G.I | Arachnid

6 1 0
                                    

- I Z E A S [G] T B P IO II IZ -

Disebuah Taman Kota yang cukup luas di tengah kota Jakarta. Hari saat itu sudah mulai redup, orang-orang mulai meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke tempat tinggalnya masing-masing sebelum pergi.

Namun, saat hendak kembali bersama teman-temannya setelah mengerjakan tugas kelompok, salah satu dari Naga telah menunggunya disana, tepat di sebuah kursi panjang.

Jinan menahan langkah teman-temannya. "Hubungi Shani untuk bertemu di pintu masuk taman ini, ponselku mati dan aku ada janji dengannya setelah ini!" ucapnya. Ia berpindah samping untuk melindungi temannya walau gemetar.

Siapa lagi kalau bukan, Ratih. Ia mengenakan setelan jas dengan topi layaknya noni belanda pada saat itu. Ia menatap Jinan yang berdiri sebentar lalu melanjutkan jalannya diantara teman-temannya sambil gemetar.

Dalam sekejap, ia menjentikkan jarinya dan langsung terpasang sarung tangan pada kedua tangannya yang merupakan bagian daripada zirahnya. Jaring ditembakkan dari kedua tangannya ke arah mereka.

Jinan yang mendengar suara itu, mendorong sekuat tenaga teman-temannya untuk menjauh. Tekanan jaring yang kuat membuatnya terpental kesebuah pohon. Untuk beberapa saat, Jinan tak sadarkan diri akibat hempasan yang cukup kencang membuat tubuhnya shock. "Hubungi Shani dan pergi dari sini!" teriaknya kepada mereka.

Beberapa teman-temannya berhasil kabur, namun beberapa temannya juga tertangkap oleh Ratih. "Tiga menu makan malam dan satu umpan, sepertinya sudah cukup untuk hari ini," ucapnya.

Ketiga teman Jinan yang tertangkap menjerit sejadi-jadinya, mereka ketakutan melihat keadaan mereka saat ini. "Tolong, siapapun yang disini! Lepasin kami!" dengan menangis.

Ratih lalu mendekati Jinan, melihatnya tak bisa berbuat apa-apa, ia tersenyum lebar. "Jinan Safa Safira, aku tahu kamu wakil ketua OSIS dan aku tahu kamu pernah menjadi medusa oleh Ratu Kegelapan!"

"Tapi, kamu terlalu cakep buat aku habisi disini. Sama seperti temanmu Amanda yang sudah beberapa minggu menjadi bonekaku disana!" ujarnya.

"Lo apain dia!" balasnya. Wajahnya menengok ke samping seperti membuang muka saat ujung jemari tajam Ratih mulai mencolek pipinya.

Ratih tertawa, "Kalau berbicara, yang sopan!" ucapnya. Ia lalu mengarahkan tangan kanannya ke arah ketiga temannya yang terjebak di dalam jaring. Mereka bertiga mulai meringis setelah beberapa waktu sebelum akhirnya senyap.

"Sheeva, Diana, Andini!" teriak Jinan melihat ketiga temannya kini tidak bergerak, seperti saat ia pertama kali bertemu dengan Ratu Kegelapan. "Balikin Hourglass mereka!" bentak Jinan.

Ratih memberikan telunjuknya, lalu memberikan isyarat tidak dengan menggoyangkannya ke kanan dan kiri. "Aku akan bermain denganmu sejenak sambil menunggu Astra (Shani) datang!" ucapnya.

"Sayang sekali, orang serba tahu sepertimu tidak memiliki kekuatan!" ucapnya sambil tertawa.

*****

Beberapa waktu berlalu, tepat di depan gerbang taman tersebut, Shani datang bersama Cindy melihat bayangan Schwartz milik Jinan telah menunggu mereka disana.

Beberapa waktu berlalu, tepat di depan gerbang taman tersebut, Shani datang bersama Cindy melihat bayangan Schwartz milik Jinan telah menunggu mereka disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HourglassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang