2

64 3 0
                                    

Singkat cerita Taufan kemudian menghantarkan Halilintar menuju ke kelasnya yang di mana letaknya tidak jauh dari ruang guru jadi jika kelas tersebut ramai atau ribut akan terdengar sampai ke telinga guru, tapi anehnya tidak ada yang takut dengan hal tersebut, sehingga kadang-kadang kelas tersebut akan di tegur oleh guru piket karena kelas yang sangat berisik. Akhirnya mereka sampai ke kelas 𝐗𝐈 𝐈𝐏𝐀 1, kelas yang akan Halilintar tempati. Untuk sampai ke kelas ini tidak lama hanya memakan waktu sekitar beberapa menit dari gerbang sekolah.

"Nah li ini kelas lu, sana masuk taruh tas nya dulu gua tunggu disini karena habis ini gua mau ngajak lo ke kantin!" ucap Taufan dengan nada bersemangat.

𝑁𝑜𝑡𝑒 : 𝑇𝑎𝑢𝑓𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝐻𝑎𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑖𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠, 𝑇𝑎𝑢𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑋𝐼 𝐼𝑃𝑆  3 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑙𝑖 𝑋𝐼 𝐼𝑃𝐴 1

"Ngapain? " jawab Halilintar dengan ekspresi datar seperti papan triplek.

"Ngepet."

"Ngepet kok di kantin? "

"Gua cuma bercanda astaga, yakali gua ngajak lo ngepet di kantin."

"Lu sendiri yang jawab kayak begitu."

"Eh iya ya? "

'Gua punya kembaran kok bego banget ya?' Batin Halilintar yang sudah lelah dengan sifat kembarannya yang sengklek itu. Dia jadi bingung... Apakah benar mereka itu kembar?

"Yang bener, mau ngapain kita ke kantin? "

"Gua pengen ngenalin lu ke-"

Belum sempat Taufan melanjutkan kata katanya tapi sudah di potong duluan sama si Gledek AKA Halilintar "Ga," ucap Halilintar dengan singkat, padat, jelas.

"Biar lo dapet tem-"

"Ga perlu" baiklah, lagi dan lagi ucapan Taufan dipotong oleh si Halilintar.

"Kenapa sih? Emang kenapa? Mereka asik semua loh! Lo bakal nyesel gk temenan sama mereka. "

"Gua cuma gamau temenan sama orang yang udah kena virus dari lo"

"Ha? Emang gua bawa virus apaan? "

"Virus sengklek."

"Anj-"

Belum sempat Taufan melanjutkan omongannya tiba-tiba Halilintar menarik telinganya Taufan sampai telinganya memerah dan membuat sangat korban teriak kesakitan. Jangan pedulikan murid-murid yang menatapnya aneh "Mau ngomong apa lu? "

"T-tidak kok! Gua... Cuma mau ngomong... Anu... Anjingnya pak Dadang, NAH IYA GUA BARU INGET KEMARIN GUA DIKEJAR ANJINGNYA PAK DADANG. "

"Oh," Halilintar lalu melepaskan tangannya dari telinga Taufan dan dengan segera masuk ke dalam kelasnya untuk meletakkan tasnya tanpa menghiraukan Taufan yang masih meringis kesakitan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

School MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang