OSIS gadungan⭐

24 12 1
                                    

🌞Malam🌞
Gimana Minggu nya?
Secret Fantasy kembali upload
Kalo ini Riko sarapan bareng Khaira loh!!
🔥Jangan lupa absen hadir🔥
🌟Juga bintang di bawah🌟
Votmen kalian semangat aku💗

Happy reading📍


Aura menampakkan senyumannya saat Fabregas membukakan pintu mobil untuknya.

"Tadi gua habis minum kopi," ucap Fabregas sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Lalu?"

"Pahit," Aura menoleh,

"Kok bisa?"

"Habis, kata mama diambil Aura gulanya," ucap Fabregas sambil tersenyum menatap bola mata biru Aura. Aura mendengus dan menggeleng tak percaya.

***

Khaira kembali menatap pria di depannya ini, tentu dengan tatapan tajamnya.

"Gua belum sarapan, belum mau berangkat." Ucap Khaira yang masih berada di ambang pintu. Seolah tak mengizinkan Riko untuk bertamu.

"Sama nih, belum sarapan," sengit Riko tanpa ragu. Khaira membulatkan bola matanya. Astaga cowok ini memang gila, batin Khaira frustasi.

"Oke lah, terserah Lo, ayo cepat sarapan." Khaira berbalik badan dan berjalan menuju ruang makan.

Yes!! Riko bersorak kegirangan dalam batinnya.

Mau tak mau Khaira harus membuatkan teh hangat untuk pria menyebalkan dan gila itu,

"Gimana? Manis?" tanya Khaira saat Riko mencicipi teh nya.

Riko menggeleng cepat dan kembali menaruh cangkir teh hangatnya ke atas meja makan.

"Belum pernah merasa semanis ini malahan," Khaira terkejut, ia langsung mengambil sendok teh untuk mencicipinya, hening.

"Ini hambar bego!" Khaira berjalan untuk mengambil toples gula, namun tertahan. Tentu oleh tangan Riko.

"Gausah, ini sudah enak kok," Khaira mengangkat sebelah alisnya, ia bingung.

"Lagian kalau di tambah gula sama aja hambar,"

"Kenapa, kok bisa?" bingung Khaira

"Kan gulanya kalah saing sama Khaira," jawab Riko dengan senyum berbinar-binar dan mata terpejam, ralat. Menyipit lebih sopan nya.

"Haha ini matahari juga kalah binarnya sama senyum lo," ucap Khaira ketus tanpa ekspresi, ia menggigit roti stoberinya tanpa menatap Riko. Riko menahan senyumannya. Ia berpikir. Gadis macam apa ini? Gadis itu bahkan tidak mengeluarkan ekspresi tersenyum. Atau malu-malu kucing saat dipuji atau digodanya? Riko menggeleng, menatap Khaira penuh kegelian.

***

Parkiran sekolah kini ramai oleh siswa-siswi. ada yang berteriak histeris, memotret, dan sekedar menonton.

Mobil putih bersih itu kini dikelilingi siswa-siswi. Fabregas keluar dari mobilnya tanpa memedulikan sekelilingnya. Ia kembali membukakan pintu untuk Aura.

Dengan senyum yang menghias Aura turun menyambut uluran tangan Fabregas yang ingin membantunya untuk keluar dari mobil. Aura meletakkan tangannya di uluran tangan Fabregas.

"Mulai."

"Mulai." Aura bingung, dirinya kembali bergumam. Fabregas mengerti kebingungan kenapa gadis itu mengucapkan kalimat "mulai"

"Apa yang mulai?" tanya Fabregas tangannya masih terulur dan memegang erat tangan mungil Aura.

Aura mengerjap dan menggeleng, ia baru sadar bahwa Fabregas juga mendengarnya.

"Eh, e-enggak," dengan kecanggungan Aura turun dari mobil Fabregas. Telinganya kembali mendengar dari mesin mobil yang mendekat. spontan Aura dan Fabregas yang ternyata juga mendengar menoleh untuk melihat siapa pengemudi dari mobil yang cukup mewah itu, mobil hitam yang cukup besar itu melaju dan berhenti untuk memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil Fabregas, salah. Tepat di samping Aura, Aura mundur dan terkejut. Mobil itu sama sekali tidak bisa pelan, punya rem gak sih? Batin Aura kesal.

Fabregas menarik tangan Aura untuk menepi.

"Bagus Lo begitu? Ketua OSIS!" tanya Fabregas penuh tekanan dan nada merendahkan.

Riko tertawa dan memutari mobilnya, membukakan pintu di kursi penumpang.

"Gak usah! Lain kali gua naik ojek aja! Dan lain kali gak usah bareng lagi! Kalau mau mati, mati sendiri, Lo kan kaya! Bisa beli tiket surga!" ucap Khaira data, ia kesal dengan cara mengemudi pria itu.

"Ketua OSIS gadungan!" ucap Khaira yang tak bisa berhenti menistakan Riko. Akhirnya Khaira membuang napas kesal dan berjalan menjauh.

"Gua cuman kesenangan anjir!" erang Riko, ia menendang pelan pintu mobilnya. sambutan tawa terdengar dari Fabregas. "Riko, Riko. Gua bilang Tante Eli mau?" ancam Fabregas, mata Riko melotot demi mendengar kalimat Fabregas yang menyebut nama mamanya. Fabregas adalah Abang sepupunya, umurnya lebih tua 1 tahun dari Riko.

"Gas! Gue sumpel mulut Lo pakek uang 3 juta mau?" ucap Riko emosi.

"Bang, sumpah, jangan Cepu ke Mama, gua kasih 5 juta?"

"Eh, Lo itu orang miskin anjrot, lupa?" Riko kembali melotot kan matanya saat mendengar tanggapan Fabregas barusan.

"Eh anjrit, asal Lo tahu ya. Bokap gue pemilik per-"

"Dia om gue, ya pasti tahulah. BTW yang kaya itu bokap lo bukan elu, Riko." Fabregas kembali tertawa dan kali ini dengan merangkul pundak gadis di sampingnya, Aura. Mereka berjalan menjauh meninggalkan Riko yang masih menunjukkan aksi reognya.
****










Secret fantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang