I.I | Insignia

68 2 8
                                    

Di sebuah sekolah, tepatnya di daerah Jakarta. Tiga sekawan berbeda kelas, yakni Cindy, Jinan, dan Eve sedang berkumpul di salah satu kantin sekolah. Cindy dan Jinan berada di tingkat 11 sementara Eve berada di tingkat 10. Sekolah seperti biasa saja. Memasuki semester genap ini, tidak ada perubahan berarti yang terjadi.

"Kak Cin! Bantuin gua please. Tugas Bu Kinal susah banget!" ucap Eve pintanya. Ia lalu mendorong kertas tugasnya ke hadapan kakak kelasnya, Cindy dan memaksanya untuk memegang pulpennya.

Cindy lalu mengembalikan kertas itu beserta pulpennya. "Matematika gue 60 woy, jangan tanya ke gua!" balasnya seraya menghindari membaca kertas tersebut.

Eve menoleh ke arah Jinan, namun penolakan juga terjadi. "Huft, ini harus dikumpulkan besok. Kenapa sih Bu Kinal harinya mepet-mepet melulu," gerutunya kesal. Ia membolak-balikan buku berusaha mencari jawaban.

Jinan yang duduk disampin kanan Eve, kemudian bergeser mendekatinya. Tangan kirinya meraih pundak kiri Eve dan menempuknya. Saat Eve menoleh, tangan kanannya menunjuk kepada seseorang, "Noh, temen seangkatan lu, tanya aja sama dia!" ujarnya.

Eve melihat ke sosok yang di tunjuk, "Oh, dia mah pinter. Tapi curse of knowledge gitu!" ucapnya.

"Kenapa lo gak ke kakak lo aja sih?" tambah Jinan.

Wajah Eve lalu berubah masam saat mendengar kakaknya disebut. "Mana mau dia bantu, hobinya liat gua dimarahin gara-gara nilai jelek!" terangnya.

Setelah berbincang cukup lama, bel istirahat makan siang telah berbunyi, menandakan waktu istirahat telah selesai. Setelah keluar dari area kantin, mereka berpisah sebelum ke kelasnya masing-masing.

"Aku duluan ya, Bos Ji, Bos Cin," ucap Eve sebelum pergi ke kelasnya.

Jinan dan Cindy menyapa balik sebelum berpisah dan kembali ke kelasnya. Jinan berada di kelas IPA sementara Cindy di kelas IPS.

Sesaat sebelum mereka beranjak, terjadi kegaduhan tepat di gerbang antara parkiran dengan area sekolah. Cindy dan Jinan menghentikan langkahnya sementara Eve kembali berlari menuju mereka karena penasaran.

"Ada apa?" tanya Eve.

Cindy dan Jinan hanya menggelengkan kepala. Yang hanya mereka dapat lihat kali ini hanyalah debu dari puing-puing. Dari debu-debu yang berterbangan, mereka dapat mendengar jeritan siswa-siswi setelah setiap kilatan cahaya terpancar dari debu-debu tersebut.

Setelah debu itu menghilang, nampak sosok wanita berpakaian bak seorang bangsawan berjalan masuk dengan latar belakang beberapa murid yang berhenti bergerak seperti patung.

Setelah debu itu menghilang, nampak sosok wanita berpakaian bak seorang bangsawan berjalan masuk dengan latar belakang beberapa murid yang berhenti bergerak seperti patung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kurayami no Shihaisha)

"Para Remaja, waktu mereka cukup banyak untuk membuatku awet muda," ucapnya. Ia melihat Cindy dan Eve yang terpaku disana. Kedua mata mereka saling bertatap.

HourglassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang