Kini manik biru sedang mencari benda kesayangannya yg menghilang, ia ingat sekali telah membawa benda itu dari rumah kakek aba, namun sayangnya benda itu menghilang sekarang. Dengan panik ia menggusur semua barang² dikamarnya, di dalam hati ia merapalkan doa agar benda itu ketemu"Taufan! Ini suda- YA AMPUN! INI KENAPA BERANTAKAN BEGINI!?" Teriak Putri melihat kamar Taufan berantakan, ia melihat Taufan yg tengah panicattack mencari sesuatu dengan terburu²
"Bun! Skateboard aku mana ya!? Masa ketinggalan di rumah kakek? Seingat upan udh di bawa kok!"
Putri menepuk jidatnya lalu berusaha tenang. Padahal Hali sudah menunggu Taufan di bawah, Putri khawatir Hali akan kebosanan di bawah sana
"Bunda bersihin kemarin, sana ambil di teras udh bersih" Ucap Putri membuat Taufan bernafas lega lalu mencium punggung tangan sang Ibu kemudian berlari cepat sebelum ibunya mengomel
"Ini kamar kamu gimana Taufan!?"
"Tolong Bundaku tersayang!! Upan pamit dulu!! Lup yuuu"Putri bersweetdrop melihat kelakuan anaknya yg sangat durhaka dan goblok itu
Sementara Taufan melihat sosok Halilintar yg sedang bersama dengan pemuda yg berpakaian seragam sekolah yg sama dengan mereka
"ALINNN!" Teriak Taufan berlari kecil menghampiri Hali dan pemuda itu. Manik merah yg merasa terpanggil pun menoleh, melihat Taufan tengah berlari sambil membawa skateboard nya
"Lama, kaya betina aja" Tegur Hali menatap kesal Taufan yg malah cengengesan
"Ehehehe.. Soryy Alin, tadi gue nyari skateboard gue dulu" Taufan menatap mata pemuda itu yg ditutupi kacamata visior jingga nya, Hali melihat Taufan tengah kebingungan itupun mengangkat suara
"Ajak kenalan, bukan diliatin doang"
Taufan tertawa kecil mendengar sindiran Hali, ia juga bingung knp ia hanya melihat pemuda ini? Padahal bisa saja mengajak kenalan dari pada melototin pemuda ini"Eh btw kenalin gue Taufan" Ucap Taufan dngn senyuman manis nya, Pemuda berkacamata jingga tersenyum smirk lalu membenarkan kacamata nya yg padahal sudah benar tata letaknya
"Nama gue Solar ank populer di sekolahan" Dengan narsis Solar memperkenalkan dirinya, Hali memutar bola matanya malas
Bensin kumat lagi. Batin Hali
"Wah! Populer karna apa? Karna play boy? Berandalan? Tukang bolos? Ank bully? Atau-"
"Karna dia gila nyentuh stadium akhir"
"Gigi lu stadium akhir, Gue populer karna gue ini cakep, pinter, anak sains, bla bla bla"
Akhirnya mereka berjalan sambil mendengarkan solar yg membicarakan dirinya yg sangat narsis tingkat dewa. Hanya Taufan yg masih setia mendengarkan solar, Hali? Ia malah menyumbat kedua telinganya dengan earphone, mendengarkan lagu fav nya
Hali melirik Taufan yg memerhatikan solar tanpa melihat ke depan padahal Taufan sedang menaiki skateboard nya sambil menjalan kan pelan
"Perhatiin kedepan, nnti lu nyungsep" Tegur Hali yg membuat pemuda manik itu menoleh ke Hali, baru saja ia ingin menyahuti ucapan Hali, entah perkataan Hali memang di jabah malaikat atau kesalahannya sendiri. Taufan malah tersungkur ke depan lalu hampir saja wajahnya berciuman dengan aspal, kalau saja Hali tidak cepat bertindak, ia mencengkram kerah belakang Taufan yg membuat sang empu tercekik
"Gue bilang juga apa!" ucap Hali sedikit meninggi kan suaranya
"Lu sih! Ngomong ny gitu! Dijabah malaikat kan!" si muson malah sewot
"Kampret! Udh gue tolongin malah nyalahin gue!" Hali tak kalah sewot nya
"Ya emg salah lu kok!"
"Minimal makasih lol"
"Sama sama sat"
"Goblok!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories [HIATUS]
RandomTaufan Sang manik biru yg mendapat pengalaman barunya yg pindah dari pulau rintis, bertemu dengan bundanya, Putri. Karna bundanya lah ia bertemu dengan seorang yg dikenal dengan sifat cuek bin dingin, yaitu.. Halilintar pemuda yg phobia den...