E.Z | Champagne

10 1 0
                                    

Setelah kejadian tersebut, Shani dan Jinan segera dibawa ke Rumah Sakit untuk diberikan penangan. Jinan diberikan bius energi oleh Kinal untuk mengembalikan Elemen Waktu, Hourglass agar tubuhnya dapat bergerak kembali.

Sementara di kasur samping, Shani terluka parah. Luka di punggungnya serta pada bagian kepalanya akibat hantaman dirinya dengan sekitar membuatnya hingga saat ini belum sadar.

Saat Jinan terbangun, ia melihat Cindy dan Eve sudah duduk di sampingnya. Cindy sedang bermain ponsel sementara Eve sedang duduk di lantai mengganti kanal televisi.

"Aku udah balik kan?" tanya Jinan saat terbangun.

Cindy tersenyum saat mendengarnya dan membalasnya dengan memberikan dadah.

Kinal yang mendengar suara itu segera ke bilik sebelah untuk mengeceknya. "Hai, Jinan, sudah merasa enakan?" ucapnya halus.

Jinan mengangguk, kemudian melihat sekitarnya. Ia melihat ke bilik sebelah yang samar-samar tertutup tirai. Ia menunjuk ke bilik tersebut kemudian berkata, "Itu..., Ci Shani?"

Kinal mengangguk dan menjelaskan sedikit apa yang terjadi.

Walau Jinan tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia masih belum berani bercerita. Melihat kekuatan sosok dari orang yang menyerang dia dan Shani pada waktu itu membuatnya benar-benar takut.

*****

Di tempat dan waktu lain, tepatnya di sebuah klub malam. Seperti biasa, Okta sedang bersama teman-temannya menghabiskan Jumat malam di tempat tersebut. Musik berputar dengan sangat kencang diiringi dengan sorak-sorakan pengunjung.

Di ruangan khusus itu, duduk di depannya seseorang yang tengah menemuinya dengan wajah serius. Bukan orang kaleng-kaleng melainkan seorang penyanyi terkenal, dahulu sempat naik sebelum akhirnya redup kembali.

 Bukan orang kaleng-kaleng melainkan seorang penyanyi terkenal, dahulu sempat naik sebelum akhirnya redup kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mawar de Jongh as Roseville Juliana

"Kau tahu anak itu kan? Zara Adhisty. Selalu merilis musik beberapa saat setelah aku merilisnya!" ucapnya. Meja itu ia pukul dengan kepalan tangannya hingga beberapa gelas terangkat dan terjatuh kembali.

Okta lalu berdiri dan memberikan sebuah kartu kepada gadis itu. "Bagaimana untuk balas dendam mu kali ini, kamu akan bermain dulu dengan dirinya sebelum kau benar-benar menghabisinya!" bisik Okta dari sampingnya. Kartu itu ia masukkan ke dalam saku rompi gadis tersebut, kemudian ia duduk kembali.

Orang tersebut kemudian meletakkan sejumlah uang diatas meja lalu pergi.

"Ingat, jangan dipakai di tempat yang banyak orang. Kalo lo buka mulut, lo bakal berakhir kayak Osis Lentera Bangsa!" tegas Okta, ia mengambil senjatanya dan mengarahkannya tepat kepada orang tersebut.

*****

Sore hari di SMA Harapan Indah, tepatnya setelah pulang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore hari di SMA Harapan Indah, tepatnya setelah pulang sekolah. Rose, serius mengamati sosok yang selalu diintai oleh dirinya, Zara Adhisty. Saat melihatnya membuka loker, ia menghampirinya sendirian dengan membawa sepucuk kartu. "Lo Zara kan?" tegur Rose, tangan kanannya menekan loker sekolah dengan tatapan dinginnya memberikan suasana tegang.

 "Lo Zara kan?" tegur Rose, tangan kanannya menekan loker sekolah dengan tatapan dinginnya memberikan suasana tegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adhisty Zara

Zara kaget saat mendengar suara tangannya menekan besi loker itu. Ia menengok perlahan dengan sedikit gemetar. "Eh, kak Rose?" balasnya. Melihat wajahnya yang serius, kini ia agak ketakutan dan perlahan berjalan mundur.

Namun dibelakangnya terdapat tiga orang siswa dengan mata hitam serta asap hitam keluar dari mulut mereka. Ketiga orang tersebut segera menangkapnya dan memastikan ia tidak dapat kabur.

"Lo, selalu aja sengaja di depan gue, ngancurin karir gue!" bentaknya. Rose lalu mengangkat tangannya dan menampar wajahnya dengan keras.

Zara mencoba menarik kedua tangannya, tapi tiga murid itu menggenggamnya erat. "Kalian kenapa sih!" ucapnya panik sambil menengok ke masing-masing wajah murid itu.

Zara kemudian menatap Rose yang mendekatinya dengan wajah takut. "Kenapa sih, salah gue apa?" ucap Zara.

Rose menamparnya kembali, dan kini ia menegaskan dengan lebih lantang, "Lo udah hancurin karir gue! Dan sekarang gua juga bakal hancurin karir lo!".

Zara panik, ia sekuat tenaga mencoba melepaskan diri, namun genggaman mereka terlalu kuat seperti besi yang terpaku di tanah.

Rose mendekatkan salah satu tangannya yang digenggam ke depan wajah Zara. Genggaman itu lalu dibuka perlahan hingga seluruh telapaknya menjadi lurus. Sebuah kepulan asap hitam bergerak perlahan dan terhirup oleh napasnya.

"Kau akan mendengarkan diriku, dan kau akan membuat maslah sebanyak-banyaknya sampai namaku naik kembali. Kali ini kau akan benar-benar hancur sampai kau tidak dapat bangkit kembali," ucapnya sambil tertawa.

Mata Zara menghitam menandakan dirinya berada dibawah kendali Rose. Rose tersenyum dan memerintahkannya untuk segera pergi sambil mengendalikannya untuk melakukan hal buruk. "Bagaimana kita mulai dengan kau membuat status bodoh di media sosial sehingga mereka akan mulai meng-cancel dirimu!" ucapnya dengan tertawa licik.

****

Okta di tempat biasanya di malam hari, terlihat ia juga sedang mengerjakan tugas sekolahnya disana bersama teman-temannya.

Brakkk!

Pintu terbuka dengan sangat keras, membuat kaget siapapun di dalamnya. "Okta, apa yang kamu lakukan kemarin di SCBD!" tegas seseorang yang siapa lagi kalau bukan Yona.

HourglassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang