Tangan gadis itu yang sebelumnya bersembunyi di belakang, sudah berada di depan dan menunjukkan sebuah benda tajam.
Mata Linn melotot tak percaya, detak jantungnya bergerak lebih cepat dari biasanya. Gadis itu dengan cepat berlari ke arah Linn dan mencoba menusuk Linn.
Linn dengan panik mencoba menghindar dari gadis itu. Linn menggeser dirinya ke samping, sedangkan gadis itu menabrak dinding pembatas.
Tak berniat menyerah, gadis itu terus menyerang Linn. Linn tak bisa menggunakan kekuatannya, dia terlalu panik untuk mengimajinasikan sesuatu.
"Akh!" Pipi Linn tergores oleh pisau yang digunakan oleh gadis itu.
Tangan gadis itu bergetar, dia takut untuk menyerang Linn lebih dari itu. Tapi jika dia tidak menyerang, dia tidak akan keluar dari siksaan mereka.
Hingga beberapa menit, gadis itu menabrak dinding pembatas. Linn jatuh terduduk, detak jantungnya bergerak tak beraturan. Untuk turun dari rooftop dia harus melewati pintu tangga, namun pintu itu tertutup dari dalam. Entah siapa yang menutupnya.
Rasanya sebuah angin kencang datang hingga membuat gadis itu terjatuh ke belakang dinding pembatas. Mata Linn melotot, dia berlari dan berusaha memegang kaki gadis itu.
"Akh!!" teriak gadis itu.
Siswa-siswi yang berada di bawah langsung menatap ke atas dan melihat seseorang tengah terjatuh dari atas sana.
"Terlambat!" teriak Linn.
Terlambat, terlihat gadis itu sudah terjatuh ke tanah. Para siswa perempuan yang melihat kejadian itu langsung berteriak panik.
Darah bercucuran dari kepala gadis itu, Linn menatap gadis itu dari atas dengan mata yang bergetar.
"Linn!" teriak Noe dari bawah, setelah memperhatikan bahwa gadis yang berada di rooftop adalah Linn.
Para guru mendekat ke arah gadis itu dan memeriksa denyut nadinya. Namun terlambat, nyawa gadis itu telah meninggalkan tubuhnya.
Linn jatuh terduduk sambil tangannya memegang dinding pembatas itu. Darah yang terlihat pada kepala gadis itu, membuat ingatan buruknya kembali menghantui.
Terdengar suara dobrakan pintu, seorang laki-laki berlari kearah Linn dengan panik. Tubuh Linn bergetar, ingatan tentang kematian sang ibu membuat Linn semakin takut.
'Pembunuh!'
'Pembawa sial!'
'Mati!'
'Semua orang akan membenciku!'
Kalimat-kalimat itu seolah menghantui pikiran Linn. Kepala Linn pusing, pandangannya mulai mengabur. Linn pingsan.
"Linn!" Laki-laki itu dengan cepat membawa Linn pergi dari sana dan menuju UKS.
•
"AKH!"
Teriakan itu membuat semua orang di tempat itu menoleh keluar jendela dan melihat seseorang jatuh dari atas. Ralu yang melihat itu langsung melotot tak percaya.
Teriakan selanjutnya membuat Ralu benar-benar harus pergi keluar.
"LINN!"
Ralu segera membayar pesanannya dan keluar dari sana, dia membuat tiruannya untuk mengecek ke bawah. Sedangkan dirinya pergi keatas. Ralu yakin gadis yang jatuh dari atas bukanlah Linn.
Saat dia berlari, Ralu tak sengaja bertabrakan dengan seseorang.
"Aduh," gerutu Ralu.
"Hati-hati dong," sahut orang itu yang terdengar seperti suara laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELSTENEN
ФэнтезиMenggunakan sihir hitam dan melakukan perjanjian dengan iblis adalah hal yang salah. Seorang penyihir berhasil melakukan perjanjian terkutuk dan membuat masalah di masa depan. Linn dan teman-temannya bertugas menggagalkan rencara penyihir itu *** Ma...