dan menunjukan ku sesuatu. Itu rekaman pembicaraan Dominics saat aku masih ditahan.

"Kamu ngasih sampel darah ya ke Marcell?" Kali ini gadis berambut ungu tua yang menatap kearahku, sepertinya ini akan menjadi sedikit masalah.

"Iya Kay, aku juga ga bisa ngapa ngapain disana, aku juga udah minta bayaran yang setara kaya misalnya ktp, ponsel, apalagi nolak Kay, dipaksa abis abisan aku." Aku menjawab pertanyaan dari Kaysie Yaesmine, aku tau ini akan menjadi masalah, jadi aku gak bisa pergi dari masalah ini juga.

"Cih, terus dapet apa?" Kay menatapku sekali lagi dan sepertinya menginginkan jawaban yang serius.

"Pizza peperoni" aku menjawab dengan jujur, bohong itu dosa kan?

"Pftt.." Nilan sedang mengetik sesuatu namun berhenti untuk beberapa saat karena.. mungkin tertawa mendengar jawabanku?

"Oh ya Rine, pecahin password ini dong, berkas rahasia si Dominics" Minea menyerahkan Laptopnya padaku, aku lalu melihat beberapa hint yang diberikan oleh sistem.

'Einstein 1902 Hongaria 1903'

"Ini anaknya si Einstein, si Lieserl, tapi ga mungkin segampang itu, terus tahun itu kita bisa tambahin belakangnya, habis itu kayanya yang bisa diambil cuma Lie nya karena ga mungkin nama orangkan mereka pakenya?" Aku menjelaskan pendapatku panjang lebar, namun tak mungkin semudah itu.

"Engga Rine, yang diambil itu Serl, habis itu ditambah sama 1 alias Eserl0203" Nilan menimbrung kepembicaraanku dan Minea, ini masuk akal juga, tapi aku merasa ada yang aneh, aku sepertinya pernah mendengar ini, aku menatap Kaysie, sepertinya ia memikirkan hal yang sama denganku.

"Kay.. coba puter rekaman Dominics sekali lagi" aku menyuruh Kaysie yang masih tak berkutik dari monitor itu, tapi rekaman itu tak memiliki gambar, hanya suara saja.

"Itu dia! Leser0203withDoms"

"Tapi Nilan.. rekaman ini semulanya berupa Video bergambar kan? Kali ini cuma suara yang keluar."

Ruangan ini menjadi hening beberapa saat, tak ada yang berani mengatakan apapun dan aku masih berusaha mencerna perkataan yang diucapkan Kaysie.

Prang!

Nilan menekan tombol emergency yang berbalutkan kaca dan aku mengambil sejanta miliknya,

"Siap siap, Nathan udah udah nipu kita, kamu dengerkan pas salah satu anak Dominics bilang 'kita harus buat salah satu dari mereka bilang kata terlarang kita.' Itu ngeaktifin seluruh pelacak yang ada disini dan disambungin ke device si Dominics." Nilan pergi mengambil baju anti peluru, bisa saja ini jadi hari terakhir kita.

Kita juga sigap mengangguk, aku lalu menggores tanganku, guna meninggalkan jejak untuk Kyms. Aku tak memakai baju anti peluru karena aku tau Dominics bukanlah tipe yang suka peperangan.

Kita semua sudah siap, lalu aku pergi keluar menuju emergency exit yang ada dibasecamp, jalan ini tersambung dengan salah satu cabang Kyms dan salah satu tempat dimana orangtua Nilan tinggal.

Orang tua Nilan adalah ahli teknis yang hebat, tapi tentu saja kemampuan Nilan masih kalah dengan keahlian salah satu Hacker yang dimiliki oleh Dominics.

"Check radio" aku mengambil radio yang ada disaku ku yang baru saja aku ambil dari lemari perlengkapan.

"Moela masuk radio, satu mobil Audi hitam four seat terparkir tepat didepan basecamp" Moel atau yang lebih kita kenal oleh Minea mengamati mobil itu melalui pohon yang lumayan rindang, tak jauh dari lokasi.

"Deora masuk radio, Kethine deket banget sama mobil Audi nya tolong lebih hati hati, perfume lu khas banget soalnya" Deora a.k.a Nilan berada tepat didepan kantor Kyms untuk mengamankan berkas tentang identitas kita yang berada diruangan itu.

"Kethine masuk radio, mereka cuma 3 orang Marcell, Nathan sama Hartley aja yang aku liat" Kethine yang pastinya adalah Kaysie melewati mobil Audi hitam itu, dan tampaknya mereka hanya ada sedikit, namun mau bagaimanapun tempat itu sudah tak aman lagi.

"Slavine masuk radio, Hartley open war, mau diladenin kah?" Aku melihat salah satu dari mereka memegang pistol dan mengarahkannya kelangit, jika kita bertarung sekarang, kemungkinan menang sangatlah sedikit karena yang datang bukanlah orang yang bisa diremehkan.

"Kethine belakang kamu!" Moela tetap mengamati dari jauh, Kethine berhenti tepat disebuah gang kecil yang tak mungkin kendaraan masuk,

"Aku ladenin aja ya" Aku pergi kearah Kethine

DOR!

Lalu menembak orang yang berada tepat dibelakang Kethine, ah.. ini orang yang aku ludahi kemarin, semoga suka dengan hadiah keduaku.

"Jangan lengah, dengan ini kita udah open war, lebih baik fokus, jangan mati konyol" aku menatap kekanan dan kekiri memastikan tempat ini aman.

"Kalo ga kuat lari ke Kyms." Aku menatap Kaysie yang masih was was dan tampak panik, aku menghela nafas, Kaysie selalu begini jika sudah berhubungan dengan Dominics.

"Aku tau dia keluargamu, tapi coba pikir, apakah Marcell masih bisa kau anggap keluarga setelah ia mencoba membunuhmu dan ibumu? Berpikir jernih Kay" aku memegang punggung Kaysie yang bergetar, tak lama sepertinya kondisi Kaysie sudah lumayan membaik.

Lalu ia menatapmu dan tersenyum, ia lalu berlari menuju mobilnya, aku rasa ia ingin berkeliling untuk melihat sekitar, siapa tau ada pasukan cadangan.

"Kethine kembali masuk radio, mereka full team, tiga orang di audi, satu kena sama si Slavine, dua ada dimenara bunga, satu lagi pohon deket sama Moela, be careful Moela.." Kethine mengelilingi rumah rumah semikitar basecamp, lalu melihat beberapa orang memakai baju hitam pekat yang tentunya bukan kita, karena warna kita adalah ungu tua.

Minea yang mendengar itu lalu celingak celinguk dan akhirnya menemukan orang itu, dia ada dipohon yang tak jauh dari tempatnya, ia membidik orang itu yang fokus pada mobil Kaysie,

DOR!

Pria yang ada didekat Minea sudah terjatuh dan mendapatkan pendarahan yanh cukup, lalu Minea menatap wajah itu, baiklah.. terimakasih atas jasamu Zuine.

Minea lalu merogoh isi pelurunya, tampaknya habis, ia lalu membalikan badan pria yang barusan ia tembak,

"Domononic baik.. minta peluru ya" Minea mengeluarkan isi kantung pria itu dan memgambil beberapa peluru

"Moela sialan!" Pria itu menahan tangan Minea, Minea dengan sigap menembak pria itu sekali lagi, Minea kira ia sudah tak sadarkan diri.

"Moela masuk radio, semua aman? Aku mau ambil mobil" Minea berjalan kearah rumah orang tua Nilan yang lumayan jauh dari tempatnya bersembunyi tadi, ia ingin mengambil mobilnya yang ia titip dirumah Nilan.

"Moela jemput Deora dulu, Deora radionya rusak jatuh katanya, tapi aku ngerasa ada yang aneh sama Hartley.. Jonathan juga dari tadi ga ada keliatan" Aku berbicara diradio sambil melihat sekitar mencari keberadaan salah satu pria yang tak terlihat batang hidungnya, sang kapten dominics, Jonathan Leenon atau yang sering disebut Domaniac.

"Kethine dimana?"

"Kethinee lagi beli kopii sebentar ya"

"Aelah sia boy boy"

I See You. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang